[ FAUZAN - 3 ]

54 20 31
                                    

Happy Reading

****

Saat ini Indah sedang berada didalam bilik toilet sembari memegang gagang pel. Ia dihukum karena ketahuan kabur saat menjalankan hukuman dari Bu Dwi dan dituduh mengutil buku perpustakaan.

Ia menelisik seluruh ruang toilet dengan tatapan malas. Tak terbiasa ia mendapat hukuman sekeji ini. Palingan jika ia dihukum akan disuruh lari lapangan atau menulis rangkap permohonan maaf.

"Huft! Belum apa-apa aja udah males,apalagi nanti ngosek kloset. Iuhhh jijay!" ucapnya lebay.

Daripada berdiam didalam toilet sembari meratapi nasib,Indah segera menjalankan hukumannya dan bergegas menemui Fauzan. Setidaknya melihat Fauzan membuat rasa kesalnya menghilang.

Nguitt

Suara pintu terbuka membuat Indah menolehkan kepalanya. Disana berdiri Libina dan Jonaya dengan membawa kantong kresek. Indah seketika berbinar.

"Jonayaa,tolongg. Help me!" pinta Indah memelas sembari menyodorkan gagang pel ke hadapan Jonaya,berharap Jonaya mau membantu dirinya.

"Ntar ya,mau ganti dulu. Bocor" ujarnya sembari memperlihatkan rok belakangnya.

"Allhamdulillah, baik banget sih kamu. Jadi tambah sayang kan,muahh" memberi Jonaya kiss jauh.

"Ho'oh" balas Jonaya kemudian masuk kesalah satu bilik. Berbeda dengan Jonaya yang baik hati dan tidak sombong,makhluk kasar satu ini malah menertawakan nasibnya.

"Haha anjrit,ternyata sekolah punya office girl baru" tawanya menggelegar sembari menuding Indah.

"OG lambemu!"

"Dahlah lemot,daripada matung gitu mending cepet bersihin. Mau lo nggak liat Fauzan" suruh Libina. Mundur satu langkah dan menyenderkan punggungnya ke pintu toilet.

"Coba deh contohin gimana caranya nge-pel cepet"

"Bego banget sih,gitu ae gak bisa" semprot Libina kesal. Tak urung merebut kasar gagang pel yang digenggam Indah. Indah memberi celah untuk Libina mempraktikannya.

"Gini nih,liatin woy!" seru Libina memulai aksi mengepel lantai. Dengan semangat 45 tentunya.

"Ohh gitu,yang samping Na! Itu tuh masih kotor. Belakangnya lagi" keadaan seakan terbalik. Indah sebagai mandor dan Libina sebagai pekerjanya. Diam-diam Indah tersenyum puas,pekerjaannya sudah di handle orang lain.

Jonaya sudah keluar dari bilik dan menatap bingung sekitar. Terlebih lagi menatap Libina dengan raut bingung yang kentara. Biasanya Libina tidak mau diperbudak oleh Indah,tetapi sekarang?. Mungkin itu yang membuat Jonaya bingung.

"Sstt,kabur Jon!" seru Indah sembari berbisik.

Jonaya yang mengerti lantas mengangguk. Menutup mulut supaya tawanya tidak keluar. Indah merapatkan bibirnya kedalam sembari menatap Libina dengan jahil.

"Emm,Na gue pengen pipis,kerjain bentar ya Jonaya bentar lagi keluar bilik kok" ucapnya pura-pura menahan sesuatu.

"Hmm sana,ngompol tau rasa lo!"

FAUZANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang