Vol 1 Prolog

291 7 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunga Coquelicots berwarna merah menyala bermekaran disepanjang medan peretempuran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunga Coquelicots berwarna merah menyala bermekaran disepanjang medan peretempuran.

<System Start>

<RMI M1A4 Juggernaut OS Versi 8.15>

Suara hiruk-pikuk bercampur dengan kebisingan transmisi radio.

"Handler One ke Undertaker. Kekuatan intersepsi musuh terlihat di radar. Kami telah mengkonfirmasi unit ukuran batalion dari tipe Artileri(1) Anti-Tank serta kekuatan tipe Dragoon dengan ukuran yang sama."

"Dimengerti, Undertaker. Aku bisa merasakannya dari sini."

"Komando telah dipindahkan kepada komandan lapangan yang segera berlaku efektif. Tunjukkan rasa terima kasih kepada tanah airmu dengan darah dan dagingmu dan pertahankan Republik dengan hidupmu."

"Roger."

"... Maaf, kalian semua. aku minta maaf."

<Transmisi berakhir>

<Kokpit terkunci>

<Power pack diaktifkan. Aktuator dihidupkan. Mekanisme kunci ganda dilepaskan.>

<Stabilizer: beroperasi secara normal. FCS: kompatibel. Vetronics: offline. Mode scouting musuh: pasif.>

"Undertaker ke semua unit. Handler One telah menyerahkan komando. Mulai dari sini, Undertaker akan mengambil alih komando operasi."

"Dimengerti, Alpha leadaer. Sama seperti biasanya, kan, Reaper? Apa yang akhirnya dikatakan oleh majikan kita yang pengecut di sana? "

"Mereka menyesal."

Suara di ujung Para-RAID meledak tertawa.

"Ha, para babi putih itu tidak pernah berubah. Mereka mengusir kita, mengikat kita, dan kemudian menutup telinga dan meminta maaf? Persetan ... Semua unit, kalian mendengarnya. Jika memang kita tetap harus memjeput kematian, paling tidak, Reaper terpercaya kita ada untuk membimbing kita."

"Enam puluh detik sebelum kontak dengan musuh ... musuh pembawa bom datang. Menembus zona pengeboman musuh dengan kecepatan tempur maksimum."

"Ayo lakukan ini, bro!"

<Manuver Tempur Terbuka>

<Deteksi Unit Musuh diset menjadi Bogey 1> <Set ke Bogey 2> <Bogey 3><Bogey 4> <Bogey 5> <Bogey 6> <Bogey 7> <Bogey 8> <Bogey 9> <Bogey 10> <Bogey 12> <Bogey 12> <Bogey 13> <Bogey 14> <Bogey 15> <Bogey 15> <Bogey 15> <Bogey 16> <Bogey 17> <Bogey 18> <Bogey 19> <Bogey 20> <Bogey 21> <Bogey 22> <Bogey 23> <Bogey 24> ...-----

<Menghidupkan: Bogey 210>

"Delta Leader ke skuadron Delta! Jangan coba-coba berkeliaran — kita membawa mereka ke sini!"

"Charlie Three! Musuh dari arah jam sepuluh! Cepat menghindar— Sial!"

"Echo One ke semua unit. Echo Leader KIA. Echo One mengambil alih komando."

"Bravo Two ke semua unit. Maaf ... Sepertinya ini adalah akhir dari pertempuran."

"Alpha Leader ke Alpha Three! Tunggu sebentar lagi! Aku dalam perjalanan! Alpha One, ambil alih komando."

"Dimengerti. Semoga beruntung, Alpha Leader."

"Terima kasih ... Hei, Shin. Undertaker. "

"Ada apa?"

"Kamu masih ingat janjimu, kan?"

"...Ya."

<C1 Sinyal Hilang>

<Rekan tersisa: 0>

Suara perwira, tercampur dengan suara statis, berasal dari headset yang dilepasnya yang mengganggu hembusan angin senja.

"Kepada... semua unit... Handler One ke semua unit. Apakah kalian mendengarnya? Jawab, unit pertama."

Dia bersandar di badan pesawatnya — benda yang tampak organik, mirip dengan kepompong — dan merogoh kanopi kokpit yang terbuka dan menekan tombol transmisi radio.

"Undertaker ke Handler One. Kekuatan intersepsi musuh dimusnahkan. Kami telah mengkonfirmasi mundurnya pasukan musuh. Operasi berhasil. Kembali ke markas."

"... Undertaker. B-berapa banyak yang akan kembali?"

<Transminsi berakhir>

Itu adalah pertanyaan bodoh yang takan bisa dijawab.

Sebelum orang lain selesai berbicara, dia memutus transmisi dan membalikkan pandangannya ke luar kokpit. Adegan itu diterangi oleh cahaya matahari terbenam, membuat bayangan di medan perang yang dipenuhi oleh nyala api yang berkedip-kedip dan sisa-sisa binatang logam yang meringkuk dan laba-laba berkaki empat, viscera mekanis yang menonjol dari bingkai mereka. Itu adalah mayat rekan, mayat musuh, puing-puing sisa pertempuran. Tidak ada jejak kehidupan yang tersisa di medan perang ini kecuali dia. Memandang jauh, yang akan dia temukan hanyalah mayat dan hantu orang-orang yang masih hidup bahkan setelah mereka mati. Keheningan itu meresahkan. Di seberang ladang, matahari terbenam di pegunungan yang gelap, memancarkan sinar merah.

Dunia yang sekarat ini bermandikan warna merah tua, atau mungkin diwarnai oleh bayangan.

Dia dan unitnya adalah satu-satunya yang masih bisa bergerak. Kaki panjang unit itu didesain meniru kaki serangga arthropoda. Armornya yang berubah warna dihiasi dengan penyok yang tak terhitung jumlahnya, dan itu dilengkapi dengan Pemotong berfrekuensi tinggi seperti bilah pedang dan meriam utama. Siluetnya adalah laba-laba prowling, tetapi sifatnya yang empat kali lipat dan meriam di punggungnya membuatnya mirip dengan kalajengking. Karena tidak memiliki apa pun yang dapat dianggap sebagai kepala, bentuknya mengingatkan pada jenazah yang kepalanya dipancung, merangkak di sepanjang medan perang, mencari mahkotanya yang hilang. Sambil mendesah, dia bersandar pada badan pesawat lapis baja sambil menikmati hawa dingin dibalut angin senja, mengalihkan pandangannya ke kecantikan mengerikan matahari terbenam. Sebuah negara timur jauh pernah bercerita tentang bunga yang lahir dari sebuah darah dimana selir seorang raja yang agung, yang mengakhiri hidupnya sendiri. Atau mungkin bunga itu mekar dari sungai-sungai penuh darah yang tumpah dari para ksatria yang dibantai oleh orang-orang barbar. Warna merah menyala terlihat sejauh mata memandang, diterangi oleh sinar matahari terbenam yang membakar semuanya, sebuah pemandangan gila.

Mahaeswara Translation

1. Pasukan bersenjata berat

Malaikat maut

Eighty Six 86 Eighty-SixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang