Prolog

2.8K 361 211
                                    

PRANG!!

Gelas bening melayang hingga mengenai dinding yang berada di sebelah Beomgyu. Kakaknya—Cho Soobin, sepertinya benar-benar ingin membunuh dirinya.

"APAKAH KAU SUDAH GILA?!" Suaranya meninggi, melolong layaknya auman singa—terdengar sangat menyeramkan. Rahangnya mengeras, dan kedua matanya memerah pertanda bahwa emosi sudah mengambil alih jiwanya.

Beomgyu tertawa getir. Menatap pecahan gelas yang berada di atas lantai dengan tatapan kosong. Sebenarnya, apa yang dikatakan Soobin tidak sepenuhnya salah. Dirinya memang tidak waras.

"Ya, aku sudah gila." Hanya kalimat itu yang dapat dilontarkan dari labium miliknya. Sekali lagi Beomgyu katakan, bahwa kakaknya itu tak sepenuhnya salah. Itu sebabnya ia tak melontarkan kalimat pembelaan.

Soobin menggeram, lalu meremas surai hitamnya. Kekecewaannya terhadap adik kandungnya itu, membuat dirinya tak dapat menahan diri.

"AKU BEKERJA DENGAN SUSAH PAYAH UNTUK MENGHIDUPIMU, CHO BEOMGYU!" Soobin kembali meneriakinya, menyudutkannya, dan menyalahi dirinya.

"Bekerja susah payah untuk menghidupimu."

Kalimat itu kembali membuat Beomgyu tertawa getir. Ia memberanikan diri untuk mendongak—menatap kakak kandungnya yang tengah menampilkan ekspresi kekecewaan yang mendalam.

Salah satu sudut bibir Beomgyu terangkat. "Bekerja untuk menghidupiku? Maksudmu, menggunakan uang harammu itu?"

Soobin menggeram. Tak pernah menyangka bahwa kalimat itu akan keluar dari mulut adik kesayangannya.

"Tutup mulutmu, sialan!" Jika sejak awal sudah dikuasai emosi, maka akan sulit untuk mengendalikannya di tengah perdebatan ini.

Beomgyu menatapnya dengan tatapan penuh makna. "Kau menghidupiku dengan uang haram, dan aku memakainya untuk membeli benda-benda haram. Bukankah ini setimpal, kak?" Entah keberanian darimana, Beomgyu dapat berucap demikian.

Image polos dan patuh yang selama ini Soobin lihat, seketika musnah begitu saja kala Beomgyu berkata demikian.

Akhir dari perdebatan, Beomgyu memilih untuk pergi menuju pintu keluar dan meninggalkan rumah untuk sementara. Entah kemana tujuannya, namun yang jelas ia harus segera pergi dari kekacauan ini sekaligus menenangkan dirinya, sebelum keduanya berakhir dengan saling membunuh.

 Entah kemana tujuannya, namun yang jelas ia harus segera pergi dari kekacauan ini sekaligus menenangkan dirinya, sebelum keduanya berakhir dengan saling membunuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

T R A I L E R

Who's A LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang