00. PROLOG

7 0 0
                                    

Wanita itu buru-buru menghapus make up nya. Dia harus kembali menjadi dirinya sendiri ketika sampai di rumah. Setelah semua sudah terhapus, dia beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Di kamar mandi, dia terus merutuki dirinya yang sangat ceroboh karena hampir saja dia membongkar rahasianya sendiri di pesta ulang tahun temannya.

"Lily, kenapa kau bodoh sekali sih! Bisa-bisanya kau tidak tau kalau Sena datang?!" ucapnya di depan cermin sambil memukul kepalanya dengan tangan.

Dia kembali mengingat kejadian tadi saat Sena datang ketika dirinya sedang menjadi Sena. Saat itu, dia segera pergi ke toilet, mengamankan diri. Tapi sialnya, dia menabrak seseorang yang sangat tidak ingin dia temui –Jung Jaehyun. Dia masih ingat jelas bagaimana ekspresi yang Jaehyun perlihatkan ; kaget, takut, terpana, dan satu ekspresi yang sangat sulit dia artikan. Waktu itu Jaehyun langsung menarik tangan Lily ke toilet laki-laki yang untungnya sedang kosong. Memorinya secara otomatis memutar ulang kejadian di dalam toilet.

"Tadi aku melihat Sena baru datang. Sekarang Sena ada di sini. Bagaimana bisa? Sena, apa kau punya semacam magic? Bisa beritahu rahasianya kepada-hmmpphh.." ucap Jaehyun hampir berteriak. Saat itu juga Lily segera membekap mulut lelaki tampan itu.

"Ssstt! Jangan teriak-teriak! Kau mau semua orang tau hah?!" balas Lily setengah berbisik. Lily langsung menarik Jaehyun ke salah satu bilik paling pojok.

"Wow wow wow! Sabar, Sena. Kau benar-benar ingin menerkamku disaat aku masih keheranan?" bisik Jaehyun tepat di telinga Lily.

Beberapa pukulan langsung mendarat di kepala Jaehyun yang langsung membuatnya berteriak kesakitan. Saat Jaehyun berteriak, pintu bilik sebelahnya terbuka. Lalu terdengar cibiran seseorang yang membuatnya panik.

"Jaehyun sialan! Kalau mau melakukan 'itu' setidaknya cari tempat yang elit, bodoh! Jangan di bilik sempit seperti itu" suara Ten menggema lalu berakhir dengan decitan pintu yang tertutup. Ten sudah pergi.

"Mampus. Tadi itu siapa? Kau kenal?" tanya Lily panik karena bertambah lagi satu orang yang hampir mengetahui rahasianya.

"Tadi itu Ten. Tem-"

"TEN?????!!!!!" potong Lily yang semakin panik saat mengetahui orang yang barusan memergokinya adalah Ten. Bagaimana tidak panik? Ten itu terkenal sebagai Lambe Turahnya kampus ini. Otomatis ini akan membuat masalahnya semakin runyam.

"Sena? Are you here?" ucap Jaehyun sambil menggerakkan tangannya di depan wajah Lily, memecahkan lamunan gadis itu.

"Hah? Apa? Oh, hei! A-aku bukan Sena, Jae!" Lily tergagap karena Jaehyun baru saja membuyarkan lamunannya.

"Kau ini mabuk ya? Kau minum berapa gelas tadi, hmm??" tanya Jaehyun mengerutkan dahinya.

Mulut Lily yang sudah terbuka kembali menutup karena bingung harus menjelaskannya pada Jaehyun. Sebenarnya bisa saja dia langsung menjelaskan kalau orang di depannya ini bukan Jung Jaehyun. Tapi, ini adalah Jung Jaehyun! Si Pangeran Disney di kampus ini! Dan, Lily menyukainya –sangat menyukainya. Kalau Lily langsung menjelaskan, pasti Jaehyun akan menganggapnya gila. Dan yang paling parah, Jaehyun pasti akan merasa jijik kepadanya lalu menjauhinya. Selama ini Lily susah payah menjalin pertemanan dengan Jaehyun walaupun tidak terlalu dekat. Lily takut usahanya untuk dekat sebagai teman dengan Jaehyun akan sia-sia begitu saja saat Jaehyun mengetahui semuanya.

"Sena? Malah bengong lagi" kali ini Jaehyun menepuk pundak Lily.

"Jae, aku pasti akan menjelaskannya. Tapi tidak sekarang. Dan, kau salah. Sena tidak punya magic. Aku yang punya magic. Sekarang, Sena ada dua. Yang tadi kau lihat di depan itu Sena yang asli. Sena yang didepanmu saat ini palsu. Yang jelas, aku bukan Sena. Kita pasti bertemu lagi saat aku sudah siap menjelaskan semuanya" Lily menjelaskan dalam satu tarikan nafas.

"Hey. Kau benar-benar mabuk rupanya hahaha"

Lily semakin panik saat Jaehyun tertawa seperti itu. Selain membuatnya terkagum-kagum, tawa itu juga pasti akan mengundang kecurigaan orang yang lalu lalang di depan toilet laki-laki. Lily segera tersadar. Dengan sangat terpaksa, tangannya diarahkan untuk membungkam mulut itu lagi. Sekarang orang yang dibungkam mulutnya langsung diam. Posisinya berubah, Jaehyun duduk di closet yang tertutup dan Lily berdiri menghadapnya. Berada di posisi seperti ini membuat Lily lebih kikuk karena saat ini Jaehyun sedang menatapnya dengan wajah serius dari bawah sana.

"Uhm.. apa kau tidak bisa berdiri saja? Aku merasa aneh dengan posisi ini"

Selesai Lily bicara, Jaehyun langsung menariknya duduk di pangkuannya. Lily yang kaget langsung menutupi wajahnya dengan tangan kecilnya. Pipinya terasa sangat panas. Lily malu! Dengan gugup, Lily langsung berdiri, membuka pintu bilik lalu pergi keluar dari toilet. Didalam terlalu panas. Lily tak kuat.

Begitu sampai di Aula, Lily melihat Sena sedang berbincang santai dengan teman-temannya. Beruntung, pintu keluar lumayan sepi, jadi Lily bisa keluar tanpa harus bertemu temannya yang lain. Lily lari dengan tergesa menuju gerbang di depannya. Saat Lily membuka pintu samping gerbang, seseorang memanggilnya –memanggil Sena lebih tepatnya. Orang itu berlari ke arahnya. Tapi ada yang janggal. Di belakang orang itu, seorang perempuan dengan gaun seperti Cinderella juga mengejarnya.

"Jaehyun! Aku disini kenapa kamu lari kesana!" ya, si Sena asli yang mengejar Jaehyun tadi

Jaehyun berhenti. Sekarang Lily bisa lari dengan tenang. Lily memperlambat kecepatannya berlari. Tinggal beberapa meter lagi dia bisa sampai di jalan raya.

Tiin.. tiin..

Sebuah mobil menurunkan kecepatannya lalu minggir ke bahu jalan, jendelanya terbuka dan orang didalamnya menanyakan sesuatu yang sangat membuat Lily terdiam beberapa detik

"Sena, ngapain dipinggir jalan gini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAKE you UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang