saat ini jeno tengah berlarian di lorong rumah sakit, yap saat dia sedang bertanding basket, jeno mendapat kabar dari haechan jika renjun mengalami kecelakaan. sepeda yg renjun naiki saat akan pergi untuk melihat jeno bertanding terserempet mobil, tanpa menunggu lama jeno pun langsung pergi menuju rumah sakit meninggalkan pertandingannya yg baru setengah berjalan itu.
jeno hanya bisa menggenggam erat tangan renjun yg masih terkulai lemas itu.
"renjun ayo bangun, gue disini nemenin lu." ucap jeno dan menciumi tangan yg berada di genggamannya itu.
"j-jeno."
"renjun, lu udah sadar?"
"gue gak papa kok jen, tadi itu cuma tidur. kaki gue doang yg sakit." jelas renjun.
"gue lega dengernya, lain kali lu gak boleh pergi sendiri tanpa gue." tegas jeno.
"hmm, tapi lu kok disini, harusnya kan lu masih tanding basket?" tanya renjun.
"gak ada hal yg lebih penting daripada lu ren, lu prioritas gue." ucap jeno tulus. renjun? tentu saja sudah dag dig dug serrrr, mencair meleleh menyublim menggeleparrrr :v
"jenoo~~ gue laper, mau bubur." rengek renjun.
"lu tunggu disini bentar, gue beli dulu." balas jeno dan langsung pergi untuk membelikan bubur.
"lu udah bangun ren." ucap haechan yg baru saja masuk ke ruangan renjun.
"hmm."
"itu bukannya tas jeno? orangnya kemana?" tanya haechan.
"lagi beli bubur."
sepuluh menit berlalu, jeno kembali ke ruangan renjun dengan membawa tiga wadah bubur.
"jen, buburnya banyak banget." gumam renjun.
"ehee, pas tadi mau beli, gue gak tau lu suka bubur yg gimana, jadi gue beli aja biar lu milih sendiri." jawab jeno cengengesan.
"gue suka yg ini, lu inget baik baik yah." jawab renjun setelah mengambil bubur yg berada di tengah.
"oke." balas jeno.
"tau banget kalau gue juga laper jen, bagi satu yah." haechan mengambil satu cup bubur.
"hmmm."
saat renjun ingin memakan buburnya, dengan cepat jeno mengambil alih bubur itu.
"biar gue suapin." ucap jeno.
"eh gak usah, yang sakit kan kaki gue, bukan tangan gue."
"aaaaaa~~~~" yap itulah jeno, dia tidak bisa untuk di bantah. jadilah renjun hanya pasrah saat jeno menyuapinya.
"hey tayo hey tayo ia bis kecil ramah~" haechan.
"gila yah lu chan?" tanya jeno.
"eh ada orang, gue kira gue sendirian, daritadi berasa tak dianggap soalnya." sindir haechan.
"ganggu aja lu maemunah." ucap jeno datar.
"lu mau kemana chan?" tanya renjun saat melihat haechan berdiri dari duduknya.
"ke toilet, gumoh lihat kemesraan kalian." ledek haechan.
"dih abis makan langsung setoran." ucap jeno tak kalah meledek.
"fuck you!!" haechan mengacungkan jari tengahnya pada jeno dan berlalu pergi.
tok tok tok...
pintu ruangan renjun terbuka dan menampilkan sosok mark lee dan juga kekasih dari jeno, park siyeon.
"jeno, jadi lu pergi ninggalin pertandingan cuma buat dia!!" ucap siyeon sinis sambil menunjuk renjun.
"kalau iya kenapa!" ucap jeno tak kalah sinis.
"jen, gue dateng jauh jauh buat nonton pertandingan lu dan lu malah--
"siyeon cukup!! gue gak ada tuh nyuruh lu buat datang ke pertandingan!"
"ekhem, ini rumah sakit kalau kalian lupa." sindir mark.
"lu ikut gue." ucap jeno kemudian menarik tangan siyeon untuk keluar dari ruang rawat renjun.
"siyeon, sekali lagi lu ngomong kasar sama renjun, lu langsung berhadapan sama gue!"
"jen, gue ini pacar lu!"
"cih, lu kira gue serius suka sama lu! denger yah park siyeon, prioritas gue adalah renjun, jadi sedikit aja lu berani nyakitin dia, lu akan tau siapa lee jeno yang sebenarnya!" bentak jeno.
"dan mulai sekarang kita gk ada hubungan apapun lagi." lanjut jeno dan pergi meninggalkan siyeon.
dilain tempat...
"mark, gimana pertandingan nya?" tanya renjun.
"lancar kok ren, kita bisa menang. lu tenang aja." balas mark.
"syukur deh."
"sebenarnya pelatih sempet marah sama jeno karena dia pergi gitu aja tanpa pamit atau bilang apapun. untungnya teman lu yg cerewet itu bilang sama pak kim." jelas mark.
pletakkk!!
mark langsung berjengit kaget saat kepalanya tiba tiba ada yg memukul dengan buku, untung saja bukan pake album resonance, tebel broo :v
"bilang apa lu tadi!! maksud lu gue cerewet gitu?" cerocos haechan kesal, entah sejak kapan ia keluar dari toilet.
"emang gitu faktanya." balas mark.
"oh jadi lu mark lee yg kata orang orang siswa baru ganteng itu. B aja padahal." sindir haechan saat melihat name tag milik mark.
"gue emang ganteng tuh." jawab mark percaya diri.
"dih, PD nya tingkat tinggi."
"lagian lu setan apa jin sih, tiba tiba nongol disini tanpa di jemput." ledek mark
"heh, gue dari tadi di toilet yah!!"
"pantes bau, belum cebok pasti."
"mark, lu nyebelin banget sih!!" kesal haechan.
"udah berantemnya, gue doain jodoh kalian berdua." goda renjun.
"dih ogah." jawab mark dan haechan kompak.
"udah malem chan, mark lu anterin haechan pulang yah. gue gak nerima penolakan!!" tegas renjun.
"yaudah iya. heh cerewet, ayo cepet balik." ucap mark kemudian menarik paksa tangan haechan.
setelah kedua temannya pulang, renjun memilih untuk menghampiri jeno yg saat ini tengah berdiri di taman rumah sakit. renjun pun memeluk jeno dari belakang.
"ren, lu kok keluar."
"bosen di dalam terus jen~~" rengek renjun.
"kaki lu udah gak sakit?" tanya jeno khawatir.
"udah mendingan kok, buktinya gue sampe disini." balas renjun.
"ah iya, ini tadi mark bawa jeruk, lu cobain deh." ucapl renjun sambil menyuapi jeno jeruk.
"asem, gak ada rasa." ucap jeno.
"haha, sejak kapan asem itu termasuk hambar. aneh lu tuh." ledek renjun. ya kan tadi jeno bilang asem, masa jadi gk ada rasa.
"kalau makannya sambil liat dan meluk lu, baru manis." ucap jeno kemudian merengkuh renjun kedalam pelukan hangatnya.
renjun menangkup pipi jeno dengan kedua tangannya kemudian mempertemukan kedua bibir mereka, jeno tentu saja terkejut dengan perlakuan renjun, namun ia tak ingin menyianyiakan kesempatan, jeno pun segera mengambil alih ciuman itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
best friends✔✔
Historia Cortakisah tentang persahabatan dan cinta antara lee jeno dan huang renjun. remake.