Pagi hari di hari ke – 31, diawali dengan kepulangan Dirga dan Rama.
Arin dan Juan sudah pulang sejak kemarin sore, bergantian dengan Yerin, Rendy dan Kalla.
"Kalian berdua istirahat aja dulu, hari ini gak ada kerjaan. Tim Sampah sama Tim Perdagangan udah beres prokernya, soal tanggul serahin sama tukang. Juan kemarin langsung minta tolong Pak Kades buat cari pekerja baru, dan kayaknya besok atau lusa juga udah ada. Jadi, kalian full istirahat aja di Adipati," terang Wendy pada Dirga dan Rama yang terduduk di ruang tengah.
Dirga melirik anak – anak yang lain, mereka semua tampak memakai almamater, bersiap keluar.
"Katanya gak ada kerjaan? kok kaya pada mau keluar?" tanya Dirga melirik.
"Ah, ini kita mau bantu hajatan warga Dusun sini," jawab Hoshi mengeluarkan sepatunya.
"Kita itu harus mempererat hubungan sama warga dusun, mereka udah baik banget sering ngasih makan," sahut Wendy.
"Semuanya?" tanya Dirga.
Wendy mengangguk.
"Gue ikut."
Rama berdiri dari duduknya. Bersamaan dengan Arin yang keluar kamar sembari mengenakan almamater. Lengkap dengan rambut dikuncir kuda.
Merasa triggered Dirga ikutan berdiri. "Gak mungkin gue gak ikut."
Arin menatap bingung kedua lelaki yang tiba – tiba berdiri di ruang tengah, tampak tak begitu peduli, lalu langsung melengos begitu saja mengejar Juan yang sudah di halaman.
"Kak Juan! Liat ini!" semangat Arin entah membawa apa menghampiri Juan.
Pandangan Rama dan Dirga serempak mengikuti gerak Arin.
"Udah, mending jaga rumah aja lo berdua," titah Joy.
"Baru juga balik, gue aja pegel di Puskesmas duduk mulu," sahut Yerin ikutan pakai almamater.
Tapi tak ada yang menurut untuk diam, Rama dan Dirga tetap mengikuti agenda bertigabelas hari itu.
.....
Di persiapan acara hajatan, anak – anak berasa jadi babu baru yang terus menerus diminta ke sana dan ke mari. Meladeni pertanyaan – pertanyaan aneh dari para warga sekitar, bahkan sampai pernyataan – pertanyaan yang membuat bertigabelas tergelak tawa.
"Kasep, mau dijodohin sama anak Ibu gak? Anak Ibu udah 18 tahun, udah pas buat nikah. Masih perawan lagi," toel seorang Ibu pada Rama yang tengah merapihkan kabel. Rama sontak melebarkan mata terkejut, sementara anak – anak yang mendengarnya menahan tawa.
"Ih, mending Kang Lino aja ini, lebih manis, mau sama anak Ibu?" tanya Ibu ke dua pada Lino yang tersenyum canggung.
Sementara Reno berdiri dengan kaku begitu seorang Ibu muda mendekat dan tersenyum genit padanya. Reno memperhatikan Ibu – Ibu itu sejenak, karena tak nyaman dengan tatapannya, ia sekilas tersenyum untuk bersikap sopan.
Namun, begitu Ibu itu mendekat, bulu kuduk Reno langsung berdiri.
"Saya udah janda kok, Kang," senyum genit si Ibu Muda lalu pergi ke dapur hajatan malu – malu.
"Eleeuuh si Tati! Baru juga janda setahun, udah gatel!" komentar Ibu – Ibu lain.
"Kan mumpung ada yang seger di sini Buu," balas si Ibu muda, disambut tawa Ibu – Ibu lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERTIGABELAS | 47 Days With Them✔ [OPEN PO check IG allyoori]
General Fiction[B E R T I G A B E L A S] ▪︎selesai▪︎ • College but not about collegelife in campus • Semi-baku • Lokal AU 13 orang terpilih dari dua perguruan tinggi berbeda, untuk hidup bersama selama 47 hari kedepan dalam sebuah rumah yang terletak di dusun terp...