Beberapa kehilangan yang dirasakan oleh Avyanna sangat membuat dirinya hancur, ia menjadi wanita yang lebih dingin dari sebelumnya. Alvir cinta pertama Avyanna, seorang laki-laki yang membuat kehidupan Avyanna berubah dan Avyanna merasakan seluruh h...
"Bangun cuy dah jam berapa ini ? Lo ga ke kampus ?!".
Ketukan dari luar pintu yang sudah ia hafal siapa yang mengetuknya, begitu pula umpatan-umpatan yang bisa ia dengar dari dalam kamarnya.
"Iya iya ini gua bangun, cerewet banget sih lo kaya ibu tiri". Dengan langkah gontai karena masih mengantuk ia menuju pintu kamar dan membukanya.
"Lagian lo di bangunin dari tadi juga, emang lo gak mau ke kampus ? Ini kan hari pertama ospek". Tanya Rivania.
Rivania merupakan teman Avyanna sejak di bangku kelas satu SMA hingga kelas tiga SMA, mereka cukup dekat terlebih saat ini mereka satu kos dan satu kampus, hanya saja beda jurusan. Rivania mengambil jurusan Managemen sedangkan Avyanna mengambil Hukum.
"Iyah mau Nia, sabar aja kali kampus kita juga kaga bakalan lari". Cerocos Avyanna yang masih berusaha mengumpulkan beberapa kesadarannya.
"Dimohon untuk memanfaatkan waktu dengan baik wahai ibu Avyanna Calistas Miller, gedung fakultas lo paling ujung". Jengah Rivania karena kelakuan temannya yang selalu malas jika bertemu orang baru.
Rivania sangat tau kalau Avyanna seperti ini jika bertemu orang banyak, bahkan ia pernah saat di SMA ingin pingsan karena pusing melihat banyaknya orang-orang yang berkumpul, Avyanna memang gadis yang suka di rumah, bahkan ia bisa menghabiskan satu harinya hanya di dalam kamar saja. Hebat bukan ?
"Buru mandi". Omel Rivania sambil mendorong badan Avyanna.
******
Avyanna sudah siap untuk pergi ke kampus tapi tiba-tiba ia berhenti di ambang pintu membuat Rivania mengeryit bingung.
"Kenapa ? Jangan bilang lo kumat lagi ?". Rivania sudah tau jika akan seperti ini, Avyanna akan seperti ini jika akan bertemu beberapa juta manusia.
"Ayolah Avy sayang, percaya sama gue lo bisa berteman baik sama manusia-manusia disana, atau bahkan ada yang bisa satu frekuensi sama lo". Rivania mencoba membujuk Avyanna dengan kesabarannya yang sudah setengah.
"Ni, gua takut banget". Ucap Avyanna seraya memasang wajah memelas sebisa mungkin supaya Rivania iba terhadapnya.
"Gak, gak ada ! Gak ada takut-takutan ngerti ? Sekarang kita ke kampus !!". Tegas Rivania sambil menggandeng tangan Avyanna menuju kampus.
"Gak tau".Jawaban tanpa dosa keluar dari mulut Avyanna.
"Dudec'mon!! Ada gua Vy ada gua, lo gak perlu takut okay ? Just takeadeepbreathand start well for today". Ucap Rivania yang berusaha menenangkan ketakutan yang Avyanna hadapi saat ini.
"Okay". Jawab Avyanna di iringi dengan senyumannya.
Selama di perjalanan menuju kampus Rivania dan Avyanna tak banyak bicara, mereka benar-benar dibuat takjub oleh bangunan-bangunan kampus mereka.
****
"Nanti WA gua kalau ada apa-apa okay ?". Ucap Rivania sambil memegang kedua bahu Avyanna.
"Emmm...". Dengan wajah lesu Avyanna menjawabnya.
Mereka berpisah di dekat perpustakaan, karena mereka berbeda fakultas maka titik temu mereka berpisah dan berkumpul di dekat perpustakaan entah itu di taman baca atau di dekat parkiran.
*******
"Hai". Sapa seorang laki-laki yang sudah duduk tepat disebelah Avyanna.
"Oh, hai." Jawab Avyanna dengan senyuman.
"so, what's your name girl ?" Tanya laki-laki tersebut.
Tubuhnya yang tinggi, matanya yang tak begitu tajam dan tak begitu sayu, alis yang tebal, bibir yang padat dan sexy, tan skin yang ia miliki, serta rahang yang tak terlalu tajam menyempurnakan visual yang ia miliki.
"Avyanna, panggil aja Avy". jawab Avyanna.
"oh, Avy it's beautifull name. My name is Daren". Jawabnya.
"Oh thank you, you too Daren." Jawab Avyanna.
*******
Loren Gray as Avyanna Calistas Miller
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Brooke Taylor Kier as Rivania ava Claressa
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
