hari ini renjun sudah diperbolehkan pulang, jeno tentu saja senang dan mengantarkan renjun pulang ke rumahnya.
"lu istirahat yg banyak, biar besok bisa masuk sekolah." ucap jeno.
"iya, cerewet banget sih."
"cerewet itu tanda sayang. gk peka banget sih lu jadi orang njun." goda haechan.
"bisa diem gak lu malika." ucap renjun sinis.
"enak aja malika, lu kira gue kedelai kecap pilihan." protes haechan.
"mending lu ikut gue balik, renjun butuh istirahat." ucap jeno dan langsung menarik haechan tak berperi kemanusiaan.
"jen, lepasin anjirr. lu kira gue kambing main tarik tarik." ucap haechan kesal.
"chan, bantuin gue lah."
"bantu apaan dulu nih, kalau buat sihir renjun buat suka sama lu sorry gue gak bisa, ke dukun aja sana." ucap haechan asal.
"sembarangan, musyrik tau gak pake dukun gitu, sama hal nya kayak percaya sama lu, musyrik."
"ya terus bantuin apaan?"
"ajarin gue masak." ucap jeno.
"hah, masak?" jeno mengangguk mendengar ucapan haechan.
"lu lupa, gue goreng telur aja gosong, gimana mau ngajarin lu." balas haechan datar.
"lah iya gue lupa, lu kan bego." ucap jeno kemudian pergi meninggalkan haechan.
"sialan!! heh mau kemana lu, gak jadi nganterin gue!!" teriak haechan.
"lu balik sendiri lah, gue mau minta diajarin masak chef juna sama chef arnold." jawab jeno tak kalah berteriak.
"hah?"
jeno bersungguh sungguh dengan ucapannya. dia ingin belajar memasak untuk renjun. dia bahkan saat ini sedang berada di super market untuk membeli bahan masakan yang akan ia buat spesial untuk renjun besok.
"daging udah, sayur juga udah. ah sekarang tinggal bumbu dapurnya." gumam jeno.
"jahe, lengkuas, kunyit itu satu bumbu kan yah? apa beda." lanjutnya lagi dengan sedikit bingung.
akhirnya jeno pun memutuskan untuk bertanya pada ibu ibu yg kebetulan berada di sampingnya.
"bu, maaf. boleh saya bertanya?" ucap jeno.
"ah iya, ada apa nak?"
"rak bumbu dapur yg lengkap dimana yah?" tanya jeno ragu.
"ah rak bumbu ada disana nak, itu sudah lengkap." jawab sang ibu.
"terima kasih bu." ucap jeno sopan.
setelah semua bahan sudah lengkap, jeno pun kembali ke rumah untuk meminta sang mama mengajarinya masak.
.
.
......................********.....................
.
.
haechan sangat senang karena hari ini renjun sudah bisa masuk sekolah, berbeda dengan siyeon yg menatap sinis kearah renjun. renjunnya sih bodo amat, toh kalau siyeon macem macem kan renjun bisa bela diri plus ada pawang yg selalu jaga renjun, siapa lagi kalau bukan lee jeno.
"apa lu liat liat!" ucap haechan sinis.
"dih siapa juga yg liatin lu, gue cuma mau menyambut perebut pacar orang." ucap siyeon dengan menatap renjun sinis.
"hahaha, baru jadi pacar seminggu aja bangga. lu denger baik baik yah park siyeon, renjun sama jeno itu udah bareng dari mereka kecil." jelas haechan.
"cih, cuma jadi sahabatnya kan?" ledek siyeon.
"dan lu sendiri, cuma mantan kan?" ledek haechan.
siyeon yg merasa kesal ingin menampar haechan, namun dengan cepat haechan mencekal tangan itu dan memelintirnya ke belakang tubuhnya.
"awwww." ringis siyeon.
"jangan macem macem lu sama gue." ancam haechan.
"chan udah, ini di sekolah." ucap renjun.
dengan berat hati haechan pun melepas cekalannya.
"ayok ren gue anter ke kelas lu, kalau dia macem macem bilang aja sama gue, biar gue jadiin dia prekedel." ucap haechan sinis.
"lu lupa kalau gue pernah juara taekwondo?" sindir renjun dengan kekehannya.
"renjun." panggil jeno sambil berlarian kearah renjun.
"jen, ngapain sih lari lari gitu?" ucap siyeon.
"ngapain lu disini. pergi sana." usir jeno.
"haha kalau gue diusir gitu sih udah malu banget." sindir haechan.
siyeon yg memang merasa malu itu pun pergi meninggalkan mereka.
"lu udah sarapan?" tanya jeno.
" udah."
"yah padahal gue udah masak buat lu."
"lu masak?" tanya renjun yg dijawab anggukan oleh jeno.
"gue masak spesial buat lu." ucap jeno.
"yaudah sekarang kita makan dikelas aja." ajak renjun.
"heh, gue di tinggal nih?" tanya haechan.
"kita kan beda kelas malika." ledek jeno dan renjun bersamaan.
"sial, kompak banget kalian berdua tuh kalau nistain gue." ucap haechan kesal, sedangkan kedua sahabatnya itu hanya tertawa.
jeno sengaja meminta mark untuk bertukar bangku dengannya. dengan begitu jeno bisa satu bangku dengan renjun.
"steak?" tanya renjun saat membuka kotak makan dari jeno.
"gue udah potong potong kok, lu tinggal makan."
renjun pun mengangguk dan mulai memakan masakan jeno.
"gimana rasanya?" tanya jeno.
"lumayan, tapi steaknya sedikit belum matang." jawab renjun.
melihat wajah sendu jeno, renjun pun segera menyuapinya.
"iya, kurang matang sedikit." gumam jeno.
"tapi enak kok jen, makasih yah." ucap renjun.
"tetep sih masih enakan masakan lu." goda jeno.
"yaudah lain kali biar gue yg masakin lu aja, karena itu udah tugas gue."
"ciee calon istri yg baik." ledek teman teman mereka yg memang sedari tadi menyaksikan keuwuan jeno dan juga renjun.
"e-eh gak gitu."
"haha, jen liat tuh pipi renjun memerah." ledek mark.
"mark diem gak lu!!" ucap renjun kesal.
"jen, kapan nih mau sebar undangan pernikahan." goda hyunjin.
"tunggu aja, gue usahakan secepatnya." jawab jeno ngasal.
"pepet terosss." lucas.
"jakendorrr." sambung baejin.
.
.
.
typo adalah bonus 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
best friends✔✔
Short Storykisah tentang persahabatan dan cinta antara lee jeno dan huang renjun. remake.