Prolog

10 2 0
                                    

Semilir angin seakan membelai lembut pipiku yang terpapar cahaya matahari, ku tatap langit sore yang merah merona layaknya seperti pipi gadis yang sedang dilanda asmara, perlahan aku mulai tenggelam dalam lamunan terkenang akan sebuah peristiwa dimana aku pertama kali menginjakan kaki di tempat ini, tempatku mendapatkan banyak akan pembelajaran kehidupan.

"kita sudah sampai nduk" kata ayah ku dengan senyum merekah "ini adalah pondok pesantren Al Hidayah kamu nanti mondok disini" imbuh ayah ku sambil menunjuk sebuah bangunan tua.

ya sebuah pondok kecil di daerah Jawa Tengah dengan bangunan yang sederhana, dindingnya sedikit kusam dengan arsitektur yang sudah kuno tapi masih berdiri kokoh, sepintas aku melihat hilir mudik para santri yang sedang menjalani aktivitas pondok.

"Permisi ada yang bisa saya bantu pak, buk ?" Tanya seorang gadis berjilbab biru dengan pakaian khas ala santri yang sepertinya pengurus disini.

"Oh _Njeh,_ mbak ini saya mau mendaftarkan anak saya disini" ujar bunda lembut.

"Iya mari saya antar nanti bapak sama ibu _sowan_ ke _ndalem-nya_ Bu nyai" jawab mbak-nya sambil mengantarkan kita ke ndalem yang sangat sederhana namun terkesan antik dengan arsitektur seperti rumah adat.

Setelah ayah dan bunda berbincang-bincang dengan pak yai dan Bu nyai, Kemudian kami di ajak berkeliling melihat pondok dan kamar yang akan aku tempati nanti. Ayah dan bunda pun berpamitan dengan Abah dan umik untuk menitipkan aku supaya bisa belajar disini, semula aku menjadi ragu dengan niat ku yang tadi sangat bertekad untuk mondok menjadi ciut.

" _nak_ kamu nanti ngaji disini ya sama Bu nyai, ngaji yang pinter supaya bisa mendo'akan Ayah sama bunda nanti" ujarnya lembut sembari berjongkok didepanku sambil mengelus kepalaku.

"tapi yah,,,,kia ta,,takut" ucapku terbata-bata sambil mecoba menahan air mataku, saat itu aku masih kecil baru lulus SMP ayah dan bundaku mendaftarkanku disini.

"Adzkia,,,,kamu kan sudah besar, kamu harus berani nggak apa-apa kan disini banyak temannya ya kan mbak?" Kata ayah sambil menatap seorang santri yang akan menjadi teman sekamar ku.

"Njeh pak" jawabnya dengan santun, aku pun tak bisa menolaknya itu juga sudah jadi keputusanku, aku mengantarkan ayah dan bunda sampai didepan sambil mencium tangan ayah dan bunda aku menangis untuk yang kesekian kalinya.

#Flash back off#

~ ********* ~

"Woyy....lagi ngalamun ya?" tanya si Rahma sambil menepuk pundak ku. Dia adalah sahabatku dan kita satu kamar.
"Astaghfirullah..." Jawab ku sambil memegang dada.
"Kamu lagi ngalamun apasih tak panggil dari tadi ngga jawab" ucap Rahma sambil duduk di samping ku.
"Eh,, ngga ngalamun apa apa kok"
"Lah emang ada apa ma?" tanya ku.
"Itu,, kamu tadi di cariin sama si nenek lampir di suruh piket ndalem" ucap Rahma agak kesal.
" Ya Allah, aku lupa kalo aku belum piket ndalem" Jawab ku sambil tepuk jidat.
"Makanya buruan kia,, ntar Si Mak lampir tambah marah-marah sama kamu loh" ucap Rahma.
"Iya²,, Assalamu'alaikum" ucap ku terburu- buru sambil mengucapkan salam sebelum keluar kamar.
"Wa'alaikumsalam" jawab Rahma.

Jangan Lupa Vote ya guysss...

𝓐𝓻𝓼𝔂𝓲𝓮𝓵𝓵𝓪Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang