Humiliation🔞

281 17 3
                                    

CHAPTER INI MONMAAP KHUSUS YG UDH TUA YA- maksudnya adult. Ekhem bagi yg g nyaman boleh skip ke next chapt😙




"Jadi, lu ikut?"

"IKUT LAH!"

"Anjim g ush ngegas dong kuping gua langsung ngedengung ini njir." komplain Jeno sambil ngelus2 telinganya

"Eh iya maap tadi ditanyain Beomgyu ikut ke KFC apa engga. Btw, iya gua ikut."

•••

"Bomin, loh blm pulang?"

"Blm Hyun, masih nungguin Daeyeol hyung. Dah lu balik latihan nari aja sono."

"Ngapain nunggu Daeyeol sih tu org masih lama pulangnya, sekarang udh jam 5. Ntar lu tunggu gw aja kita pulang bareng."

"Huft...yaudah deh. Gw tunggu di depan kantin ya." Bomin akhirnya pergi ke kantin yang sudah kosong tidak ada orang dan duduk di salah satu meja.

"Hi Bomin." Bomin terkejut melihat Soobin di hadapannya

"So-soobin, annyeong." Soobin tertawa manis

"Aelah kenapa awkward banget sih. Santai aja keles."

"I-iya, maaf. Btw gw mau minta maaf soal kejadian waktu itu di lapangan. Seharusnya gw ngefilter kata² gw waktu itu."

Soobin kembali mengingat kejadian memalukan itu, dimana Bomin hanya menjawab "Gak." dan pergi melewatinya yang berlutut memegang bunga...di tengah lapangan sekolah dilihat oleh seluruh warga sekolah. Dan bahkan anak² bola sekolah lain karena saat itu mereka sedang latihan gabungan dengan sekolah lain. Yang akhirnya pun kejadian memalukan itu merajalela hingga sekolah² lain.

Bomin memang bukan orang yg terbuka, aksi babarnya pun hanya bisa ia lakukan ketika ia bersama 9 anak emas lainnya. Ia dicap sebagai anak yg judes, jutek, tapi ia hanya sulit mengekspresikan dirinya.

"Eoh tentang itu..." ketika mereka berbicara, Jeno yang diam² mengendap ke belakang Bomin dan menyumpal mulutnya menggunakan sapu tangan yang sudah dibasahi alkohol

"Mphhhhh! Ngghhhhhh!" Bomin meronta-ronta sebelum badannya melemas dan pemandangannya memburam.

"Bomin, buruan pulang yuk gw mau mandi- eh, kemana dah tu anak."

•••

(Part ini inspired from Netorare Triangle)

"Jen, lu udh buat akunnya?"

"Udh lah, tenang semuanya udh gw persiapin."

Kepala Bomin berputar sembari ia mendengar suara Soobin dan Jeno berbicara.

"Eunghhh..."

"Eh udh bangun. Tumben cepet perasaan dosis yg gw pake lumayan tinggi."

Bomin yang berusaha bangun menyadari bahwa tangannya terikat di atas kepalanya ke loker. Ia menggoyang-goyangkan tangannya berusaha melepaskan ikatan itu yg membuat suara dari loker besi tersebut.

"Shtttt...." Jeno menaruh jari telenjuknya di atas bibir Bomin dan mengusap-usap wajahnya.

Bomin bergetar ketakutan melihat tatapan Jeno dan Soobin.

The CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang