04 : Lonely

5.1K 871 339
                                    

Bilangnya pengen up tahun depan, tapi besok udh ganti tahun wkwkwk, jadi aku up sekarang ya 😹

🌷🌷🌷

         Ia terbangun pada pukul setengah enam pagi, pipinya terasa dingin dan ia merasakan tubuhnya begitu lemah, tapi yang membuatnya merasa aneh adalah bagaimana sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Tubuh mereka sama-sama terbungkus selimut, tapi pandangan mata Soojae yang masih mengabur masih bisa melihat kalau Kim Taehyung ada di sampingnya, bertelanjang dada. Bibir pria itu nampak kemerahan, kulit di wajahnya berminyak dan alisnya yang tebal bertautan ketika ia buru-buru melepaskan pelukan pria itu. "Jangan dilepas, aku tahu kau kedinginan. Kemarilah dan jangan bertingkah."

Suara yang luar biasa berat milik Taehyung mengalun bagai petir yang mengagetkan Soojae. Lengan kuat Taehyung, yang tadi disingkirkan si gadis--naik ke atas pusar dan melingkar erat tepat di bawah payudaranya. Soojae membeliak, matanya melotot dan meskipun ia tidak bisa melihat Taehyung secara langsung, bisa dipastikan kalau pria itu sedang tersenyum senang.

"Payudaramu terasa berat di lenganku, Soojae. Haruskah aku sedikit memijatnya?"

"Lepaskan tanganmu!"

"Itu berarti, ya?" Soojae berusaha menggeliat, ia memukul lengan kuat Taehyung dengan dua tangannya tapi gagal. Tubuhnya masih sangat lemah sekarang. "Jangan berisik atau kau akan membangunkan dua gadis kecil di bawah sana."

"Apa?"

"Maurra dan Mairra. Dua bocah itu ada di bawah, sedang tidur."

"Apa yang terjadi semalam?"

"Kau tidur denganku."

"Jawab yang benar!"

"Hm, semalam kau pergi ke toilet, lalu aku menyusulmu. Kita terlibat perdebatan kecil, aku menciummu sedikit tapi kemudian kau pingsan."

"Pingsan?"

"Yeah, karena kelelahan. Tadinya kupikir kau hamil anak pria lain."

"Jangan mengada-ngada..." bisik Soojae sengit. Taehyung terkekeh gemas, ia merapatkan tubuhnya ke tubuh mungil Soojae. Merasakan gejolak gairah ketika tubuh mereka saling berdekatan.  Mereka sebenarnya saling merasakannya, tapi berusaha untuk menepis hal tersebut.

"Tapi kenapa... kenapa mereka tidur di bawah?"

"Semalam mereka tertidur di ruang depan, benar? Tapi beberapa saat kemudian mereka terbangun dan mencarimu. Kubilang kalau kau istirahat di ruangan lain. Aku sudah meminta mereka untuk tidur bersamamu, tapi sepertinya mereka tidak bisa tidur di atas sini."

"Kenapa?"

"Katanya tidak terbiasa, mereka malah meminta kasur lipat dan langsung pulas beberapa menit kemudian."

"Anak-anak itu..." Suara Soojae seperti cicitan, dan senyuman sedih terukir di bibirnya. "Mereka anak-anak yang lucu dan jujur. Tidak seperti kakaknya yang bar-bar dan tidak tahu terima kasih."

Ditariknya napas dengan berat, bibir Soojae seperti diberi lem perekat. Lem yang berasal dari egonya. "Aku tidak mau berterima kasih padamu!"

"Hm, tidak apa-apa. Yang jelas semalam kita tidur bersama. Kau terus menepeliku, seperti cicak."

"Sial! Mana mungkin." Mulut Soojae ternganga, dan saat ia hendak mengumpat lagi, pria itu berbisik. "Semalam itu kau bahkan mendusel kedinginan. Di sini, ke dadaku, seperti bayi."

"Pembohong, lepaskan aku. Aku mau pergi." Disibaknya selimut di kakinya dan lagi-lagi ia mengumpat marah. Dimakinya Taehyung--yang bahkan hanya tersenyum santai. "Ada apa?"

Sweet Felony ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang