"Mama, lagi ngapain? Kayaknya sibuk banget?" tanya seorang gadis remaja pada sosok paruh baya yang terlihat sibuk.
"Lagi beres-beres ini, bakalan ada banyak orang nanti." jelas wanita paruh baya tersebut.
"Memangnya ada apa?" tanyanya lagi.
"Saudarimu akan ada yang menikah."
"Lalu, mengapa mama yang repot?"
"Dengar yah nak, memang saudarimu yang akan menikah. Tapi, beberapa keluarga akan menginap disini nantinya."
"Benarkah?"
"Hu'um!"
Remaja yang baru memasuki masa JHS itupun kembali terdiam, ada rasa senang yang menghampiri hatinya karena sebentar lagi rumahnya akan terasa ramai. Dia memang masih baru memasuki remaja tepatnya bangku pertama Junior High School, tapi jiwa nya masihlah anak-anak yang suka bermain. Ia pun memilih menghabiskan waktu dengan bermain HandPhone genggam keluaran lama miliknya.
Ia juga merasa senang karena tak harus bersekolah sebab mendapatkan izin untuk tidak bersekolah. Itulah mengapa ia sangat menyukai sebuah acara keluarga. Oh ayolah, siapa yang tidak suka mendapat izin saat orang lain justru dipusingkan dengan kegiatan sekolah? Aku rasa kalian juga akan setuju dengannya kan?
Waktu terus berjalan, hingga tak terasa langit mulai gelap pertanda malam telah tiba. Orang-orang yang remaja itu sebut keluarga jauhpun mulai berdatangan. Tapi entah mengapa gadis remaja itu terlihat sedih. Pasalnya orang yang datang adalah orang yang sudah tidak muda lagi. Ia kan juga ingin bermain? Alhasil, ia lebih memilih untuk bermain game offline pada HandPhone jadul miliknya.
Tepat pukul 8 malam, tamu keluarga berikutnya tiba. Gadis remaja itu tetap terlihat acuh, ia pikir mereka akan sama saja. Orang-orang yang mulai ditumbuhi uban. Tapi nyatanya senyum gadis itu akhirnya terukir. Seorang pria paruh baya datang dengan sebuah sepeda motor miliknya.
Tidak, bukan itu yang membuatnya senang. Tapi orang lain yang ikut bersamanya. Pria paruh baya itu membawa dua orang bocah yang mungkin adalah anak-anaknya.
"Ma, itu siapa?" tanya gadis itu.
"Itu keluarga kita juga namanya Hari bersama kedua anaknya Panji dan Wahyu." jelas wanita yang disebut mama.
"Mereka kakak adik?"
"Mmm, mereka bersaudara. Panji adalah kakak sementara Wahyu itu adiknya." jelas wanita itu dengan anggukan.
"Aku masih bingung."
"Hihi, yang memiliki tahi lalat di dagu itu Wahyu sementara yang tidak punya tahi lalat di dagu itu Panji."
"Hm, begitu yah."
"Yasudah, ayo kesana sapa mereka."
Gadis remaja beserta ibunya pun menyapa mereka sembari saling berjabat tangan. Mereka hanya saling berjabat tangan tanpa ada obrolan lain. Gadis itu bingung melihat dua pria itu hanya diam dan kadang mereka berdua saling mengobrol. Gadis itu juga ingin menyapa, tapi ia tak tau harus berkata apa. Jadilah, gadis itu kembali memusatkan atensinya pada HandPone genggam miliknya.
Selang beberapa menit dari pembicaraan para orang tua yang tak penting itu, kedua bocah tadi terlihat bangkit dan mulai menelusuri setiap sudut rumah sang gadis. Hal itu tak luput dari pandangan gadis itu. Ia pikir ini mungkin kesempatan baginya. Gadis itu memberanikan diri mendekati dua bocah tadi.
"Hai, kalian ngapain?" tanya gadis itu.
"Kita lagi liatin rumah ini aja kok."
"Hm, gitu yah. Kalian mau sirup lagi tidak? Aku bisa membuatkannya jika kalian menginginkannya lagi."