“aku sama Ava gak ada hubungan apa apa, Ava saja yang selalu dekat sama akau dan sok dekat, padahal ia gak tahu kalau aku aslinya benci sama dia” Ava diam di tempat, ia tidak menyangka jika sahabatnya dari kecil ternyata sejahat itu.
“Ava kamu tidak jadi masuk?”tanya mama Kevin yang membuyarkan lamunan Ava“hehe nanti aja tante, Ava mau ke kamar mandi dulu ya te” pamit Ava, ia tidak ingin menangis di depan semua orang.
Ava masih memikirkan kata kata Kevin tadi, ia menghela nafas tidak habis pikir kenapa sahabatnya bisa sejahat ini. Ava membasuh mukanya agar tidak terlihat jika ia habis nangis.
“kak” panggil Ava setelah samapi di ruangan, Ilham melirik Ava “pulang yuk” lanjut Ava. Ilham heran
“loh kok pulang?” tanya Kevin mesang wajah palsu nya di depan Ava dan keluarga nya.
“gak papa biar lo bisa istirahat, tante kami pamit pulang dulu, assalamualaikum” pamit Ava dan langsung keluar tidak memperdulikan semua orang yang di dalam melihat kepergian Ava heran.
Mau tidak mau mama serta papa dan Ilham juga ikut keluar setelah pamit
“maaf va, gw tahu lo pasti bakal benci gw, maaf”***
Sudah 1 bulan Ava diam, semenjak kejadian dulu Ava sering diamnya, sudah jarang makan dan jarang bicara panjang selalu dijawab singkat,. 1 bulan juga ia sedikit menghindar dari Kevin, entah megapa setiap melihat wajah Kevin selalu teringat ucapanya dulu yang membuat hati Ava teriris.
Kevin tahu ia salah berbicara seperti itu tapi ia harus melakukan itu jika tidak Ava akan lebih terluka di banding ini. Setiap Kevin dekati Ava selalu menghindar, ia tidak boleh seperti ini ia harus menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Kevin sengaja bawa Ava ke taman, awal Ava menolak tapi ia tidak menyerah ia memaksa yang membuat mau gak mau Ava ikut ke taman.
“ngapin lo bawa gw kesini, kalau gak penting gw pulang” ujar Ava
Kevin mencegah tangan Ava ketika ia ingin berdiri “sabentar gw mau jelasin dulu sama lo” suara Kevin mulai mengecil
“harus dijelasin bagaimana lagi vin, gw tahu kalau lo benci gw, semenjak lo keluar dari rumah sakit sifat lo berubah, lo seakan gak kenal gw, setiap gw kerumah lo, lo selalu ngusir gw, gw tahu itu, dan……gw denger lo dulu bilang apa tentang gw” tangis Ava mulai pecah ia sudah tidak sanggung menahan ini.
“gw tahu gw salah, tapi aku mohon maaf in aku, lo gak tahu bagaiman di posisi gw dulu. Sebelum gw kecelakaan gw sempat ke klinik, gw selalu ngerasain sakit diperut gw, gw berharap ini hanya sakit sembelit biasa tapi ternyata gak, gw kena kanker usus. Dokter sempat bilang kalau umur gw gak akan lama. Gw bingung va harus bagaimana, mama sama papa gak tahu masalah ini, gw bilang seperti itu agar lo gak lebih sakit kedepannya setelah tahu kalau umur gw gak panjang. Tapi tuhan berkehendak lain saat kecelakaan dulu kanker yang ada di usus ku gak ada, gw sayang lo gw gak mau kehilangan lo, gw mohon jangan tinggalin gw, maaf gw udah bikin lo sakit hati hanya ini cara agar lo gak terluka lebih dalam” tangis Kevin yang mengingat betapa kejamnya dirinya dulu.
Setelah mendengar itu, Ava langsung memeluk Kevin dan menenangkan agar tidak nangis lagi “gw tahu lo salah, gw sudah maafin kok lo dan gw juga sayang sama lo” ava menghapus bekas air matanya dan air mata Kevin lalu tersenyum kevin juga ikut tersenyum.
Ava tahu jika takdir itu kadang menipu kita agar kita lebih kuat dan tidak lemah lagi. Dan Ava sekarang sadar jika tidak semua orang yang jahat akan selalu jahat, dan orang yang baik tidak selalu baik.***
Panjang ya, emang ku sengaja panjang biar selesai sekalian 😂😅
Bye sampai jumpa di cerita ku selanjutnya 💓
KAMU SEDANG MEMBACA
-Just Friend-
Short Storyhai aku kembali lagi dengan cerita yang sama seperti sebelumnya, maaf jika ada salah kata atau segala macanya🙏 °menceritakan tentang seorang sahabat.° •jika penasaran baca aja•