D U A

105 7 0
                                    

"kau tak perlu tau. Akan aku jelaskan setelah kau memakan makanan ini." Agam duduk di tepi ranjang dengan sebuah Makanan.

"Ayo buka mulutmu. Biar aku yg siapkan."

"Tidak!! Pertanyaan mu belum selesai. Siapa kau? Dan kenapa kau bisa ada di dalam kamarku." Agam menghela nafas kasar, dia meletakkan piring di Nakas lalu kembali menatap Fairy yg menatapnya aneh penuh ketakutan.

"Jagan menatapku seperti itu. Aku bukanlah orang jahat. Munkin keberadaan ku di sini cukup membuatmu takut, apalagi kau adalah seorang gadis yg hanya tinggal sendiri. Jadi aku menemukanmu tak berdaya dia sebuah jalan yg sangat sepi, saat itu kau pingsan di jalan, dan aku menemukan ini." Agam memperlihatkan tis pack dua garis. " Kulihat kondisimu sangat parah, kau kehilagan banyak darah. Lalu aku tau kau dalam keadaan hamil besar dan waktu itu adalah waktu kelahiran bayimu. Jadi kuantar kau ke rumah sakit, dan kau melahirkan dalam keadaan pingsan." Jelas Agam. Fairy benar-benar kaget saat melihat kembali bayi yg menangis itu adalah anaknya.

" Kau di rawat di rumah sakit sekitar 2 hari, dan kondisimu masih tak sadarkan diri, jadi kubawah kau ke rumah."

"Aku melahirkan anak." Fairy masih belum percaya. Air matanya menetes di pipi bagai kesedihannya, fairy menarik rambutnya sendiri dan mengelengkan kepala. "Ini bukan anakku, INI TIDAK MUNKIN." Teriak Fairy histeris, dia masih tidak terimah kalau akan jadi seorang ibu diwaktu yg tidak tepat ini.

Fairy menangis terisak-isak, Fairy memegang lengan Agam.

"Katakan kalau ini cuma mimpi. KATAKAN KALAU INI CUMA MIMPI. ARGGGHHH...." Fairy megoncang-goncang tubuh Agam. Tapi Agam hanya diam seolah itu sebagi jawaban kalau ini semua memang benar terjadi.

"Ini cuma mimpi kan. Ini cuma halusinasi karena gua terlalu banyak minum. Katakan ini cuma mimpi." Fairy  memukul dada bidang Agam sekuat tenaganya melampiaskan semua.

"Gua tau apa yg Lo rasain. Anak itu tidak salah, tapi kelahirannya yg hanya tidak tepat." Agam memandang bayi yg menangis dari tadi megiringi tangisan Fairy.

"Terus apa yg harus gue lakukan. Apa yg terjadi kalau Ayah dan ibu gue tau semuanya."

"Mereka menungu gue pulang degan topi sarjana di kepala, tapi gue malah menghancurkan keinginan mereka degan memberikan anak tanpa Ayah dari anak ini."

Agam ingin memegang kepala Fairy dan mengusapnya tapi dia menahan karena tau kalau dia bukan siapa-siapa Fairy yg lancang menyentuh garis cantik itu.

"Mereka  pasti akan marah, itu wajar.  Jika kau jujur pada semuanya, jalan cerita nya akan berbeda dan rasa marah mereka akan hilang. " Agam berdiri dan langsung keluar dari kamar.

Agam kembali masuk ke dalam kamar degan pakaian lengkap sambil megendong seorang bayi. Sebenarnya dia tidak tegah  meningal kan seorang gadis degan anaknya yg masih kecil, tapi dia bukanlah siapa-siapanya, sunguh tak pantas orang sepertinya tinggal bersama dalam satu atap, apalagi tidak ada ikatan di antara keduanya.

Agam kembali menghampiri Fairy yg masih diam degan kesedihannya.

"Dengar. Sebenarnya gua gak mau meningalkan Lo sendirian, tapi kita bukanlah siapa-siapa, Lo juga gak mau gua ada di sini, gua akan pergi sekarang juga."

Fairy tidak menatap Agam atau mendegarkan, di pikirannya sudah penuh degan perkiraan yg akan menimpah dirinya. Agam meletakkan bayi nya lalu megambil bayi Fairy.

"Jaga ibumu baik-baik, Jagan repotkan dia." Agam mencium kening Bayi Fairy tanpa sadar, sikap ke ke ayahanya muncul. Padahal itu bukan anaknya.

Agam kembali meletakkan bayi Fairy dan megendong kembali bayinya. Baru saja Agam mau keluar dari kamar.

"Bawah saja bayi itu pergi." Agam menghentikan langkahnya karena mendegar kata Fairy. Dia melihat raut kesal Fairy. Apa tidak akan terjadi hal buruk jika dia meningalkan Fairy dan bayinya. Apalagi Fairy sama sekali tidak menginginkan bayi itu layaknya sampah.

Untuk saat ini Agam jadi bimbang untuk meninggalkan Fairy atau tidak, apalagi jika bayi itu tidak ada yg mengurus.

Tapi Agam memilih untuk pergi. Degan topi dan tas ransel, Agam meningalkan rumah Fairy. Tapi langkahnya kembali harus berbalik saat mendegar suara seperti benda jatuh. Agam kembali ke kamar degan cemas dan sangat kaget melihat Fairy tergeletak di lantai.

Agam Akhirnya membatalkan rencana pergi saat Fairy tidak sadarkan diri. Agam meletakkan tubuh Fairy di kasur kembali. Lalu duduk di tepi kasur. Ada hal yg sangat Agan khawatirkan dari nasib hidupnya sendiri, yaitu nasib ibu dan anak ini..

Dan Agam Sadar, begitu melihat wajah Fairy yg sangat cantik mirip Sarah, ingatan akan pernikahannya yg berhenti di jalan karena orang ketiga kembali teringat.

"Shit, kenapa harus kuingat kembali."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SERUMAH DEGAN DUDA TAMPANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang