(AuthorPov)
Langkah demi langkah kaki terus berjalan menuju tujuan ditengah siang hari, ditemani dengan suara-suara bising pembicaraan siswa-siswi.
(Name) sudah melewati beberapa minggu, setelah beradaptasi sekeras mungkin untuk menyesuaikan lingkungan baru pada dirinya.
Dan mungkin jika (name) ditanyai oleh seseorang, memang yang lama lah yang masih menjadi pemenangnya.
Bukan berarti lingkungan barunya ini buruk, tapi suasananya saja yang benar-benar berbeda dengan orang-orang baru juga.
Tapi beginilah hidup, setelah selesai kita harus memulai semuanya dari awal lagi lalu mengulangi lagi, lagi, dan lagi secara terus-menerus.
Kehidupan memang sangat merepotkan.
Langkah kaki (name) pun sampai pada tempat tujuan tanpa kendala apapun, namun rasanya ada yang kurang di siang hari ini lagi.
"baiklah... aku akan makan siang dibangku dibawah pohon itu, dan yah... sendirian lagi..." kata (name) pelan
"..."
Dan beginilah hari-hari yang di lalui oleh (name) setiap waktu jam makan siang, dia hanya sendirian tidak ditemani siapapun.
Tapi lambat-laun dia sudah mulai sedikit terbiasa walaupun kadang-kadang memang merasa sangat kesepian.
"ya okey-okey... aku memang menyukai menyendiri, tapi ada saatnya aku membutuhkan teman juga..." gumam (name) pelan
"..."
"heh... padahal aku sendiri yang ingin menyendiri dengan menolak ajakan makan siang bersama. sinting"
"..."
Sesaat (name) merenungi sedih kesendiriannya lalu duduk dibangku kosong didepannya, sambil menaruh kotak bekal makan siangnya di atas meja.
Jemari-jemarinya dengan lihai membuka kain yang membungkus tempat bekalnya lalu membuka penutup kotak bekalnya.
Perasaan kesendirian yang sesaat (name) tangisi langsung sirna ketika kedua matanya berbinar-binar melihat isi kotak bekal yang dia buat sendiri.
Cepat-cepat (name) mengambil kedua sumpitnya lalu menyuapi telur dadar gulung buatannya, walaupun dia sendiri tidak yakin dengan rasanya.
Bisa dibilang itu masakan telur dadar gulung pertamanya.
"selamat makan--- nyam~ nyam~ wahh--- ternyata first time enak juga!" senang (name)
(Name) pun melahap telur dadar gulung yang kedua kalinya, lalu yang ketiga dan keempat kalinya, telur dadar gulung buatannya tetap enak.
Namun...
"asin banget!" pekik (name)
Tiba-tiba saja salah satu telur gulung itu terasa sangat asin membuat (name) cepat-cepat meminum air agar rasa asin itu hilang.
Kejutan untuk (name).
Sebenarnya, telur dadar gulung yang dimakan (name) pada suapan pertama sampai keempat bukan telur dadar gulung buatannya, melainkan ibunya.
Tadi pagi, ibunya memang sudah tidak yakin dengan telur gulung buatan (name) yang diberi garam satu sendok makan penuh.
Maka dari itulah ibunya membuat telur dadar gulung lagi saat (name) sedang mandi di dalam kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Sight [ Miya Osamu x Readers ]
Short Story[ Beberapa Chapter Masih Dalam Revisi ] "Aku.. menyukaimu.." "Sejak saat itu.. kau mau menerima ku?" Kehidupan manusia di dunia ini memang tidak akan pernah lepas dari tiga perasaan dasar yaitu perasaan sedih, senang, dan marah. Namun dia...