This story based on Boys Love Manhua and Anime of Hyperventilation by Lewin.
WARNING! MATURE CONTENT ALERT
.
.
.
.
Panas terik matahari terasa membakar permukaan tanah yang gersang, debu-debu berterbangan seiring langkah-langkah kaki itu menapak. Ini adalah hari ketujuh di musim panas, dan cuaca panas yang menyengat membuat para siswa yang sedang melangsungkan jam pelajaran olahraga mengeluhkan kegiatan mereka karena harus berlari sebanyak sepuluh putaran di lapangan.Beberapa siswa terlihat saling mengeluh karena tidak tahan dengan panas yang menerpa kulit mereka yang terbuka, sedangkan para siswa lain terus berlari sambil membicarakan kekejaman yang dilakukan oleh Pak Kang, selaku guru olahraga yang mengharuskan mereka untuk berlari sebagai dalih meningkatkan semangat masa muda.
Namjoon yang memang juga unggul di bidang non akademik selalu menjadi pusat perhatian, dan hal itu juga sedang berlangsung sekarang –beberapa siswa yang mengeluh menjadi kembali berbinar ketika melihat sang ketua terus berlari di bawah terik matahari.
Rambut hitamnya melambai, peluh memenuhi sekujur tubuhnya –membuat kaos berwarna putih khusus olahraga itu menempel dan memperlihatkan lekukan tubuhnya yang menggoda. Bahunya yang lebar dengan dadanya yang bidang menjadi tontonan menarik bagi beberapa siswa.
Begitu juga yang terjadi dengan Seokjin, lelaki bersurai coklat itu terus memeprhatikan Namjoon yang tengah berlari. Seokjin selalu mendapat pengecualian dalam pelajaran olahraga, Hyperventilasi yang diidapnya membuat dirinya selalu berdiam diri dan hanya menyaksikan murid yang lain jika dalam peljaran olahraga.
Seokjin, dengan kondisi tubuhnya yang lemah selalu mendapat pengecualian dalam kegiatan fisik apapun. Karena sebenarnya Seokjin tidak boleh melakukan aktifitas fisik yang akan menguras tenaga dan energinya. Akan berbahaya jika dirinya harus sampai kelelahan.
Tentu saja pengecualian yang didapatnya selalu menjadi bahan omongan para siswa lain, karena mereka menganggap Seokjin hanya menjadikan alasan kondisi tubuhnya agar tidak bisa ikut jam pelajaran olahraga. Namun, Seokjin tidak pernah menanggapi perkataan mereka dan hanya membiarkan para siswa itu mengoceh sesuka hati mereka.
Seokjin terus menempatkan kedua matanya mengikuti gerak-gerik yang dilakuan Namjoon selama jam pelajaran olahraga berlangsung. Duduk di bawah pohon yang terletak di pojok lapangan sambil memeluk kedua lututnya. Seokjin selalu memperhatikn pemuda yang disukainya, memperhatikan dalam diam tanpa berani melakukan interaksi secara langsung dengan Namjoon.
Wajah putih pucat milik Seokjin mulai merona, melihat tubuh Namjoon yang dibanjiri oleh keringat membuat sosok ketua itu tampak menawan berkali lipat. Tidak jarang Seokjin sering membayangkan dan berfantasi jika kedua tangannya bisa menyentuh dan menelusuri sekujur tubuh milik Namjoon, mungkin hal itu akan sangat menyenangkan jika seandainya benar-benar terjadi.
Seokjin menundukkan kepala dan menenggelamkan dirinya pada fantasi liar yang selalu terbayang-bayang jika sudah memperhatikan Namjoon. Merutuk dan mencaci dirinya sendiri karena selalu menjadikan pemuda itu sebagai objek fantasi liar yang tersembunyi dalam dirinya.
.
.
.
Jam pelajaran olahraga berakhir, semua murid lekas mengganti pakaiannya dan kembali memakai seragam seperti biasa. Seokjin yang memang tidak terlibat dalam jam pelajaran olahraga menjadi orang pertama yang kembali ke kelas dengan seragam yang sudah ia ganti sebelumnya. Beberapa murid lain mulai memasuki ruang kelas, masih dengan ocehan dan protesan mereka karena cuaca panas yang membuat ruang kelas terasa seperti tempat sauna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyperventilation || NAMJIN
FanficSeokjin tidak pernah menyangka jika pertemuan kembali dengan sosok cinta pertamanya, membuat Kim Seokjin harus kembali terjebak semakin dalam pada pesona seorang Kim Namjoon.