Chapter 2

1.2K 147 15
                                    

Dia terbangun dari tidurnya, mata sayu nan sembab selalu terukir di wajahnya, ia malas sekali untuk pergi ke sekolah.

Tapi dirinya harus tetap pergi, bagaimanapun ia merasa bosan berada di rumah. Hingga dirinya pun sampai di sekolah.

Rasa takut,cemas dan khawatir selalu menghantui pikirannnya setiap memasuki kelas

    "Wahh ternyata dia masih tetap mau ke sekolah!"

    "Ga takut apa gitu?"

    Anak laki laki yang baru masuk ke dalam kelas, cuman bisa menatap lesu ke arahnya. Teman temannya cuman bisa menatap geli ke arah Nevin.

    "Terserah saja" ucapnya.

     Elestial yang merasa di ejek berjalan ke arah Nevin yang tengah duduk, ia menggerbak mejanya hingga Nevin tersentak kaget.

    "Woi?! Kau mulai melawan ya?" Kesal Elestial, orang itu menjambak rambut Nevin hingga terangkat.

    "A-ah! Sa-sakit!" Histeris sang empu itu.

    "Woi Lenzi tendangin kursinya!" Perintah Elestial, dan perempuan itu mengangguk lalu menuruti perintah dari laki laki itu. Jujur saja ia tak berani membantah ia takut.

   "Bagus Lenzi!" Pekik senang Beacon cream yang tengah mengobrol bersama Nightd di kursi depan sembari menonton aksi yang menyenangkan itu.

    "Nah Nevin? Enak kan rasanya di giniin?" Tanya sahabatnya itu dengan senyum remeh.

    "G-ga!-" rintih Nevin, matanya mulai mengalirkan air, Elestial yang melihat itu berdecih lalu menghempaskan ke tempat awalnya, tapi tidak ada kursinya sehingga membuat sang empu kesakitan.

    "WUOH!!" sekelas riuh, dengan teriakkan.

    "Keren elestial!!"

    "SUGOI!!"

    "Tentu saja, ini tidak seberapa loh, liat aja nanti kedepannya"

    Ancaman itu membuat Nevin yang terduduk bergidik takut, tubuhnya bergetar, seluruh teman teman di kelas yang dia sayangi benar benar berubah. Tatapan mereka seakan tidak peduli kapan dirinya akan mati.

    "Nevin, mending kau ga perlu sekolah lagi deh kasian lama lama gweh" ucap Nightd selaya ia melemparkan buku LKS ke arahnya.

     "Makin jelek aja ku lihat"

     "Dari awal memang ganteng sih, cuman dia aja yang sok kegantengan hahaha"

      Sakit? Sangat sakit ucapan yang mengejek ke arahnya benar benar membuat dirinya semakin sakit. Ia berlari dari kelas menuju ke Toilet kali ini dia benar benar ga sanggup menghadapi cobaan yang menimpanya.

     'kumohon siapa saja, ambil saja nyawaku aku benar benar tidak peduli!'

     Rintihnya itu membuat dirinya berputus asa, ia melihat ke arah cermin muka pucat pasi, pipi yang mulai menirus dan mata sebelahnya yang tidak berfungsi untuk melihat kembali. Benar katanya mantan temannya itu, dirinya kelihatan jelek.

     Tanpa di sadari darah segar mengucur dari hidungnya, kali ini ia tidak kaget. Dia langsung membuka keran dan membasuhkannya.

     'aku lelah..'

     Ia terus menghilangkan darah yang terus menerus tidak berhenti, dia malah sedikit panik ia takut Tuhan menjawab perkataan dirinya bahwasan ingin cepat mati.

      'ti-tidak! Aku tidak ingin mati!...'

      Siapapun pasti takut dengan kematian, tapi adapun disisi lain mereka sudah lelah dengan kehidupan yang ada di dunia. Tapi Nevin ia tidak tahu apakah dia ingin mati atau ingin tetap hidup.

~sorry~ (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang