Kau menertawakanku kala melihat diriku menanam sebuah bibit kecil sambil berkata, "Apa yang kau tanam? Bibit kecil dan jelek nanti juga akan mati terinjak-injak." Tak 'ku hiraukan kata-katamu, yang kulakukan hanya merawat dan menyayangi bibit tersebut.
Lama kita tak berjumpa, kau meninggalkanku tepat saat aku menanam bibit tersebut. Sekarang, bibit kecil dan jelek yang kau bilang dulu telah tumbuh menjadi bunga yang sangat indah bahkan menjadi pujaan orang-orang.
Hingga 'tak sengaja aku ketahui, ternyata kau disana malah sudah mengagumi bunga tersebut, kau mengagungkan bunga indah itu seolah lupa jika dulu saat ia masih menjadi bibit kau pernah menghinanya.
Lucu ya? Disaat aku telah lama dan merasa puas karena telah merawat bibit kecil itu hingga menjadi bunga yang indah, kau bahkan baru datang dengan lakonmu yang seolah-olah mengatakan, "Ini aku, si pecinta bunga indah ini". Padahal nyatanya, kau pembenci sosok indah ini ketika ia sedang berada dalam proses menjadi indah.
-🍅