"why I feel so lost and alone."
-Clara Mahesti***
Burung-burung bersahutan, mentari pun tak kala untuk memancarkan sinarnya, seorang gadis berlari dengan cepat demi menggapai gerbang hitam yang terlihat di depannya.
Baru saja gadis itu sampai, gerbang hitam itu sudah tertutup rapat tepat di depan wajahnya, "aduh, gimana ini?" Ucap Clara dengan kebingungan.
Clara menoleh ingin meminta pertolongan, tapi kepada siapa? Disini hanya dirinya saja yang terlambat, dia tidak melihat seorangpun yang berdiri disini sama sepertinya.
Clara melihat seorang wanita tua berbadan besar, berwajah garang sedang berjalan ke arahnya, melihatnya saja sudah membuat Clara ketakutan.
Seorang wanita membukakan gerbang hitam, kemudian kedua tangannya bersedekap dada dengan angkuh, "kamu kenapa terlambat?" Tanya Wanita itu.
Clara menunduk tidak berani mengarahkan pandangannya, "maaf bu, kesiangan."
"Sekarang, ikut saya ke ruang BK," ucap Wanita tua itu, dia berbalik mendahului Clara.
Clara mengusap dadanya, apalagi yang akan dihadapinya di ruangan itu nanti, Clara terlalu membayangkan hal-hal yang menakutkan mungkin efek kemarin melihat film horor hingga tidak bisa tidur dan berakibatkan bangun kesiangan.
Clara duduk, berhadapan dengan bu Endang, guru BK yang menyuruhnya memasuki ruangan ini tadi. "Clara Mahesti lagi-lagi kamu," ucap bu Endang sambil menunjuk gadis di depannya.
Clara diam tidak berniat untuk menjawab ucapan bu Endang guru BKnya ini.
"Kamu itu masih kelas 10, jangan berani macam-macam ya."
"Cuma satu macam kok bu," ucap Clara.
"DIAM KAMU!!"
Clara memutar bola matanya malas, dia tidak bisa membantah jika bersama wanita gendut ini.
"Kamu itu sudah saya bilangi berkali-kali. Kenapa masih telat juga? Dan itu rambut warna-warni kayak anak ayam yang dijual di SD tau gak," Bu Endang menunjuk rambut Clara.
Clara masih tetap diam.
"Kalau di tanya itu jawab."
"Loh tadi ibu bilang saya harus diam, gimana sih bu, Dasar labil."
"APA KAMU BILANG?!" Bu endang kembali berdiri dan melotot hingga Clara takut membayangkan jika tiba-tiba bola mata itu menggelinding keluar.
"Gak kenapa-"
"Permisi bu," ucap Pak Asep salah satu guru BK juga di SMA Bangsa.
Ucapan Clara terpotong hanya karena ada pak Asep dan satu pria yang tidak dikenalinya masuk ke ruangan ini.
"Iya ada apa pak?" Ucap bu Endang dengan lembut berbeda sekali dengan nada suara saat dia berbicara dengan Clara tadi, membuat Clara muak dengan tingkah laku wanita dihadapannya ini
"Ini Nathan, tadi saya lihat dia lompat dari pagar belakang, kalau begitu saya permisi dulu," ucap pak Asep setelah itu pergi meninggalkan ruang BK.
Clara menghembuskan nafasnya dengan lega setelah ini dia pasti akan di suruh keluar oleh bu Endang karena ada target selanjutnya yang harus bu Endang ekskusi lagi.
"Nathan sini," suruh bu Endang.
Nathan melangkahkan kakinya menuju kursi, yang disebelahnya terdapat perempuan yang tidak dia kenal, tumbenan sekali ada seseorang perempuan yang masuk ke ruang BK. Nathan melirik gadis di sebelahnya tampilan gadis itu sama sekali jauh dari kata rapi, baju yang kekecilan dan di keluarkan dari rok, rambut yang berwarna hitam campuran dengan hijau toska, dan sepatu berwarna putih yang sama persis dengan sepatu yang dikenakan Nathan sekarang. Mungkin ini alasan gadis itu masuk ke ruang BK.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thanks For Nathan
Teen FictionGadis dengan wajah cantik itu menitihkan air matanya, hidup yang dijalaninya benar-benar berat sekarang. Pernah tidak kalian merasakan berada di titik terendah? Merasa tidak mampu bertahan dengan semua yang dijalani sekarang, hingga merasa ingin men...