Peri Cinta

2.1K 129 24
                                    










****













Di dalam hati ini, hanya satu nama yang ada ditulus hati ku ingini.......

Haruto dan Doyoung berlarian di lorong kampus, tertawa dan saling mengelitiki. Membuat beberapa pasang mata yang melihatnya gemas sekaligus iri. Mereka memang pasangan yang manis, jalinan cinta yang dibangun sejak semester 1 hingga saat ini mereka tinggal menunggu wisuda memperkuat ikatan cinta mereka.








****






Kesetiaan yang indah takkan tertandingi, hanyalah dirimu satu peri cintaku.......

Doyoung menyandarkan kepalanya di pundak Haruto, tersenyum sambil melihat ke arah langit.
"Ga nyangka ya kita udah 4 tahun barengan hehehe."

Haruto mengusak sayang rambut kekasihnya, menciuminya kemudian.
"Hm, aku seneng banget. Bentar lagi aku lamar kamu, mau punya anak berapa?"

Doyoung tersipu dengan pertanyaan Haruto, mengabaikan kenyataan bahwa perbedaan diantara mereka terlalu ketara.
"2 aja ya Ruto, kalau banyak banyak pusing."

Haruto terkekeh, memeluk pinggang Doyoung.
"Yahhh padahal aku mau 12 biar kayak pemain sepak bola." Ucap Haruto yang langsung mendapat cubitan dari Doyoung.








****





Benteng begitu tinggi, sulit untuk ku gapai......

Doyoung dan Haruto baru saja pulang untuk gladi acara wisuda mereka, mereka kehujanan. Haruto terlebih dahulu mengantar Doyoung, di depan rumah sudah ada Jihoon. Ayah Doyoung.

"Kamu! Ngapain kamu hah masih deketin anak saya?" Hardik Jihoon

"Ayah jangan gitu" Ucap Doyoung, hampir menangis.

"Masuk Doyoung! Ayah udah bilang kamu putusin dia! Kalian itu beda Doyoung, ga bisa bersatu!" Marah Jihoon sambil mendorong Doyoung untuk masuk, menyisakan Haruto yang terdiam.

"Om, saya serius sama Doyoung. Saya bakalan bahagiain dia, saya janji." Ucap Haruto penuh kesungguhan, tapi tidak berhasil sedikitpun meluluhkan hati Jihoon.

"Saya ga akan restuin anak saya sama kamu! Kamu sama anak saya beda kepercayaan! Jadi saya minta tolong, jauhin Doyoung karena sampai kapanpun saya ga akan ngerestuin kalian!" Final Jihoon, kemudian menutup pintu. Meninggalkan Haruto dalam rasa sesak.






****










Aku untuk kamu, kamu untuk aku.....
Namun semua apa mungkin?
Iman kita yang berbeda.....

Sejak hari itu Haruto menghindari Doyoung, memutus komunikasi dengannya. Menghilang bagai ditelan bumi, membuat Doyoung bertanya tanya Ada apa dengan Haruto? Kemana Haruto? Dan kenapa ia menghilang? Segala pikiran buruk terus menghantui Doyoung, membuat Doyoung kerap kali menangis ketika sesak melandanya. Tetapi seolah doanya terkabul, hari ini harapannya untuk bertemu Haruto tercapai. Pria yang sudah bersamanya selama 4 tahun ada disini, menghadiri wisuda mereka bersama.

"H-haru kamu kemana aja? A-aku hiks aku kangen Haru" tangis Doyoung pecah, membuat Haruto secara refleks menarik Doyoung ke pelukannya. Mengusap punggung Doyoung dan menenangkannya.

"Maaf Doyoung, aku banyak merenung belakangan ini." Ucap Haruto, membuat Doyoung mencelos karena mendengar Haruto memanggil namanya tanpa panggilan sayang seperti biasa. Doyoung takut, ia takut sekali.

"K-kamu ngerenungin soal apa?

Haruto menatap Doyoung, menangkup pipinya. Berusaha mengingat ngingat dalam hatinya seperti apa wajah cantik Doyoung untuk terakhir kalinya.
"Doy maaf, ayo kita putus" Bisik Haruto, tidak sedikitpun berani menatap Doyoung.

Doyoung begitu terkejut, menutup mulutnya dengan refleks. Tangisnya pecah dan terisak hebat kemudian.
"Hiks engga hiks H-haru ja-jangan gini. K-kamu janji mau perjuangin hiks hubungan kita" Ucap Doyoung

"Doy, ga ada lagi yang bisa diperjuangin. Hubungan kita ga ada ujungnya, ayahmu sama papaku sama sama keras dan ga akan ngizinin kita sama sama."

Doyoung menatap Haruto dengan pandangan terluka, ia kecewa dengan pria yang sudah berjanji banyak hal padanya. Haruto memeluk Doyoung erat, meminta maaf berkali kali setelahnya.







****










Tuhan memang satu, kita yang tak sama......
Haruskah aku lantas pergi?
Meski cinta takkan bisa pergi.....

Sebulan telah berlalu, Doyoung selalu berusaha baik baik saja walaupun terlihat sia sia. Doyoung sudah hancur, dan Jihoon tau itu. Tetapi Jihoon mengharapkan bahwa putera kesayangannya akan bisa bangkit nanti. Doyoung menerima paket, entah dari siapa, ia membukanya kemudian. Sebuah undangan dengan nama Haruto dan Jeongwoo disana, membuat Doyoung sesak luar biasa. Ia menangis meraung raung, kenapa Haruto bisa secepat itu melupakannya dan bahkan akan menikah dengan orang lain?



Doyoung disini, menyaksikan dari jauh pemberkatan pernikahan Haruto. Merasa begitu sesak, sakit, harusnya dialah yang disana bersama Haruto dan bukan orang lain. Tubuh Doyoung limbung, beruntung ayahnya disana menahan tubuhnya.
"Doyoung kamu gapapa?." Tanya Jihoon, syarat akan kekhawatiran.

"P-pulang" bisik Doyoung lirih.

Jihoon mengantarkan Doyoung masuk ke kamarnya, mendengar isak tangis Doyoung yang begitu pilu kemudian. Sejujurnya hatinya ikut menangis, Doyoung adalah buah hatinya dan Hyunsuk yang paling berharga.








****










Sejak hari itu Doyoung pergi, menjauh dan melupakan segalanya tentang Haruto, ayahnya, teman temannya dan semua kenangan menyakitkan. Doyoung benar benar pergi, tanpa pernah berniat untuk kembali. Doyoung sudah hancur, dan dengan sisa tenaganya ia mengumpulkan kepingan hatinya untuk berusaha ia rekatkan kembali. Doyoung hidup dengan berdamai pada setiap perbedaan, ia tidak ingin lagi seseorang bernasib seperti dirinya.










 Doyoung hidup dengan berdamai pada setiap perbedaan, ia tidak ingin lagi seseorang bernasib seperti dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



END

YellowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang