▪prolog▪

12 1 0
                                    

Happy reading guys😀

•••••
Yang lagi diluar siapin masker, biar kalo senyum-senyum sendiri nggak sampe ditegur kang parkir. Wkwk canda kang parkir😂😂
•••••

Hari senin tanpa Dira, rasanya sepi.
Seperti langit yang tak afdhol jika tanpa awan.
Hambar.
Seperti kuah soto tanpa garam.
Ini bukan gombal, tapi realita karena rindu yang sudah berkecamuk di dalam dada.
Yang beralaskan kulit dan berisi hati.
Lalu di dalamnya bertuliskan DIRA SAYANG.

Sebelum akhirnya Gilang mengirimkan pesan tersebut ke chat samatan yang bernamakan semut, pesan masuk terlebih dahulu.

"Kamu lagi nulis apa sih, kok lama?"

Centang dua biru, artinya sudah dibaca. Puisi itu sudah tersampaikan dengan mulus tanpa hambatan. Sinyalnya sedang bersahabat. Baguslah, jadi dia tidak perlu lama-lama menunggu pesannya.

Jari lentik Gilang kini mulai menunjukkan kelihaiannya lagi dalam berkerja, lalu dengan cepat ia mengetuk setiap huruf untuk menjadikannya sebuah kata tak terduga.

"Baru satu menit ngetik udah di tanyain. Gimana besok kalo aku sakit, trus nggak ada sinyalnya di tambah batre hp ku lowbat, dan baru bisa bales pesan kamu pas udah ganti hari."  Pesan itu berakhir dengan emot cuek yang melihat ke arah sebelah, lalu setelahnya ada hati merah yang terlihat berkilauan.

"Ya abis kamu typing trus."

"Tapi makasih buat puisinya."

"Bagus?"

"Nggak, tapi aku suka. Asalkan cuma aku doang yang dikirimin, nggak ada yang lain."

"Emangnya kenapa? Kan yang lainnya juga pasti suka, umi'ku juga bilang, katanya nyenengin orang bisa dapet pahala tambahan."

"Tapi nggak gitu juga, emang kamu mau di sukai cewek lain selain aku?"

"Ya mau lah, kalo bisa punya banyak kenapa harus cuma satu."

"Ih nggak lucu ah, pokoknya aku nggak mau ada cewek lain yaa. Titik. Nggak bisa dihapus."

"Iya semut....bawel ah, orang cuma bercanda juga."

Centang dua tanpa biru. "Hmmm. Lagi ngetik dicariiin, sekarang udah di bales malah ditinggalin. Dasar semut, bikin makin gemes aja." Gerutu Gilang yang diiringi dengan tawa kecil, sebenarnya ia juga tak mengerti dengan sikap cewek yang satu ini, sulit sekali untuk dimengerti. Kadang marah, suka tiba-tiba baik, lembut, pengertian, eh detik berikutnya berubah begitu aja. Kalo di tanyain pas besoknya cuma bilang dengan santainya : "itu namanya lagi nggak mood."  dan aku cuma bisa iya in aja. Aneh nggak? Dan herannya nih malah itu yang buat aku suka sama Dira. Unik dan ngangenin.

"Lang, lo pulang bareng kita nggak." Tepukan Angga yang sempat menyadarkan Gilang dari lamunannya tentang Dira.

"Nggak usah, gue bawa motor kok. Lo duluan aja."

"Dari tadi gue liatin lo senyum-senyum sendiri, sampe takut gua pas mau nyamperin." Angga terkekeh dengan ucapan David yang menurutnya  memang lucu. Bukan hanya ucapannya, namun juga ekspresinya saat mengungkapkan itu sangat pas. Pas untuk mengejek Gilang.

"Lu kira gue setan, sampe lu takut pas ngeliat gue."

"Gue enggak bilang gitu lo,"

"Iya emang nggak bilang gitu."

"Dia yang ngerasa Vid. Lu mah cakep-cakep isi otaknya cuma 2G, Udah gitu penuh lagi." Kini giliran Gilang yang tertawa lepas melihat ekspresi David yang tololnya minta ampun. Dan dia suka berada di keadaan seperti ini. Bahagia yang begitu sederhana.

Mata David berkeliling seperti sedang mencari seseorang. "Dira nggak keliatan!"

"Iya ih, gue baru nyadar.  Tapi udah dari pagi lo nggak keliatan batang hidungnya."

"Lagi sakit dia, kebanyakan gue kasih cinta."

"Mulai-mulai."

"Besok-besok kalo gue mau deketin cewek, gue les ke lo ya. Biar makin jago ngerayunya."

"Beres."

"Iya, Vid. Sekarang balik dulu lah ini udah jam berapa. Kita duluan Lang." Ucap Angga yang langsung melangkah menjauh dari posisi Gilang saat ini berdiri setelah bersalaman dengannya dan di susul David, teman satu gengnya.

"Ya. Ati-ati. Jangan godain cewek mulu lo." teriaknya. Setelah itu Gilang memasukkan handphone nya saat setelah punggung kedua sahabatnya itu sudah tak terlihat dalam pandangannya.

Mereka sudah empat tahun ini bersama, mulai dari Smp kelas dua sampai sekarang, di Sma dan kelas yang sama. Sebelas A Ips, iya. Kelas yang hanya dihuni cowok keren dan sang ratu sekolah, siapa lagi kalo bukan cewek-cewek di kelas ini. Tapi yang berbeda dari cewek kelas ini adalah kelakuannya lebih baik dari sekian banyaknya cewek di kelas lain. Tapi lebih baik Dira sih, walaupun dia beda kelas, lebih tepatnya sebelas A Ipa. Tapi udah nggak bisa di raguin lagi kecantikannya, akhlaknya. Udah mencapai batas kewajaran ini mah.

•••••
Gimana?suka sama part pertamanya?😊
Jangan lupa vote and comment ya.

See you DiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang