Tahun baru. Sebuah event tahunan bagi seluruh makhluk hidup dimuka bumi ini. Salah satunya Pria yang berusia hampir menginjak 30 tahunan itu. Semalaman suntuk ditemani botol beer dan perbincangan antara dirinya juga teman temannya.
Karena itulah alasan mengapa pada awal bulan Januari ini ia masih berkalung dengan kasur dan juga selimutnya. Entah karena tidurnya yang tidak nyenyak atau memang Gojou yang sangat peka terhadap sekitar, makanya ia terbangun hanya karena suara bel apartemennya berbunyi nyaring.
Dengan rambut seputih salju yang berantakan, Gojou bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju pintu apartemennya. Dirinya bertanya tanya, siapa yang rajin sekali membunyikan belnya dipagi buta.
Saat dibuka, ia menundukkan pandangannya, ada Bocah kecil dengan jaket tebal serta tudung hoodienya. Bocah itu menatap lurus kearahnya.
"Salah alamat kamu," Ucap Gojou.
"Nih surat," bukannya merespon ucapan Gojou, sang bocah kecil itu malah memberi Gojou surat kemudian menyelonong masuk keapartemen Gojou.
Gojou membolak balikan surat yang diberi bocah kecil tadi. Surat dengan amplop putih bertuliskan namanya dan alamat apartemennya.
To : Gojou Satoru
From : you don't have to know itYa, mungkin kamu kaget dengan kedatangan bocah itu tiba tiba tapi aku bakal menjelaskan dari awal sampe akhir asal usul bocah itu.
Pertama, kamu seenaknya ninggalin aku 5 tahun yang lalu padahal jelas jelas aku hamil? Ya bodo si, gak peduli juga. Ya selama 5 tahun itu aku hidup sambil ngurus bocah itu.
Ya bener. Bocah itu, namanya Arta by the way. Itu anak kamu. Anak perempuan kamu. Mau gak mau kamu harus nerima dia. Ok sip.
Namanya Arta, dari fisik diamirip banget sama kamu dan sifatnya gak kalah jauh. Lahir pas Natal 5 tahun yang lalu. Zodiaknya Capricorn. Makanan kesukaannya Nasi goreng, dan dia benci sama bubur. Please jangan kasih dia bubur, oke.
Tujuan aku ngasih surat ini mau ngasih tau kekamu, bahwa hak asuhnya Arta udah sepenuhnya dikamu.
ia seriusan, itu bocah beneran no tipu tipu. Darah daging kamu sendiri.
Jangan cari aku, terimakasih dan maaf.
"seriusan?!" Ucap Gojou terkejut setelah membaca surat itu. Bagaimana tidak.
Coba bayangkan, seharusnya di tanggal 1 Januari diisi dengan kebahagian, Gojou malah mendapat kejutan yang tidak pernah ia bayangkan.
"Om, kata mama om itu papa ya?" celetuk anak perempuan dengan gaya kunciran telinga kelinci itu.
"Gatau. Emang kamu anak siapa?"
"Pa, laper," bukannya menjawab pertanyaan dari Gojou, Arta malah menarik tangan Gojou. Mengode supaya ia diberi makanan.
"Emang belum sarapan kamu?" tanya Gojou berjongkok, menyetarakan dirinya didepan Arta.
"Belum," jawab Arta, "Mau nasi goreng," lanjut Arta.
Gojou membawa Arta kepelukannya. Anak berumur 5 tahun itu mengalungkan tangannya ke leher Gojou. Rambutnya Gojou dipandang lamat lamat oleh Arta, "Rambutnya sama kayak aku," ucapnya.
"Warnanya apa?"
"Putihlah. Papa ga pernah sekolah ya?"
Gojou baru mengetahui satu hal. Arta ini sangat pintar dalam berbicara. Mengingatkannya pada seseorang di 5 tahun silam.
"Kan cuma nanya," ucap Gojou, "Duduk dulu, tunggu nasi gorengnya," lanjutnya mendudukan Arta dimeja yang tidak jauh dari dapurnya.
Gojou sibuk memasakkan Arta nasi goreng, sementara bocah kecil itu menatap punggung Gojou dan sesekali menatap sekitarnya, mungkin sedang menyamankan dirinya.
"Papa kerjanya mafia ya?"
"Heh, sembarangan kamu. Lagi pula kamu tahu apa tentang mafia?"
"Aku denger sekilas pas itu mama bilang kalo mafia orang kaya. Rumahnya gede, sama kayak papa. Rumahnya gede," ucap Arta.
Gojou mendekati Arta sambil membawa sepiring nasi goreng, dan meletakkan dimeja Arta. Bocah itu langsung mengambil posisi berdoa dan langsung memakannya.
"Enak ga?" tanya Gojou.
"Enakan buatan mama. Tapi karena mama pergi jauh, jadi masakan papa enak," ucap Arta. Namanya juga bocah umur 5 tahun, kalau makan tentu saja berantakan. Gojou mengambil nasi yang menempel dipipi Arta dan mengelus rambut seputih miliknya dengan pelan.
"Makan dulu ya. Kalo udah nonton tv dulu, saya mau siap siap. Kita tes DNA dulu," ucap Gojou. Ia tidak memakai panggilan 'papa' untuk dirinya, karena ia belum yakin sepenuhnya kalau itu anak darah dagingnya.
"Oke."
Singkat cerita, test DNA selesai dilaksanakan. Hasilnya sudah pasti positif kalau Arta itu memang darah daging Gojou.
Saat ini mereka sedang duduk didepan minimarket. Arta yang menikmati susu kotak dan Gojou yang menatap Arta dengan tatapan sedikit bingung juga bahagia disaat bersamaan.
Wajar saja bahagia, selama hidupnya ia selalu sendiri. Ia bahagia Arta datang kehidupnya, membuat kehidupannya sedikit berwarna dan ceria. Gojou benar benar tidak memikirkan apa kata rekan kerjanya nanti jika mengetahui Arta anak kandungnya, ia hanya ingin semua dunia tahu kalau Arta itu memang anaknya.
Baru sehari berlalu, tapi Arta berhasil membuat Gojou luluh dan mendapat cinta dari sang Papa yang selalu ia inginkan sejak dulu.
Ya, mungkin mulai hari ini hidup Gojou akan berubah 180° derajat, tapi itu tak masalah jika memiliki buah hati semanis Arta.
"Pa, Aku sayang Papa deh. Walau baru sehari ketemu. Jangan ninggalin aku kayak mama ya. Aku takut sendiri," ucap Arta dengan polosnya. Lihat, Gojou menyembunyikan air matanya sekarang.
"Tidak akan."
---
Halo mamanya Arta 🤪.
Aku buat ini untuk menghibur kalian semua dengan tingkah lucu Arta dan papa Satoru💞😁.
Simak terus ya keseharian papa Satoru dan Arta😎.
Siapa yang ngira kalau Arta cowok hayoo?😂
Sugarhmhm
010121
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa | Gojou Satoru
RandomEntah kesialan atau keberuntungan apa yang datang kepada Gojou diawal tahun. Tapi yang dia tahu pasti, bahwa hidupnya akan berubah 180° derajat dari hidupnya yang sekarang. Datangnya seorang bocah berumur 5 tahun, dengan tampilan yang sangat mirip...