TIGA BELAS

9.1K 519 43
                                    

cuma 1 chapter karena gue lagi sakit at the moment :’) sorry.

 

 

“Tidak, kau tidak mengerti!”

“DIAM!! KUBILANG DIAM!’ teriak Greyson yang lebih mirip sebuah jeritan. Pundaknya bergetar, sementara warna kulit mukanya merah padam. Ada air menggenang di pelupuk matanya. Dadanya naik turun sedikit lebih cepat dari biasa—napasnya pun ikut berat, akibat isakan yang sengaja ia tahan.

Pria tua yang telah berambut putih dihadapannya sama sekali tidak berani bergerak. Tatapannya getir lurus ke arah Greyson. Ia juga tampak amat pucat…yang disebabkan oleh rasa syok luar biasa kala itu.

“K..kau tidak…pernah m..mengerti..” ucapan Greyson mulai terbata-bata. Setetes air mata tiba-tiba jatuh menuruni pipi kirinya. “Ke..napa kau mengece..wakan… k..kami, dad?”

“A-aku akan menjelaskannya, sungguh!” Mr. Chance berseru. “Tapi Grey, kumohon turunkan dulu pistol itu.”

Mendengar permintaan itu, secara aneh membuat Greyson tertawa. Dan yang lebih ganjilnya lagi, ekspresi duka di wajah Greyson lenyap dalam hitungan detik. “Supaya apa? Supaya kau bisa menghindari hukumanmu, dad?”

Emosi Mr. Chance tersulut saat itu juga. “Cukup! Ini tidak lu—“

 

DOR!

 

Kalimat itu menggantung, tak pernah diselesaikan olehnya. Tubuh tinggi besar Mr. Chance tumbang ke belakang lalu ambruk dan tak bergerak lagi. Bagian dada kiri kaus kotak-kotaknya yang berwarna coklat berubah menjadi lebih gelap oleh darahnya sendiri.

Greyson menarik pelatuk pistolnya sekali lagi, kali ini ke dahi ayahnya.

“For cheater,”—DOR!

 

Tepat dari tempat dimana peluru itu menembus dahi Mr. Chance, darah segar berwarna merah pekat mengalir dengan deras.

Greyson menurunkan pistolnya dan menghembuskan napas lega. Kemudian dia duduk dengan pose memeluk lututnya disamping mayat ayahnya. Dia menatap lurus mata ayahnya yang masih terbelalak membuka.

“Kenapa, dad..” gumam Greyson pelan. “Kalau kau tidak melakukan itu, aku pasti tidak akan melakukan ini.”

Sebulir air mata kembali menetes dari mata Greyson. Dia membiarkannya dan justru tersenyum.

“Tapi aku senang melakukan ini. Kau pantas mati, dad—sesuai apa permintaan Mom. Aku mencintaimu.”

Setelah itu Greyson bangkit. Susah payah diseretnya mayat Mr. Chance lalu disembunyikan di bawah tempat tidur di sebuah kamar lantai dua.

 

Air mata Ariana tiba-tiba ikut merebak sebelum menetes dengan deras. Bayangan kejadian yang dia lihat berubah kabur sebelum akhirnya lenyap. Keterkejutannya atas penglihatan tiba-tiba tadi sudah digantikan oleh keterkejutan yang lain…

Greyson membunuh ayahnya sendiri. Dan entah mengapa itu membuat batinnya pilu.

-to be continued-

look the cute fanart of psychopath that someone ever sent me on multimed xD I LOVE U GUYS SO MUCH!!

INFO buat buku gue The Daily Greyson—ada yang pernah baca?—buku itu mau gue hapus trus gue repost ulang dengan BANYAK perubahan :) thanks

-kiki

Psychopath // Greyson ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang