Aku suka kalau kalian spam comment🤩👍
---
"Ma, aku pulang lusa."
"Gak, gausah pulang. Kamu disana aja selamanya, Satoru."
"Ma?!" Panggilan berakhir. Gojo dengan ekspresi tidak terkontrol, mencoba menahan amarah dari ucapan sang Ibunda tadi.
Ya, Seperti paragraf diatas. Arta dan Gojo berniat untuk kerumah keluarga Gojo. Padahal tadi ia menelpon untuk mengenalkan Arta kepada sang Ibunda, tapi apa daya Ibunda marah duluan karena dirinya sudah 3 tahun tidak pulang. Durhaka lo ngab.
"Pa, kenapa?" tanya Arta, kegiatan menggambarnya terganggu dengan ucapan Gojo tadi.
"Kepo kamu," ucap Gojo, ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju keluar kamar. Niatnya untuk memasak makan malam, "Mau makan apa?" lanjutnya bertanya kepada Arta.
"Apa deh papa sok edgy make bahasa kepo," cibir Arta, ia yang sedari tadi tengkurap bangun menghampiri Gojo. Ingin melihat Gojo memasak biasanya, "Nasi goreng ya pa?"
"Dih tau apa kamu tentang edgy," ucap Gojo, ia meraih Arta untuk di gendongnya, "Nasi goreng mulu. Ganti ah," lanjutnya mengusak kepala Arta.
"Aih. Yaudah terserah papa," jawab Arta.
"Kamu kayak abg, make kata terserah," komen Gojo. Sesampai di dapur ia menurunkan Arta ke kursi meja makan, "Tunggu disini, papa masak dulu," lanjutnya.
"Jangan asin kayak kemarin ya, Pa," ucap Arta.
"Ssut, diem."
---
Langit menjadi bukti bahwa dunia kali ini terlihat indah, ia bersinar terang dengan awan putih menemani membuat hangat permukaan bumi. Berbanding terbalik dengan kamar Ayah dan anak satu ini.Kamarnya terlihat gelap seakan akan gorden jendela tidak membiarkan sebias cahaya masuk kekamar hanya untuk menyinari sekilas. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Ya wajar saja, di weekend begini siapa yang bangun pagi? Psikopat. Canda.
Kring!!
Alarm berbunyi, membuat ruangan yang tadi sunyi menjadi berisik hanya karena bunyian jam nakas tersebut.
"Pa, bangun," Arta menggoyang goyangkan tubuh Gojo dengan kencang ya walaupun tidak berguna pasalnya ia juga baru bangun dari tidurnya.
Rambutnya mencuat kemana mana, dan mata ngantuknya selalu membuatnya terlihat gemas, kalau bisa saya ingin menculiknya.
"Pa, lapar," ucap Arta lagi. Semoga saja dengan berucap begitu sang Papa terbangun.
Gojo membuka matanya, iris biru berkilau langsung menatap iris biru dengan campuran hijau milik Arta. Bukannya menjawab, tubuh Arta malah ia peluk dan membawanya kembali tidur.
"Ih papa, Arta lapar," rengek Arta dipelukan Gojo. Gojo hanya bergumam tidak jelas.
Padahal biasanya sebelum Arta terbangun, Gojo sudah rapi dengan sarapan dan pakaian Arta. Mungkin dikarenakan sekarang hari libur, jadi ia memutuskan untuk dikasur lebih lama.
"Kamu makan terus, gendut enggak," ucap Gojo dengan suaranya yang berat. (PLIS AKU TERIAK BAYANGINNYA. MAAF.)
"Enak dong. Aku bisa makan apapun," ucap Arta.
"Dasar."
---
"Arta, ikut papa yuk," ucap Gojo.
Sekarang mereka sedang bersantai di runag tamu, dengan Arta yang bermain puzzlenya dan Gojo yang sedang sibuk menilai tugas dari muridnya.
"Kemana Pa?" tanya Arta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Papa | Gojou Satoru
RandomEntah kesialan atau keberuntungan apa yang datang kepada Gojou diawal tahun. Tapi yang dia tahu pasti, bahwa hidupnya akan berubah 180° derajat dari hidupnya yang sekarang. Datangnya seorang bocah berumur 5 tahun, dengan tampilan yang sangat mirip...