(2) {3}

20 8 0
                                    

Kelompok 3:
1. Rahma
2. Reni
3. Lina
4. Livia
5. May
6. Intan
7. Fuad
8. Noval

*Fuad:* Karma itu kan sistemnya begini kalau tak salah: kalo kamu ngelakuin hal jahat, kamu bakal dijahatin sama orang lain. Begitu pula sebaliknya, kalo kamu berbuat baik kamu akan dibaikkin lagi sama orang lain. Intinya, kita harus selalu berbuat baik kepada siapapun.

Di masyarakat kan ada nilai-nilai yang dianut, ya. Menurutku karma tuh datangnya dari situ, deh. Kek sebagai penguat nilai-nilai tersebut. Bisa juga digunakan sebagai reward and punishment bagi yang mematuhi norma atau yang melanggarnya.

Kalau di psikologi mirip sugesti, kah? Aku pun sendiri kurang tahu, tapi kayaknya karma nggak ke arah situ banget, sih. Lebih ke sebab akibat. Dan krn sebab akibatnya suka terbukti, akhirnya tersugesti ke masyarakat. Mungkin seperti itu.

Pandanganku tentang karma begitu, sih.

*Noval:* Bikin jurnal lagi nih ceritanya, oke.

Temanya karma dan sistem kerja psikologi kehidupan lagi. Wah bagus si ini, aku sendiri juga pernah ngalamin sob.

Oke langsung ke topik temanya aja yah.

Jadi karma tuh ada dua si menurut aku, tergantung apa yang pernah kita alamin di kehidupan ini.

Pertama karma bisa di masalah percintaan kalian masing-masing dalam kehidupan sehari-hari. Kedua karma bisa di masalahin dalam keberagamaan gitu, tapi aku kurang tau. Selebihnya kayak gitu kali yah.

Banyak point atau nilai-nilai yang terkandung dalam karma kehidupan. Itu semua tergantung cara kalian gimana mengatasinya. Ucapan perlu di jaga ketika mengobrol sama orang lain, entah itu kalian mengucapkan kata-kata kurang mengenakan atau menyinggung dan perasaan orang lain jangan kalian patahin. Sebab kedua hal itu bisa menimbulkan karma dalam kehidupan kita.

*Livia:* Apa sih karma, aku sih menganggap karma itu tidak ada melainkan hanya cobaan yang diberikan oleh sang pencipta, betul ngak? Atau hanya aku yang sok tau, maaf kalok gitu.

Ada yang bilang karma itu balasan, aku mengakui  kebenaran itu misalkan jika kita melakukan hal baik maka akan mendapat balasan baik juga dan sebaliknya jika kita melakukan hal buruk pasti akan mendapatkannya hal buruk juga jadi setimpa gitu.

Dan menurut aku juga nih, kata karma itu populer dikalangam remaja apalagi jika dikaitkan dengan soal percintaan. Sudahlah kalau gitu, story para bucin mulai bertindak. Aku masih mengikuti poin pertama  dari pendapat aku, kalau karma itu ngak ada dan hanya ada balasan atau cerminan diri kita sendiri dan aku percaya itu hanya cobaan dari Tuhan untuk menguji seorang hambanya.

Dan yang aku tau kata karma itu pun populer sejak berberapa tahun ini, hanya itu sih menurut aku, ini hanya pendapat aku. Jangan mentang-mentang kita beda pendapat terus kaliam nyumpahin aku dapat karma lagi ck... bercanda.

*Intan:* Jadi menurut aku Karma Psikologi adalah segala balasan apa yang telah kita perbuat di masa lalu akan timbul di masa mendatang dan mempengaruhi kesehatan mental kita.

So... maksudnya gini semisal kita dulu di masa lalu suka membully seseorang dan kemudian hari bisa saja kita mengalaminya di masa mendatang kita akan dapat merasakan apa yang orang sering bully itu rasakan. Akibatnya kita akan menyesali adanya sikap kita yang dulu, dan jika penyelasalan itu berkelanjutan terus menerus akan berdampak buruk pada psikis kita.

Jadi, karma psikologi itu datangnya dari diri sendiri, karena kita yang terlalu berpacu pada masa lalu atau rasa bersalah itu sendiri. Terlalu termenung dalam masa lalu akan dapat menghambat pola fikir di masa mendatang dan akan berdampak pada psikologi diri kita sendiri.

Atau dapat diartikan juga dengan dampak dari tingkah laku yang memunculkan penyesalan di masa mendatang. Nah, jadi kita boleh menyesal atas perbuatan yang pernah kita lakukan dulu, tapi juga dalam hal batas penyesalan yang wajar. Jangan sampai itu merusah mental psikis/psikologi diri kita sendiri.

*Lina:* Kerap dikalangan masyarakat, sering kita sebut sebagai contohnya adalah seorang gadis melihat orang tuanya bercerai dan anaknya pun saat sudah berumah tangga sama halnya bercerai juga apakah itu karma? Sering tak kita sadari sebenarnya itu bukanlah karma.

Bisa saja orang itu memiliki memori mengingat orang tuanya bercerai dan membuat dia mengalami trauma yang mendalam membuat dia kurang _respect_ dengan suaminya. Ada perasaan takut hinggap dikepalanya hingga si suami merasa diabaikan dan lebih memilih bercerai.

Itulah pandangan salah terhadap karma, karma sendiri yakni adanya perilaku sebab dan berujung akibat. Seperti halnya kata pepatah mengatakan tidak akan tersulutnya api bila tidak ada penyebabnya. Begitu pula dengan karma, apa yang kita lakukan pasti itu hasil dari yang dicapai.

Cara kerja karma sebagai contoh seorang pria selalu bermalas-malasan saat sekolahnya dulu, sering sekali pria itu melakukan pelanggaran dan tata tertib sekolah hingga pada saat dimasa depan dia akan sangat kekusahan dalam menjalankan hidupnya. Itulah yang dinamakan karma yakni hukum sebab akibat, dimana apa yang pria itu tanam itulah nanti yang akan ia tuai.

Apakah karma benar ada dalam sistem psikologi kehidupan? Saya kurang mengetahui ini tapi yang saya lihat, dalam contoh satu itu karma tidak benar-benar ada. Mungkin saja gadis itu memiliki luka dan trauma hingga pernikahannya memiliki kegagalan bukan karena karma dari orang tuanya bercerai. Namun lain sisi saya juga mempercayai karma benar adanya, seperti contoh dua. Karena apa yang didapat sesuai apa yang diperbuat.

*Rahma:* Jika membahas tentang karma, tentunya kita sering mendengar bahwa segala perbuatan jahat dari seseorang di masa yang akan datang. Karena, setiap perbuatan itu pastinya akan mendapatkan balasannya masing-masing. Apabila itu perbuatan baik, maka hasil akhirnya pun akan berbuah manis.

Karma merupakan suatu hal yang sering diabaikan oleh setiap pelaku kejahatan. Mereka tak peduli akan apa yang akan menimpanya setelah melakukan perbuatan yang sangat buruk. Yang hanya mereka tahu hanya menuruti nafsu mereka untuk melakukan kejahatannya.

Karma pun baru disadari oleh seseorang itu kala ia telah ditimpa oleh karma tersebut. Karma seringkali terasa sebagai penderitaan yang sangat menyedihkan. Bahkan, orang yang melakukan perbuatan buruk pada masa lalunya pun akan benar-benar menyesali apa yang telah dilakukannya di masa lalu.

Dalam sistem psikologi kehidupan, sebenarnya karma itu terjadi ketika seseorang mulai berpikir... kala banyak masalah yang menghadapinya, lalu terasa sangat berkaitan dengan perbuatan buruknya di masa lalu... maka, yang tertanam pada pikiran orang tersebut adalah bahwa karma telah menimpa dirinya. Pada akhirnya, kecemasan pun juga akan melanda pikirannya.

*Reni :* Karma adalah hubungan tibal balik seperti menanam lalu menuai apa yang ditanam tersebut. Beberapa orang juga percaya bahwa karma adalah balasan dari setiap perbuatan yang pernah dilakukannya. Secara tidak langsung kita sudah sering mengalami atau melihat terjadinya karma, percaya atau tidak percaya setiap perbuatan yang kita lakukan pasti ada balasannya.

Kadang kita melupakan keburukan yang pernah kita lakukan kepada orang lain dan malah mengingat keburukan yang dilakukan orang lain kepada kita. Sampai pada suatu saat dimana kita ditempatkan diposisi orang yang pernah kita perlakuan dengan buruk, hal itu membuat kita sadar dan belajar cara memperlakukan orang lain.Sadar atau tidak, kita akan merasakan posisi orang lain yang pernah kita perlakukan buruk.

*May:* Penyebab dalam kehidupan manusia itu ada dalam pikirannya, sehingga hukum karma adalah "Apa yang kamu pikirkan itulah yang terjadi," jika berpikiran negatif maka hasilnya akan negatif dan jika berpikiran positif maka hasilnya positif. Ini adalah Hukum Tuhan, jikalau kamu merasa sudah berpikiran positif tapi hasilnya masih jelek maka cara berpikirmu yang salah, mungkin cara berpikirmu masih setengah-setengah, sehingga hasil positifnya juga setengah-setengah.

Karma dalam sistem psikologi kehidupan? saya kurang mengetahuinya, jadi saya mengambil kesimpulan dari yang saya dapat dan saya pahami. Karma seseorang didunia bisa positif atau negatif, ya sesuai dengan yang telah ia pikirkan dan pilih. Jadi karma bukan dari Tuhan, melainkan diri itu sendiri memilih untuk negatif atau positif tindakannya, lalu mereka mendapatkan hasil atas tindakan yang dari awal mereka sudah pilih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jurnal Pemikiran TS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang