SELAMAT MEMBACA!
SEMOGA SUKA°°°
"Assalamualaikum semuahh." Semua penghuni kelas menatap Diva.
"Kalo ada orang salam tuh dijawab, lo semua mau jadi temennya setan hah." Lanjut Diva tidak mendengar teman-temannya menjawab salam.
"Berarti lo setannya dong va. Gue kan temen lo." Sahut Riana terkekeh. Teman sekelasnya pun ikut terkekeh, bukan terkekeh lagi tapi sudah tertawa.
Diva menatap tajam kearah Riana berjalan pelan tapi pasti akan sampai ke tempat duduknya. Riana yang melihat itu sama sekali tidak takut malah semakin tertawa.
Diva segera saja meletakkan tasnya dan duduk disamping Dara tanpa mau melihat lagi kearah Riana yang sekarang masih tertawa melihat raut wajah Diva.
"Abel mana ya kok tumben jam segini belum nongol." Ucap Dara menyadari Abel belum datang padahal sudah menunjukkan pukul 6.55 dan artinya 5 menit lagi bel masuk akan segera berbunyi.
"Iya juga ya tumben banget si Abel belum dateng, biasanya kan dia lebih awal daripada gue. Apa gue yang berangkatnya kepagian ya." Sahut Diva menengok kearah pintu kelas, barangkali saat dia menengok si Abel nongol."Lo ngga tau ri dia kemana?" Lanjut Diva bertanya kepada Riana.
Riana menggeleng. "Ngga tau gue. Dia ngga bilang apa-apa. Terakhir chattingan juga kemarin sore pas gue minta jawaban tugas sejarah."
"Coba gue telpon dulu deh." Lanjut Riana sambil merogoh ponselnya di kantong untuk menghubungi Abel.
"Heh gu-gue hampir aja te-telat." Abel datang saat Riana baru saja mau memencet tombol panggil.
"Kemana aja lo bel jam segini baru nongol." Riana yang melihat Abel seperti habis lari maraton langsung bertanya.
Bukannya menjawab tapi Abel malah mengambil minum Dara yang ada di mejanya dan langsung diteguk habis tak tersisa.
"Eh minum gue kenapa lo abisin sih. Gue kan baru aja beli tu minum buat jaga-jaga nanti kalo pas pelajaran gue haus." Dara memperlihatkan raut wajah kesal saat Abel meneguk habis air minumnya.
"Nanti gue ganti deh ra, gue haus banget habis lari dari ujung jalan sono." Jawab Abel yang nafasnya masih tidak teratur sambil menunjuk kearah pintu.
"Ngapa–"
"Selamat pagi." Belum sempat Diva menuntaskan kalimatnya ke Abel, bu indi sudah datang.
"Pagi bu." Jawab serempak satu kelas.
°°°
Kringg...kringg..kringgg
"Akhirnya istirahat juga. Pusing banget gue mana laper lagi." Ujar Diva merenggangkan tangannya untuk melemaskan otot-otot setelah ia duduk diam beberapa jam sok-sokan memperhatikan pelajaran padahal nyatanya dia tidak paham sama sekali.
"Cus ke kantin cacing-cacing dalem perut gue udah pada minta jatah makan ni." Ucap Abel sambil mengelus perut ratanya.
Dalam perjalanan tentu saja mereka tidak diam saja. Mereka tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas untuk melihat kakak-kakak kelas yang pastinya cogan semua. Tapi itu tidak berlaku untuk Abel. Abel tidak tertarik untuk melihat-lihat cowo. Jika ditanya siapa diantara mereka berempat yang paling cuek soal cowo? Jawabanya sudah pasti Abel. Dia hanya melihat ketiga temannya yang heboh daritadi.
"Liat tuh kak El kakak kelas 12 ganteng banget banget banget kan. Dia kan katanya most wanted disekolah ini. Kalo gue bisa dapetin tuh cowok bisa dipastikan gue bakal tobat liat-liat para cogan deh."
Abel hanya melirik sedikit, penasaran seganteng apa sih cowok yang sampai dibilang ganteng banget banget banget oleh Diva ini?
'Lumayan juga sih' batin Abel.
Tak terasa mereka sudah sampai di kantin. Mereka memilih tempat duduk dekat pintu dan tentu saja dekat mbak yumi—penjual dikantin itu.
"Lo pada mau makan apa biar gue yang pesen." Tawar Riana.
"Bakso sama es teh lemon aja deh." Sahut Abel.
"Lo berdua?"
"Samain aja sama Abel." Jawab Diva Dara serempak.
Riana hanya mengangguk langsung beranjak meninggalkan mereka bertiga.
Sepeninggal Riana, Diva dan Dara sibuk dengan ponselnya masing-masing, sedangkan Abel melihat-lihat aktivitas orang di dalam kantin. Tak sengaja dia melihat cowok yang disebut Diva tadi—El juga sedang melihat kearahnya. Abel langsung mengalihkan pandangan kearah lain untuk menghindari tatapan mereka bertemu. Bukannya kantin kelas 12 diatas ya? Itu yang ada dalam pikiran Abel sekarang.
"Liat apa sih bel." Abel mengalihkan pandangan ke Riana yang sedang bertanya dihadapannya.
"Ngg–"
"Ini pesanannya. Bakso 4, es teh lemon 4." Belum sempat menjawab pertanyaan Riana makanan mereka sudah datang yang tentu saja bisa mengalihkan percakapannya tadi.
°°°
Hai, gimana nih komentar kalian sama awal cerita ini?
SEMOGA SUKA!
KAMU SEDANG MEMBACA
NIEL
Teen FictionEL- laki-laki dingin yang menyukai gadis angkatan tahun ini. El tak sengaja melihat gadis itu. Dimata El dia sangat menarik. El juga tidak tau mengapa dia langsung menyukai gadis itu padahal dia sama sekali tidak kenal?