02. Chemistry and math

283 55 4
                                    

│ happy reading │

.

.

.


[Name] menghela napas kecewa, maniknya dengan lesu menatap nilai tujuh puluh dengan tinta merah. Gadis itu menghela napas sedikit menyesali pilihannya untuk menyepelekan ulangan harian kimia yang dilaksanakan dua hari yang lalu, bagaimanapun godaan untuk bermain otome game lebih mendominasi daripada keinginan membuka lembaran buku kimia yang sekilas saja membuat sakit kepala.

Helaan napas penuh kekecewaan [Name] membuat teman sebangkunya, Kusaragi Sato menatapnya keheranan.

"Kenapa? Nilaimu anjlok?" tanya Sato saat melihat ekspresi penuh kekecewaan [Name], [Name] mengangguk ia memperlihatkan kertas ujiannya pada Sato.

Gadis bermarga Kusaragi itu hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat nilai yang termasuk rata rata kelas, Sato sedikit tidak mengerti tentang apa yang disesali [Name] padahal ia juga tidak diminta melakukan remidial karena nilai tugasnya yang selalu sempurna.

"Kau pasti sibuk bermain otome game yang direkomendasikan Aoi-chan" [Name] mengangguk, "Game itu sangat seru aku bahkan melewatkan jam tidurku, aku merasa buruk karena tidak bisa mengatur waktu"

"Apa kau sempat membaca buku kimia?"

"Ya aku membacanya sekilas sebelum ujian, aku hanya takut kakakku tahu tentang ini dan akan menceramahiku"

Bayangan kakak laki lakinya yang akan menceramahinya dua jam non stop sudah membayangi [Name], selain menceramahi kakaknya pasti akan langsung meng-uninstal semua game yang ada di ponsel [Name].

"Cheer up girl, kau pasti bisa mendapatkan nilai sempurna pada ujian selanjutnya. Sudahi galaumu, santai saja pasti ada fasenya kita mendapat nilai jelek. Ayo aku traktir minum"

Wajah [Name] berubah cerah, keduanya pun pergi keluar kelas menuju vending machine yang berada di samping taman. [Name] membeli dua yogurt rasa blueberry dan dua susu rasa coklat sedangkan Sato membeli orange soda, keduanya duduk di bangku taman menikmati jam istirahat yang tersisa.

"Nee [Name] bagaimana nilai matematikamu? Semua baik-baik saja kan?" tanya Sato saat ingat ulangan harian matematika dan kimia dilaksakan pada hari yang sama.

"Tentang matematika nilaiku diatas rata-rata kelas jadi aman tapi masih ada beberapa materi yang tidak aku pahami"

"Kenapa tidak bertanya pada Sakusa? Dia termasuk golongan anak pintar bukan?" usul Sato saat mengingat pemuda yang beberapa hari ini kerap pulang bersama [Name], awalnya Sato pikir itu hanya kebetulan mengingat [Name] adalah teman dekat Komori namun keduanya sering pulang bersama dalam kurun waktu seminggu terakhir kadang Sakusa akan menghampiri [Name] di ruang klub membuat Sato yakin ada sesuatu yang istimewa diantara mereka.

"Kau benar, kenapa aku tidak kepikiran? Aku akan bertanya apa dia punya waktu untuk mengajariku" kata [Name] sembari tersenyum senang.

"Ayo kembali ke kelas, bel akan berbunyi sebentar lagi" ajak Sato setelah ia menatap jam yang melingkari tangan kirinya, [Name] mengangguk, ia membuang kotak susu yang sudah kosong ke tempat sampah.

Selama perjalanan menuju kelas [Name] menemukan siluet Sakusa dan Komori yang berjalan keluar dari ruang guru.

"Sakusa, Komori" panggil [Name] sembari melambaikan tangannya, kedua pemuda yang merasa namanya terpanggil pun menoleh. Komori membalas lambaian [Name] sedangkan Sakusa hanya diam menatap ke arah [Name].

Melihat interaksi ketiganya Sato pun memberi ruang untuk mereka berbincang bincang dengan pamit menuju kelas terlebih dulu, [Name] bergerak mendekati Sakusa dan Komori.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Notice │ Sakusa KiyoomiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang