Messenger chat

5 0 0
                                    

"Tring", bunyi notifikasi dari facebook. Malam itu Mutia seperti kena setrum listrik karena kaget melihat notifikasi pertemanan yang barusan dia terima. Dia tidak berani membuka nya bahkan melihat profile fb tsb. Lama dia termangu dan jantung nya berdegup kencang. Akhirnya 1 jam kemudian dia mulai buka profile fb dan scrolling timeline dan foto-foto si requester.
Deg...jantung nya bekerja lebih cepat dan perasaan nya bercampur aduk. "Inikah sosok yg dia cari selama 12th ini?"

Di halte busway mutia menunggu cukup lama. Gelisah karena di malam itu dia harus menyampaikan hal penting kpd seseorang. dalam fikiran nya, apakah pria ini tersesat di jalanan ibu kota? apakah dia sudah makan? apakah dia cukup perbekalan nya? ahhh, terlalu sayang nya dia sampai berfikiran spt itu. "Udah lama?" tanya pria yg menghampiri nya. akhirnya pria itu muncul di hadapan nya. "Lumayan, setengah jam lah berdiri di sini". kemudian mereka berjalan menyusuri terminal kp. Melayu dan mampir ke kedai nasi goreng. Dia memberanikan diri dan berusaha tegar dan tenang saat berbicara dg pria di samping nya.
"Mas, aku thu ini terakhir kita ketemu. spt yg kamu thu aku sudah di jodohkan oleh orang tua ku. Aku bahagia kamu sudah diterima kerja di perusahaan yg kamu impikan". Di ruang terdalam hati nya menangis, tetapi dia berusaha tegar. "Ya, Mas thu hal ini, tp knp km tega meninggalkan mas di saat mas sudah terlanjur menyayangimu?!" jwbn lembut dr pria ini membuat nya hampir goyah dan meruntuhkan tembok ketegaran nya. "Aku gak bisa durhaka sama orang tua mas, biarlah mungkin ini takdir ku menjalani episode hidup spt siti nurbaya." lirih dia menjawab. sampai di ujung jalan terminal kp.melayu Bara menarik tangan nya dan mencium kepala nya. "Km tega, mas udah terlanjur sayang banget sama km!" hampir roboh seluruh benteng ketegaran mutia. "maaf mas, kita tidak bisa bersama lagi. km yg sabar dan semoga km sukses ya". mutia dengan cepat naik ke mikrolet  menuju tempat kost nya.

Lama dia melihat foto pernikahan dan foto keluarga si requester. Ya betul, yg meminta pertemanan di fb adalah sosok yg dia cari selama 12 tahun ini. akhirnya dia memberanikan diri utk chat. "Mas?", dan langsung di bales "iya". Entahlah kenapa hati nya menjadi ber bunga2 dan adrenalin nya terpacu dg cepat. chat mrk berlanjut. "nomor WA mu brp?"tanya pria tsb. mutia dg sigap menulis nomor nya, akan tetapi lama dia menimbang fikiran apakah harus menekan tombol enter atau delete?

"Halo, selamat pagi." suara di seberang sana menyapa. Ya, akhirnya Mutia menekan tombol enter dan mengirimkan nomor WA nya ke Bara. Sudah hampir 3 pekan mereka saling menanyakan kabar atau bahkan bercanda tentang hal yg tidak penting.

"Mas, kenapa km mencari aku setelah puluhan tahun?", tanya Mutia. "Aku mau minta maaf." sambut Bara.

"Minta maaf atas apa mas?" tanya Mutia. Bara menghela nafas panjang dan diam beberapa menit, "mas sudah banyak salah karena sering membuatmu menangis."

Selama 1 tahun mereka menjalin hubungan, sering terjadi selisih faham diantara mereka. Ego pasangan muda yang idealis dan belum matang serta keinginan Bara menikah di usia muda yang selalu menjadi akar dari keributan mereka berdua.

"Tidak semudah itu aku memaafkanmu mas", jawab Mutia.

Bara kembali terdiam dan menunduk dalam. "Klek" Mutia memutuskan sambungan telefon nya dengan Bara.

Bara tidak putus asa, dia selalu mengirimkan WhatsApp chat dan menelfon Mutia setiap hari. Awal nya Mutia merasa segan dan mencoba menyudahi komunikasi diantara mereka yang baru terjalin 2 hari lalu.

Tetapi suara Bara membuatnya lemah dan dia selalu menantikan WA dan telepon dari Bara dg perasaan dag dig dug sepanjang hari..ah apakah cupid yg sedang mabuk telah salah sasaran melemparkan panah asmara kepada nya? TUHAN, salahkah semua ini?

"Pegang Tanganku bersama Jatuh Cinta Lagi..
Kali kedua pada yang sama..
Kau tak terganti..
Kau yang selalu kunanti.."

Lagu Kali Kedua dari Raissa mengalun dr radio. Ada sesak dalam dada mutia
mendengarkan lagu tsb. Apakah aku saat ini juga sedang jatuh cinta utk yg kedua kali kpd Bara? fikirnya. Tiiiit...bunyi klakson panjang dari mobil di belakang nya mengagetkan lamunan nya. lampu hijau traffic light sudah menyala. Dia memacu mobil nya dengan cepat meninggalkan perempatan jl. samudera menuju rumah nya.

"Gedebug", bunyi suara handphone di banting. Malam itu Arya memarahi Mutia yang pulang terlambat 10 menit dari biasanya. "Maaf sayang, jalanan hari ini macet banget karena ada kecelakaan." getir nada suara Mutia berusaha menjelaskan kenapa dia pulang terlambat. "Kamu gak keluyuran nongkrong sama laki2 lain kan?kamu jauh dari sy dan sy tdk tahu apa yg kamu lakukan di sana!" Arya masih marah dan menginterogasi Mutia.
"Sayang, kamu tahu kegiatanku selama kamu dinas. aku tidak pernah berkumpul dg teman2 ku apalagi nongkrong dg laki2 lain tanpa izin darimu. come on honey, this not a big thing! can we stop this topic?" suara Mutia melemah dan memelas kepada Arya suami nya. Malam itu tidak ada solusi utk perdebatan mereka karena Arya keburu menutup telfon nya.

Arya dan Mutia menjalani Long Distance Marriage selama lebih dari 5th. Arya bekerja di salah satu perusahaan e-commerce terkenal di Asia dan ditempatkan di Singapura. Arya kembali ke Jakarta setiap 1 bulan sekali. Sementara Mutia adalah pemilik coffee shop dengan brand "Choco Vanilla".
Mereka sudah memiliki 2 orang anak perempuan yang manis dan 1 anak laki-laki yang menawan.

"Tring", dengan sigap Mutia membuka pesan di messenger. Betul pesan tsb dari Bara. "Dik, sudah sampai rumah?"
pertanyaan sederhana tp bagi Mutia sangat berarti. "Udah, baru sampai."balas Mutia dengan tersenyum.
Mutia memang jarang mendapatkan perhatian kecil dari Arya. Suaminya memiliki swing mood dengan cepat. Sedetik baik, di detik kemudian dia marah-marah.

Bara memang sering memberikan perhatian kecil kepada Mutia. Karena Bara masih di liputi rasa bersalah dan Mutia belum menyambut kata maaf nya. Sudah hampir 1 bulan Mutia dan Bara menjalin komunikasi via messenger chat. komunikasi mereka berjalan lancar dengan bahasan ringan dan perhatian2 kecil satu sama lain.

"Pagi Mba Mutia, happy banget hari ini." Sapa salah satu pramusaji di cafe nya. Ya, setelah 1 bulan ini komunikasi dengan Bara, Mutia lebih sering tersenyum dan menjadi orang yang periang dan ramah.

Messenger chat dan Bara telah merubah hidup Mutia...

To be continued...


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHOCHO VANILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang