►1:47

155 32 1
                                    

♪Aku tak peduli berapa lama ku menunggumu
Rindu tak ragu setia di setiap waktu♪

[Terpesona]
Isyana Sarasvati ft. Gamaliel

1:47 ─────|──── 3:18

⏮⏪ ⏸ ⏩⏭

∞ ↺

▁ ▂ ▃ ▄ ▅ ▆ █ 100 %

•----- ♬ -----•


Pukul 07:30 AM

Sungguh kebodohan yang sangat tak terduga dari seorang Ayazaka Harumi, yaitu sudah berdiri menunggu bus di halte saat jam masuk kantornya pukul 09:00 AM dan bus akan tiba di halte pukul 08:15. Harumi juga terlalu terkejut dengan kebodohannya pagi ini.

Semua berawal dari mimpi semalam. Ketika bangun, Harumi merasa seperti dirasuki sesuatu. Membersihkan diri lalu berpakaian dengan cepat. Sarapan dengan terburu-buru dan voila ia pun tiba di halte dengan langit masih agak gelap. Saat itu hanya satu hal yang ada di pikirannya.

Ia ingin berdiri di sebelah pria tampan bersurai abu lebih lama. Ia ingin bertemu lebih awal. Sinting dan bodoh memang. Tapi, karena sudah telanjur, Harumi teruskan saja kebodohannya.

Pukul 08:00 AM

Sudah setengah jam ia berdiri di halte sendirian seperti orang hilang. Tiba-tiba di sudut matanya ia melihat sesuatu. Kepala pun ditolehkan dan di ujung sana sang pria bersurai abu sedang berjalan menuju halte. Entah mengapa tiba-tiba saja Harumi merasa senang dengan kedatangan pria itu. Hari ini dia benar-benar merasa dirinya aneh.

"Ah, tidak biasanya nona datang duluan begini ..."

Terkejut. Harumi sangat terkejut kala sang pria itu bersuara. Ini kali pertamanya ia mendengar suara sang pria. Suaranya begitu dalam namun terdengar riang. Terlihat dari senyuman yang diuarkan. Begitu cerah dan ramah mampu membuat Harumi terpana. Butuh waktu beberapa detik untuk mengembalikan kesadaran Harumi.

"Ah, ya, begitulah, haha. Jam di apartemenku mati dan aku mengira aku kesiangan, tapi ternyata ... aku malah kepagian," kilah Harumi dengan luwes. Berharap dengan jawabannya ini mampu memperpanjang konversasi.

Ketika pria mendengar jawaban Harumi, ia pun tertawa kecil membuat sang wanita terpanah. Tawanya begitu menawan. "Haha, jam yang mati memang benar-benar merepotkan. Oh, iya, kenalkan namaku Haiba Lev."

Tangan terulur dengan senyuman ramah menyambut membuat Harumi tak menyia-nyiakan kesempatan. "Ayazaka Harumi."

"Ngomong-ngomong Ayazaka-san, kenapa halte ini selalu kita berdua saja, ya, yang menunggu di sini? Apakah di sini jarang ada penduduk atau bagaimana?" tanya pria bernama Haiba Lev itu.

"Ah, itu karena rata-rata penduduk di sini bekerja di pabrik yang ada di pinggiran kota. Terdapat halte bus lain yang tujuan bus-nya ke pinggiran kota, sedangkan halte bus ini tujuannya ke pusat kota dan akan ramai jika di akhir pekan saja," terang Harumi.

Lev tampak mencerna penjelasan Harumi dengan ekspresi yang sangat lucu menurut wanita itu. Harumi berusaha menahan gemas. Tidak menyangka jika pria di hadapannya agak lola, tapi di sisi lain menggemaskan.

"Oh, begitu rupanya! Paham, paham. Jadi, Ayazaka-san kerjanya di pusat kota?"

"Hu'um!"

Lev hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Emm, kalau boleh tahu, Haiba-san----"

"Panggil Lev saja."

"Oh, Lev-san----"

"Lev saja."

"Oke oke, Lev. Apakah kamu penghuni baru daerah sini? Aku sudah lama tinggal di sini, tapi baru melihatmu."

"Aku sudah lama tinggal di daerah ini dan setiap hari aku ke pusat kota menggunakan mobil. Tapi, beberapa hari yang lalu mobilku masuk bengkel karena ada mesin yang rusak. Jadi ... begitulah. Makanya kita baru bertemu."

Harumi hanya ber'oh' ria sambil perlahan menoleh menatap jalanan depan. Sekelebat ingatan semalam pun menghantam kepalanya. Tentang iklan dengan model Haiba Lev di dalamnya.

"Lev ..." Harumi sedikit takut-takut untuk melanjutkan pertanyaan. Lev sendiri hanya menaikkan alis, menunggu Harumi melanjutkan perkataannya.

"Apakah kamu seorang model? Maksudku ... semalam aku menonton iklan parfum di televisi dan melihat kamu sebagai modelnya. Apa itu ... sungguhan kamu atau ... ada orang yang mirip?"

'Tunggu, sungguh tidak adil sekali dunia ini memiliki stok wajah tampan yang double jika itu memang terjadi ...'

Lev tampak terkejut dengan pertanyaan Harumi. Rona tipis muncul di wajahnya dan Harumi menangkap itu. Tidak disangka jika dugaannya benar.

"Ah, iya, itu memang pekerjaanku ..." Lev tertawa malu-malu sambil menggaruk pipinya dengan telunjuk membuat Harumi merasa gemas.

"Waah, itu luar biasa, lho, Lev," ucap Harumi tulus membuat Lev menaruh atensi pada sang wanita. Senyuman manis Harumi entah mengapa membuat Lev terdiam.

"T-Terima kasih ..."

Bertepatan itu, bus yang penuh sesak penumpang datang. Mereka berdiri berjauhan saat masuk ke dalam bus. Ketika Lev harus turun duluan, senyuman perpisahan diuarkan.

Hari pertama interaksinya dengan si pria tampan a.k.a Haiba Lev. Harumi tak akan melupakannya dan yang jelas ... ia ingin bertemu dengan Lev lagi besok!

 ia ingin bertemu dengan Lev lagi besok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♥19 Maret 2021

Rhythm Project ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang