***
"Berhasil."
Jari lentiknya berada diatas kertas sambil memegang pulpen bergerak untuk menjawab semua soal yang ada.
Dia tersenyum kecil karena melihat soal terakhir begitu gampang.
".....,Opsi biner tipe Eropa dengan imbalan.Hah?"
Pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena tinta Bolpoinnya habis.
Dia melirik jarum jam didepannya. Tangannya mengambil sebuah handphone dengan harga sekitar puluhan juta.
"Hallo, tintanya habis," ucapnya berbicara dengan pria diseberang.
Klik
Beberapa detik kemudian pintu terbuka memperlihatkan seorang pria tua sambil membawa kotak yang isinya bolpoin.
"Ehm, ayah tintanya habis,"
Namanya Daffian Covid Gunawan, biasa dipanggil dengan panggilan Covid. Umur Covid kini memasuki 17Tahun.
Covid adalah seorang siswa di Harvard University yang berada di Amerika serikat.Yang disana terkenal dengan sekolah bergengsi.
Pria tua tidak lain adalah ayah Covid bernama Gunawan.
"Bagaimana tugasmu? Cepat kerjakan waktumu tinggal 5 menit lagi,"ucap Gunawan.
Covid tersenyum tipis sambil menghilangkan rasa sakit kepalanya yang kian bertambah. "Tinggal soal terakhir, yah."
Gunawan mengangguk. "Lihat ini, kamu memperoleh peringkat kedua lagi. Kenapa bisa turun seperti ini, hah?! Apa perlu Ayah buang komputer yang tidak berguna itu?" Gunawan memperlihatkan nilai yang didapatkan Covid melalui handphonenya.
Covid menunduk, "Maaf yah," ucapnya lirih.
"Cepat selesaikan tugasmu." Setelah memberikan bolpoin kepada putranya, Gunawan keluar dari kamar Covid sambil memijat pelipisnya pelan.
"Huftt, opsi biner Eropa dengan imbalan. ini dijadikan, Oh, wah gimana? jadi gini. Volatilitas 30 persen pertahun." Covid membaca soalnya seraya menulis jawabannya.
Beberapa menit berlalu. Covid mendongak lalu memijat pelan kepalanya guna menghilangkan rasa sakit kepalanya yang kian bertambah.
Setelah memastikan jawaban yang ia buat benar, Covid segera menutup bukunya dan melirik komputer kesayangannya.
Komputer yang awalnya layarnya mati kini dihidupkan. Mata Covid membulat ketika melihat akunnya berhasil di hack oleh musuhnya.
"Sial," gumamnya sambil berusaha mengembalikan akunnya.
Tringg
Muchi
Gimana kabar akunnya sayang?Seketika mata Covid memanas ketika melihat isi pesan tersebut. Rasa pening dari kepalanya kini memenuhi semua pengheliatannya.
Dia segera keluar dari aplikasi Chat
Dan segera mematikan komputernya.Hari ini sungguh sial.peringkatnya turun ,Akunnya diambil alihkan oleh musuhnya,dan jadwal pertemuan dengan bundanya otomatis sekarang dibatalkan.
"Bunda," ucapnya lirih sambil memegang kepalanya.
"Kepala Pipit sa-sakitt bunda, o-obatt..," Tangan kanannya bergerak mencari sesuatu yang bisa meredakan rasa sakit dikepalanya.
Covid menggeleng -gelengkan kepalanya agar dia bisa sadar dalam beberapa waktu kemudian. Tangannya bergetar membuka tutup botol obat. Bibirnya pucat, tangannya bergerak memasukkan beberapa biji obat kedalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COVID
Teen FictionIni adalah kisah seorang laki-laki yang tidak bisa keluar rumah, jika tidak ada hal yang terlalu penting dan gawat. kisah di mana seorang laki-laki yang bernama Covid, setiap harinya memuaskan Ayahnya dengan hasil nilai sekolahnya. Menurut Covid, ti...