Gugup, itulah yang sekiranya tengah Soojae rasakan ketika ia masuk ke dalam kamar barunya. Hal pertama yang ia lihat setelah sampai di dalam adalah betapa indah ruangan itu dihias. Kelopak-kelopak bunga mawar terhampar manis di atas seprai resih, ada kelambu putih yang menaungi tempat tidur, serta lilin-lilin yang menyala romantis menerangi suasana kamar yang redup. Soojae melangkahkan kakinya ragu-ragu. Melintasi ruangan dengan hati-hati agar gaun pengantinnya tidak menyepak lilin-lilin yang berbaris di lantai.
"Dia benar-benar sinting," kata Soojae ketika melihat beberapa lembar pakaian di dalam lemari. Tangannya dengan kesal meraih satu setel piyama bunga-bunga, dan melempar jauh berbagai macam gaun seksi kurang bahan pun dengan beberapa lingerie yang menyakiti matanya.
Selesai mandi dan berganti pakaian, Soojae berdiri di balkon kamar. Menatapi pelataran rumah yang sepi. Menghirup aroma segar dari malam yang dingin. Menghirup sisa-sisa kenangan sebelum ia benar-benar melepas status lamanya. Sungguh, rasanya sangat aneh, tetapi ia berusaha untuk menikmatinya.
Beberapa menit berdiri di luar, ia akhirnya memutuskan untuk beralih ke dalam karena udara terasa semakin dingin. Ditutupnya jendela dan tirai cantik di sana. Tangannya menuangkan teh hangat dari poci kecil ke sebuah cangkir. Ia duduk di kursi, menikmati tehnya dengan khidmat sebelum seseorang datang mengetuk pintu dan merusak suasana.
"Soojae?" Ia sendiri gugup sekali, sampai meneguk ludah beberapa kali kala mendengar suara berat Taehyung di seberang sana, ia menggigit bibir dan menautkan jari-jarinya menjadi satu. Berlari melintasi ruangan dan masuk ke bawah selimut. Dibenamkannya wajahnya ke bantal. "Soojae, kenapa pintunya dikunci? Kau sudah tidur?"
Ia memejamkan mata dan menggeleng-geleng. Aduh! Haruskah ia menjawab pria itu! Tapi ia sangat gugup, ia tidak ingin berbicara atau melakukan apa pun dengannya. "Soojae, cepat buka pintunya!"
Didengarnya suara Taehyung meninggi. "Oh, aku tahu. Kau pasti ingin bermain-main denganku?"
"A-aku sudah tidur! Kau ini berisik sekali. Kau tidur di luar saja sana!"
"Hey, tidak sopan sekali memperlakukan suamimu begini. Buka!"
"Tidak! Aku sudah mengantuk. Kau tidur di kamar lain saja!"
"Lihat saja apa yang akan kulakukan. Di tempat tadi aku memang sulit sekali mengontrolmu, tapi malam ini aku benar-benar tidak akan melepaskanmu. Dasar gadis nakal."
"Aku tidak takut, kuncinya ada padaku. Wlee!"
"O ya? Kau yakin tidak ada kunci lain?"
"Tentu saja!"
"Bagaimana kalau aku punya kunci cadangannya?"
Soojae seketika memucat, ia menggigiti ujung-ujung jarinya sebelum terdengar pintu kamarnya terbuka bersama dengan langkah-langkah kaki Taehyung. Tahu-tahu pria itu sudah berdiri di sisi ranjang dan melipat tangan di depan dada. "Akan kubuat kau tidak bisa berjalan besok."
"Lepas!" Soojae terkesiap saat Taehyung dengan paksa menariknya turun dari ranjang. Mengangkat tubuh ringannya ke dalam gendongan. Soojae sontak meronta-ronta, seperti anak kecil. Taehyung dengan tidak peduli melempar Soojae ke atas sofa dan membiarkan gadis itu beringsut-ingsut ke sudut bagian lain, menjauhinya.
"Jadi begini perlakuanmu. Bagaimana bisa kau tega membiarkan suamimu terkunci di luar?"
"Masa bodo, tidur saja dengan mantan kekasih cantikmu itu."
"Siapa lagi sekarang? Clara?"
Soojae cemberut. Ia memalingkan wajah ketika Taehyung duduk di sudut sofa lain. Melepas kemejanya dan hanya sisakan sebuah kaus singlet putih yang mempertegas otot-otot keras di tubuhnya. "Soojae..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Felony ✔
FanfictionKebutuhan ekonomi telah membuat Kang Soojae nekat belajar ilmu mencopet dari sahabatnya. Di tempat hiburan malam itu, Soojae benar-benar takut karena aksinya telah digagalkan oleh sang korban. Kendati begitu, Kim Taehyung tidak keberatan kalau uangn...