"Laki-laki maupun perempuan, kuat maupun lemah, jika kalian adalah seorang kakak maka kalian pasti ingin melindungi adik kalian yang lemah dari kejam nya dunia"
Anak laki-laki berseragam SMP lengkap dengan atribut siswa baru itu menangis kala sang ayah tiri terus menerus memukulnya
"Dasar anak sialan berani-beraninya lu rusakin jaket gwe"maki sang ayah tiri
"Hikss ampun yah, hikss ampun sakit"
"Rasain nih"ucap sang ayah tiri menyulutkan puntung rokok yang masih menyala ke dada anak tirinya
"Akhhhh sakit hikss panas yah hikss"jerit anak itu
Tapi tanpa belas kasihan sang ayah tiri pergi begitu saja tanpa perduli sang anak tiri yang terkapar lemah di ruang tamu
Meilyn baru pulang dari sekolah, karena dia panitia ospek jadi ia pulang lebih lambat karena haris ikut rapat
Baru saja ia memasuki rumah, ia sudah disuguhi pemandangan sang adik yang terkapar lemah di ruang tamu
"Elang"panggil nya lirih
Tangannya menggenggam kuat rok SMP-nya lalu perlahan meilyn menghampiri sang adik dan memapahnya kekamar
Hari berganti malam, Meilyn keluar untuk makan malam
Ia duduk disamping sang adik yang terlihat begitu pucat dan dihadapan nya ada sang ibu yang makan dengan tenang tanpa perduli keadaan sang adik
"Bu!"bentak Meilyn tiba-tiba
"Apa sih kamu, gak sopan triak sama orang tua"marah ibu
Meilyn membanting sendok dan berdiri dari duduknya "kenapa sih ibu kaya gak perduli sama aku dan Elang?! Kenapa ibu diem aja dan Seolah buta sama aku dan elang?! Kita anak ibu!!"
Brakk,,,
Plakk
Satu tamparan mendarat mulus di pipi Meilyn
"Beraninya kamu ngomong gak sopan sama ibu kamu, emang perlu dikasih pelajaran"ucap sang ibu lalu menyeret Meilyn kekamarnya
Suara pukulan dan jerit tangis terdengar hingga ruang makan tapi Susana elang hanya bisa diam dan menunduk takut sedangkan sang ayah tiri hanya tersenyum tak perduli
"Kalo kamu masih mau diurusin jangan pernah kamu berani melawan lagi ngerti kamu"ucap sang ibu kenghempas tubuh Meilyn lalu pergi
"Hiks"
Meilyn menangis mencengkram kuat ujung kaosnya, rambutnya berantakan pipi dan lengannya lebam serta sudut bibirnya berdarah
Jika sang ayah tiri selalu memukul sang adik maka justru sang ibu kandung lah yang selalu memukul Meilyn setiap kali anak itu mengadukan keadaan adiknya
"Yah, kenapa ayah pergi"lirih Meilyn
Seminggu berlalu luka di tubuh Meilyn maupun Elang mulai membaik, kini dua bocah SMP kelas satu dan kelas tiga itu lebih banyak diam ketika dirumah, mereka hanya akan diam di kamar masing-masing karna ingin menghindari masalah
Meilyn sudah bersiap berangkat sekolah, seperti biasa anak itu akan berangkat bersama dua temannya yang selalu menghampiri nya
"Meilyn"sapa Kiandra sudah berdiri didepan rumah meilyn bersama Arsen
Meilyn berjalan mendekati temannya dengan senyum cerah "maaf ya lama "ucap meilyn
"Ah santai aja, oh iya nanti pinjem buku PR MTK kamu yah aku gak bisa ngisi 5 nomer terakhir"ucap Kiandra
KAMU SEDANG MEMBACA
All About
Randomjust oneshoot all about Sad happy romance hurt love school and all then Happy reading and choose when your favorit 😊