S A T U

209 6 0
                                    

Fairy termenung menatap orang-orang berjoget di bawah lampu kelap-kelip, bisa dibilang cukup ramai tamu di malam ini.

Di saat semua orang sibuk dengan kekasihnya. Fairy justru hanya duduk sendiri diam memandangi pantulan wajahnya di botol minuman yg memabukkan.

"Maaf, Fai sesekali lagi Maaf, perjalanan hidup kita masih panjang begitupun deganku, ayah dan ibuku akan mengirimku keluar negeri untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yg lebih tinggi, jadi aku mohon sebesar-besarnya, aku tidak bisa bertanggung jawab." Sepahit itu kah ucapan Artha tadi, sampai-sampai menghancurkan perasaan Fairy sehancur-hancurnya sampai tak bersisa

Fairy megambil botol yg setengah isinya, lalu meneguknya sampai habis. Sebenarnya Fairy ingin sekali berharap ini cuma mimpi Bakan keberadaan dirinya di hiburan malam ini juga mimpi, karena tak begitu Fairy bayangkan kalau dia adalah gadis baik tiba-tiba bisa berakhir di tempat tidak benar seperti diskotik ini, ini semua gara-gara cinta, ya gara-gara cinta. Fairy merasa sangat bodoh telah tergila-gila pada Artha si cowok yg dari liat dalamnya tak bisa dipercaya dalam hubungan. Pada akhirnya dia meninggalkan dirinya degan rahim yg tumbuh di dalam perutnya.

Apa? Dia sama sekali tidak bisa membayangkan wajah-wajah orang dia sayang begitu tau Fairy hamil di saat masih sekolah.

Apa komentar mereka, apa yg akan mereka lakukan, sedih marah ya, itulah  sifat yg pasti akan terjadi jika tau yg sebenarnya, apalagi membayangkan Ayah menaikan taganya, tapi Fairy sudah biasa, dia jauh lebih takut jika rahim di perutnya memang ada isinya.

dan kemana pria yg mengajak dirimu naik ke atas ranjang, dia seolah-olah menutup mata dan telinga dan hanya mengagap dirimu sebatas pelacur baginya.

"Tidakkkkk...Artha... kumohon..Jagan pergi dalam hidupku." Fairy menjerit dalam hati, ia megacak-acak rambutnya dan menariknya. Beberapa orang melihat dirinya yg kacau, yg menarik perhatian mereka adalah seragam SMA yg Fairy masih kenakan.

"Kenapa ya tuhan. Apa salahku. Kenapa kau memberi cobaan seberat ini." Fairy sangat Frutasi. Fairy kembali megambil botol dan meminumnya begitu seterusnya sampai 10 botol habis begitu saja. Fairy berharap dia akan mabuk sampai melupakan apa yg terjadi, lebih baik begini daripada mengigat masalah berat yg menimpah dirinya.

"Fai, ibu harap, kau jadi lah anak mandiri, kembalilah ke rumah setelah kau dewasa dan sukses." Perkataan ibunya selalu tergiang-giang. "Maafkan anak mu yg bodoh ini Bu."

❤️❤️❤️

Fairy berjalan sempoyongan, penampilannya memang seperti orang gila. Berjalan pun sempoyong. Bakan beberapa kali menabrak tempat sampah..

Gadis itu sudah hilang kesadaranya. Bakan pengheliatan pun juga tidak jelas.

Ditambah lagi derita perutnya yg Tiba-tiba sakit menyiksa, seakan dihantam batu besar, Fairy memegangi perutnya yg membuncit itu, dia benar-benar sudah tidak tahan sampai terjatuh di jalan. Tidak ada seorang pun di malam sepi itu yg melihat.

"SSAKIT." Fairy meringis. Darah menetes di kakinya.

"Artha. Kumohon tolong aku hiks hiks. Arta, kumohon tolong aku Arta."

Lalu suara derap langkah kaki seorang mendekat.

Tap

Tap

Tap

Tap

Tap

Fairy tidak bisa mengenali siapa wajah itu. Yg dia tau, matanya terasa berat dan menghitam

❤️❤️❤️

Fairy membuka matanya, disaat ia merasa sadar, ia mengerjapkan matanya dan melihat sekeliling, di ada kamar rumahnya.

Fairy kaget setengah mati, dilihatnya, pakaian miliknya juga telah berganti.

Seluruh pertanyaan dalam kepala Fairy kembali membuat gadis itu pusing, ia jadi tak bisa bankit untuk duduk. Di sela-sela itu terdengar suara tangisan bayi yg memecahkan telinga dan mengkagetkan Fairy, bagaimana tidak! Di sampingnya sudah ada seorang bayi mungil yg di bungkus degan kain, Bayi itu menangis.

Suara kamar yg tadinya hening jadi penuh degan suara bayi menangis.

"Bayi?"

Fairy benar-benar sangat kaget dan ketakutan. Keberadaan bayi itu menimbulkan tanda tanya besar dalam dirinya. Kamar Fairy yg tidak mempunyai pintu melainkan hanya di tutup dengan gorden panjang langsung di sibak. Seorang pria tampan, rambut hitam, bertubuh besar dan atletis masuk ke dalam degan sehelai handuk tipis yg di lilitkan di bagian bawahnya, ia tampak mengelap elap tubuhnya yg indah basah dengan handuk juga.

"Kau sudah bangun."

"S-siapa kau."

Next gak nih?

SERUMAH DEGAN DUDA TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang