Orderan 01

54 6 0
                                    


Perkenalkan, Dika, mahasiswa jurusan seni lukis. Mahasiswa tahun ke 2 ini lagi nikmatin libur semester sambil jongkok di emperan ruko kosong sambil nyebat. Nggak, Dika nggak lagi berak. Dia lagi melototin layar handphonenya nunggu orderan masuk. Yeah, Dika ngojol selama liburan.

Karna hobi, bukan karna dorongan duit. Tiap bulan ada transferan dari bapak, tapi dengan senyum cuan-nya, Dika tetep batu nyari duit sendiri.

"Biar gue bisa banggain lukisan gue yang beli cet pakai duit sendiri, calon mantu idaman kan hehehe."

Kaki Dika mulai kesemutan sebelah. Ngelempar puntung rokoknya, Dika njelosor, masih sambil melototin layarnya. Angin siang itu lumayan enak buat bobo, ditambah Dika sendirian di emperan situ, bikin dia lonely gak ada temen ngobrol. Mata sipitnya mulai berat. Tepat sebelum jidatnya benjol kena ujung handphonenya, Bunyi notif orderan masuk bikin matanya jadi 1000 Watt. Notif tidak santai itu membuat senyum di bibir Dika melebar, nggak jadi nguap.

Mengecek aplikasi ojolnya, Dika nyambi pakai jaket hitam-ijo dengan logo 'grape'. Titik penjemputannya nggak jauh dari sini. Dika ngebuka chatroom, meminta sang kliennya agar standby di titiknya. Dika lagi nggak minat muter-muter nyari yang order-kayak kemaren- yang ternyata seorang bocah akhir SD yang malah main bola di lapangan yang jaraknya tiga meteran dari titik.

Dika menghidupkan motornya, siap gas menjemput uang pas handphone di kantongnya bergetar karna telpon masuk. Dari orang yang pesan jasa ojol Dika. Dengan alis terangkat, Dika mengusap layar handphonenya lalu mendekatkan ke telinga. Mendengar suara serak khas perokok di seberang.

"Ya mas?"

"Udah OTW mas?"

"Siap gas ini mas, ada yang mau dititip?"

"nggak sih-" Suara serak jantan diseberang terdengar ragu dan nada di ujung kalimatnya menggantung

"Oke, kalau nggak ada yang mau dititip, saya langsung gas ya mas. Ini pas di titik ya"

Dika sudah siap-siap mau mutus sambungan saat suara telfon-able mas diseberang kedengeran lagi.

"Mas, nanti sampai sini mas pura-pura jadi pacar saya ya, saya kasih tip deh!"

...

Hah?


Dika sampai melepas helm full-face nya. Berpikir salah denger. Mungkin tadi mas-nya bilang "sebelum kesini tikungin pacar orang ya buat saya."

Tapi walau telinganya udah nemplok kek cicak ke lubang speaker handphonenya pun, si mas-nya tetep ngucapin permintaan yang sama.

Dika menggaruk rambut kemerahannya hasil dari bejemur dengan gusar. Lalu dengan nafas terhembus kasar, Dika mendekatkan hanphonenya ke mulutnya.

"Roger mas."

"Gila, thanks banget mas. Saya tunggu ya!" Sambungan diputus.

Dika menghela nafas selagi mengantongi kembali handphonenya. Gak papa lah ngebantu sesekali. Toh cuman sekali ini aja mereka bakal ketemu.




Lanjut kah guys?

28-12-2020

28-12-2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Order -Story Of OjolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang