Drrrrt drrrtt
"heh Almi! Susah banget sih dihubunhin sekarang. Sombong ya lo"
"Assalamualaikum kek brou. Gada berubahnya emang"
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ibu Almira Fira. Apa kabarnya?"
"Waalakumsalam bapak Farhan Dhuha, baik. Nah begitu dong kan enak"Sudah lama sekali Mira tidak berbincang dengan sahabat karibnya sewaktu kuliah. Padahal dahulu sepertinya tidak ada alasan untuk tidak berbincang. Selalu ada saja bahan yang bisa diceritakan. Semenjak Mira sibuk dengan pekerjaan barunya mengelola cafe sekaligus kantor nya itu. Begitu juga dengan Farhan, ia baru menyelesaikan magang nya di eropa dan baru tahun ini ia akan wisuda.
"Jangan sombong - sombong lah. Gue males nih jadinya ngasih taunya"
"Ngasih tau apa?"
"Jadi beberapa hari lalu gue abis telfonan sama seseorang...."Belum selesai Farhan bicara, Mira sudah memotongnya.
"Paling sama refi kan? Bener - bener ya lo susah move on ternyata An.. An.."
"Ssstt..apa sih bukan. Makanya kalo orang ngomong tuh jangan dipotong"Mira hanya tertawa mendengarkannya. Farhan emang seru kalo dijahili apalagi mendengarkan dia bercerita, lucu! Apapun yang diceritakannya, mau itu senang atau sedih, Mira selalu tertawa.
"Hahaha oke oke maaf An.. Terus sama siapa lagi?"
"ABIM!"Deg
Sudah lama sekali Mira tidak membicarakan Abim. Abim adalah seseorang yang Mira kagumi karena ia dikenalkan oleh Refina. Hanya ditunjukkan lewat media sosial, tidak pernah bertemu apalagi menyapa. Meskipun Mira belum pernah bertemu dengannya, tapi ada rasa ketertarikan kepadanya. Entah. Ia merasa Abim laki - laki yang berbeda.
Mira tidak menyangka bahwa Abim ternyata teman satu organisasi dengan Farhan. Ia hanya bercerita tentang Abim dan baru saat itu Ia mengetahuinya. Farhan selalu saja meledeknya tentang Abim. Meskipun Farhan berteman dengan Abim, tapi Mira tidak pernah memintanya untuk didekatkan. Malu. Masa perempuan yang nembak duluan.
"E..eee.. An! Lo pasti macem - macem nih? Ngomong apa lo sama dia?"
"Hahaha inget gue pernah bilang kalo gue balik ke indo gue bakal ngasih tau dia?"
"Aaaan!! Jadi lo bongkar?! Marah ya gue sama lo"
"Hahahahaha lucu nih.. engga engga, sebenernya gue gak bilang kok. Tenang mi"
"Terus?"
"Dia ngajak lo taaruf"Detak jantung Mira saat itu berdegub cepat. Waktu seakam terhenti. Ia melamun sejenak. Namun ia tidak ingin langsung mempercayainya.
"Mi, Almi! Masih disitu kan lo?"
"Ha..iya iya masih, lo jangan ngarang deh udah. males.. males.."
"Serius mi, jadi begini..."**
Perbincangan Farhan dan Abim di telefon."Assalamualaikum.. abim apa kabar pak?"
"Waalaikumsalam.. pak farhan, baik baik gimana antum?"
"Alhamdulilaah, tentu saya juga baik pak abim. Gimana udah mau nikah ya katanya?"
"Eh antum tau dari mana?"
"Oh bener ini?"
"Maksud saya, berita ngarang dari mana itu? Saya masih belum ketemu calonnya hehe"
"Ah masa seganteng antum gak ada calonnya? Serius ini?"
"Hahaha gaada pak, kalo misalnya pak farhan ada teman dan bisa dikenalin ke saya, silahkan pak dengan senang hati."**
"Begitu ceritanya mi. Seneng kan lo?"
Begitu mendengar ceritanya, Mira masih belum sepenuhnya percaya. Ia takut dipermainkan oleh yang katanya sobatnya ini."Terus lo bilang kalo gue suka sama dia? Iya pasti"
"Engga, gue gak bilang begitu. Gue bilang..."**
"Bapak pengen yang kaya gimana? Pasti ada kriteria - kriteria khusus nih"
"Hahaha engga pak, yang penting baik. Selanjutnya kan bisa saling mengenal pada saat taaruf dan menikah nanti"
"Gua ada nih pak, teman gua banget. Kalo lo berkenan, boleh Bim. Namanya Almi, eh maksudnya Almira. Bisa dicari di instagramnya aja bim. Kalo lo tertarik dan ada kecenderungan, kasih tau gue ya"
"Al..mi..ra...."**
"Tuh kan Farhaan.. lo kok kaya ngobral gue ya?"
"Engga engga, dia ga mikir gitu kok. Dia langsung ngeiyain dan minta gue untuk tanya ke lo dulu, lo mau apa engga? Gitu katanya"
"Ini serius?"Kalo boleh jujur, perasaan Mira saat itu senang dicampur ragu - ragu. Apa benar? Benar apa? Masa iya, Abim, Abimana mau.....
Abimana dimata Mira saat itu adalah seorang yang alim, taat agama, suka mengaji dan yang terpenting baik. Ia sudah sering mendengar ceritanya dari Farhan dan juga Refina. Ia menaruh kagum terhadapnya. Tapi tidak sampai hati kalau hari ini dia mendengar berita ini. Rasanya seperti mimpi.
"Udah ya gue tau lo pasti mau. Oke? Sekarang siapin CV terbaik lo. Tapi bukan CV ngelamar kerja ya. Kalo lo gatau gimana caranya, nanti gue kasih contohnya. Oke? Yang penting isi sejujur - jujurnya. Ya?"
"Tapi An, ini serius? Maksud gue, lo gak lagi bercanda kan? Gue gamau ah kalo lo bercanda"
"YaAllah Almiii... Serius, mana ada gue bercanda soal ini sih.. lo tuh baik banget sama gue selama ini, gue mau bikin lo bahagia Mi!"
"YaAllah An...lebay banget sih..btw, makasih ya, tapi gue mau sholat istikharah dulu, nanya ke Allah, keputusan gue udah tepat apa belum"
"Oke mi, tolong kabari gue secepetnya ya! Udah dulu ya mi, Assalamualaikum"
"Waalakumsalam.."Almi langsung tersenyum sumringah. Tapi dia tidak boleh berlebihan karena prosesnya masih panjang. Bagaimana ditengah nanti ada sesuatu yang dia tidak cocok? Ia hanya ingin menyerahkan seluruh akhir dari keputusannya kepada Allah.
Hari itu Almi mencoba membuat CV nya setelah memberi kabar kepada Farhan bahwa dia menerima taaruf dari Abim. Mulai dari nama lengkapnya, artinya dari namanya, lahir tanggal berapa dan hal - hal pribadi lainnya. Ia tidak ingin mencoba membuatnya terlihat bagus hanya untuk menarik perhatian Abim terhadapnya. Ia ingin Abim mengetahui semua yang benar - benar ada didalam diri Mira.
Setelah selesai membuat CV, ia teringat dengan Refina. Selain Farhan, ada Refina yang jadi sahabatnya sewaktu kuliah. Ia ingin memberi kabar kepadanya karena berkat dia juga setahun lalu mengenalinya dengan Abim. Ia juga merupakan bagian dari sejarah perjalananku.
"Assalamualaikum ref.. lagi ngapain?"
"Waalaikumsalam, tumben nih..mana sumringah banget nih kedengarannya. Ada apa?"
"Hehe kamu pasti ga percaya deh"
"Kenapa? Ah jangan bikin penasaran gini deh"
"Aku diajak taaruf ref"
"heeei seriuss??! Sama Ady?"
"Bukan.. Abim ref"
"YaAllah ini aku ga salah denger? YaAllah YaAllah... Asli ini? Seneng banget aku Mir Mir akhirnya doaku terkabul"
"Bentar bentar, ini kamu ngedoain? YaAllah ref kamu tuh yaa"
"Iya lah aku doain terus. Makanya ini kaya gapercaya gitu"
"Hehe iya Ref, tapi ya kan taaruf nya belum ya..jadi aku gamau berekspetasi apa apa dulu deh.. doain aku ya"
"Iya iya pasti.."Setelah banyak cerita dengan Refina, akhirnya ia mengirimkan CV itu kepada Farhan yang nantinya akan dikirim langsung ke Abim.
Ting!
Farhan:
"Mi, CV Abim sudah gue kirim ke email ya, di cek sekarang."Setelah membaca pesan itu, Mira bergegas membuka emailnya di laptopnya. Ia langsung membuka attachment dan membacanya
| New email:
| from: farhandhuha@gmail.com
| Subject: CV Abimana
YOU ARE READING
Bintang
Short StoryAlmira selalu mencari, dimana bintangnya berada. Hingga akhirnya ia menemukannya, bintang itu bernama Abimana. Kekagumannya kepada Abimana akhirnya bukan hanya sekedar kagum. Mereka akan bersatu. Namun bukan perkara yang mudah untuk mencapai kesana...