Prolog

2.8K 308 1
                                    

Jeffrey menghembuskan nafas kasar. Dia mengusap matanya yang berair karena terlalu lama berada di depan layar laptop. Lelaki itu sedikit memundurkan laptopnya. Padahal kecerahan layarnya telah ia kurangi, namun matanya tetap tidak bisa diajak kompromi.

"Apaan nih tugas, nggak puas bikin kepala mumet sekarang jadi mata gue kena imbasnya!"

Oke, Jeffrey lebih baik menyalahkan tugasnya ketimbang laptopnya.

Lelaki itu mengedarkan pandangan ke seluruh cafe. Suasananya begitu asri, yah latar belakangnya sebuah miniatur tumbuhan imitasi.

Sekalian mengistirahatkan matanya sejenak, matanya dibuat membelalak kaget saat seorang gadis cantik tiba di depannya. Ini sih wajah ke bule-bulean, beda dengan mantan pacarnya yang asli orang sini.

"Ada apa?" Jeffrey mencoba membuka suara dengan nada normal. Akan tetapi perempuan itu hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"Sorry, this is a dare."

Dalam sekejap, Jeffrey dibuat membeku kembali saat perempuan itu menarik rahangnya dengan lembut dan menyatukan bibir mereka. Jeffrey hanya bisa menatap cewek itu dengan mata melotot saat merasakan kuluman lembut di bibirnya.

Jeffrey masih terpaku dengan pandangan kosong saat wanita itu pergi keluar cafe bersama lelaki lain yang mengendarai mobil sport mewah. Dia terkekeh pelan, maksudnya apa tadi? Daripada mencium orang lain, mendingan cium pacar yang naik mobil tadi kan?

Tapi tunggu, cewek tadi bilang ini hanya sebuah dare kan? Jadi, ini termasuk ciuman sengaja atau tidak sengaja? Lantaran wanita tadi menciumnya terpaksa karena sebuah dare, bukan keinginannya sendiri. Jadi, tidak sengaja kan?

Lalu kenapa ia memikirkannya sampai sejauh ini??

•~•'•~•

[✔] Because A Kiss Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang