Naylara

6 2 0
                                    

Hari demi hari terus berganti, mengikis waktu dan semua masa lalu. Sudah genap dua tahun Nayla dan Nayra bertemu. Kini mereka berdua sudah menduduki bangku kelas 3 SMA di sekolah favorit bernama SMA Pusaka Bangsa. Kini Nayla tengah sibuk berkutat dengan tugasnya padahal waktu telah menunjukkan jam pulang. Bersekolah kembali membuat impian nya yang sempat terlupa kini muncul di dalam hati nya lagi.

Aktifitas Nayla seketika terhenti ketika mendengar namanya di panggil melalui pengeras suara di ruang kepala sekolah. "Panggilan terhadap ananda Nayla dari MIPA 1, harap segera ke ruang guru."

Nayla mengerutkan dahi nya bingung, tapi detik berikut nya Nayla menepuk jidat nya sendiri. Ia lupa bahwa hari ini dia harus memberikan formulir perlombaan pada guru yang Seharusnya formulir itu sudah dia kumpulkan dari satu jam yang lalu, tapi saking sibuknya dia malah kelupaan.

Dari semenjak kelas 1 SMA, Nayla dipilih menjadi ketua ekstrakulikuler bela diri, yang membuat nya harus bertanggung jawab atas segala hal yang bersangkutan dengan ektrakulikuler bela diri, walaupun kini dia sudah menduduki bangku kelas 3 SMA.

Dengan gerakan cepat, Nayla menumpuk kertas formulir dan segera berlari menuju ruangan guru. Saking tergesa-gesa nya dia sampai tidak sadar dari arah berlawanan nampak seorang laki-laki yang tengah fokus memainkan ponsel nya.

BRUKK ! ! !

Lutut Nayla mencium lantai dengan sangat keras akibat dirinya bertubrukan dengan seseorang itu. Untung nya formulir yang di pegang Nayla tidak berceceran. Dengan cepat, Nayla berdiri dengan kesal, lalu menatap tajam sang penabrak.

"Kalau jalan mata tuh di pake!" Tegas Nayla.

"Lo yang salah," Kata laki-laki itu dengan santai nya.

"Kan lo yang jalan gak pake mata, kalo lagi jalan tuh jangan sok- sok 'an main hp!" Ucap Nayla dengan nada tinggi.

"Lo yang lari-lari." Ucap laki-laki itu membuat Nayla memicingkan matanya geram. Rasanya jika tidak sedang buru-buru Nayla ingin sekali menjambak rambut laki-laki itu.

Tak mau bertambah kesal, Nayla mengabaikan ucapan dari laki-laki itu dan segera berlari menuju ruang guru, tempat yang ia tuju namun tertunda. Tanpa Nayla sadari, orang yang bertabrakan dengannya masih saja setia melihat kepergian Nayla.

'Dia orang yang sama?' Batin nya bingung.

—o0o—

Sepulang sekolah, Nayla langsung membaringkan tubuh nya diatas sofa sedangkan Nayra mengganti pakaian sekolah di kamarnya. Sebenarnya Nayra sudah menyuruh Nayla untuk mengganti baju terlebih dahulu, tapi Nayla tetap keukeuh untuk tetap rebahan.

"Kok baru pulang jam segini?" Tanya pria paruh baya yang baru saja keluar dari arah dapur rumah nya. Pria itu adalah Tama. Meskipun Tama tak tinggal bersama anak-anaknya, tapi dia memiliki kunci rumah untuk memasukinya kapan saja. Jadi, tak heran kalau Tama bisa memasuki rumah dengan bebas.

"Ya memang biasanya kita pulang jam segini." Ucap Nayla. Dia yang awalnya berbaring di sofa kini sudah duduk menghadap ke arah sang ayah.

Tak berselang lama, Nayra keluar dari kamar nya dengan pakaian santai nya. Melihat ada ayah nya, Nayra langsung segera mencium punggung tangan ayah nya.

"Tumben kesini?" Tanya Nayla jutek, sejujur nya dia agak bingung sebab kehadiran ayah nya yang tiba-tiba. Biasanya 'kan menelepon nya dulu, pikir nya.

"Pengen liat putri ayah yang cantik lah."

"Kerjaannya udah selesai ya?" Tebak Nayla

"Sudah."

"Pantes." Ucap Nayla pelan.

"Ayah mau ajak kalian berdua makan bersama di restaurant hari ini. Sekalian chek up bulanan kalian berdua." Sudah Nayla duga, pasti ayahnya kesini ingin mengajak nya ke rumah sakit, chek up bulanan. Padahal dia sudah bilang bahwa dirinya hanya perlu minum obat yang dibeli di apotek untuk penyakit nya, tapi ayah nya tetap saja selalu membawa nya ke Rumah Sakit.

"Beneran?" Tanya Nayra antusias, tak biasanya Tama memiliki waktu luang apalagi untuk makan di restaurant. Biasanya, dia ke rumah hanya untuk melihat keadaan mereka, setelah nya Tama langsung pergi.

"Iya dong, kalian mau gak?" Tanya Tama.

"Mau dong." Ucap Nayra senang.

"Yaudah kalian siap-siap sekarang." Titah ayahnya lalu bangkit dari duduknya menuju parkiran mobil.

—o0o—

Selesai makan bersama, seperti yang dikatan nya tadi, Tama membawa kedua putri nya ke Rumah Sakit di karenakan hari ini adalah jadwal chek up Nayra. Ya, Nayra memiliki penyakit anemia yang menyebabkan Nayra harus chek up setiap bulannya. Berbeda dengan Nayra, Nayla memiliki riwayat penyakit magh sebab ketika dia bersama ibu nya, dia jarang sekali makan. Walaupun penyakit keduanya tidak begitu parah, tapi Tama tetap harus bertanggung jawab untuk mengobati keduanya.

Nayla diperiksa lebih dulu, dia keluar dari ruangan periksa pasien lalu berjalan masuk kedalalam mobil sang ayah, dia malas berlama-lama di dalam ruangan itu. Beberapa menit setelah Nayla keluar, Saudara kembar nya pun selesai check up tetapi bukan nya pergi ke mobil sama seperti yang dilalukan Nayla, dia malah memutuskan untuk berjalan ke taman belakang Rumah Sakit, menunggu ayahnya yang sedang menebus obat.

Nayra duduk disebuah kursi panjang sambil melihat orang-orang yang berlau lalang. Dia tersenyum mengingat kejadian masa-masa lalunya disini yang bisa dibilang ingin membuat nya kembali pada masa kecil nya.

"Ayo Ra, pulang ke rumah." Ajak Tama yang baru selesai menebus biaya obat anak-anaknya. Nayra mengangguk lalu berjalan beriringan bersama ayah nya menuju mobil mereka.

Tanpa di sadari nya, seseorang baru saja ingin datang kearah nya untuk mengajukan sebuah pertanyaan namun tidak jadi sebab ayah Nayra datang lebih dulu. Orang itu memutuskan untuk mengajukan pertanyaan itu besok sebab mereka bersekolah ditempat yang sama, yaitu SMA Pusaka Bangsa.

 Orang itu memutuskan untuk mengajukan pertanyaan itu besok sebab mereka bersekolah ditempat yang sama, yaitu SMA Pusaka Bangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NAYLARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang