2

331 16 2
                                    

     Mereka juga tahu, kami dari agama yang berbeda. Sudah hampir empat tahun cinta kami terjalin, sudah lebih sepuluh kali aku membujuknya memeluk agama islam. Tapi, sudah sepuluh kali juga tiap aku memintanya untuk meninggalkan agamanya, dia malah memilih untuk memutuskan jalinan cinta yang kami bina. Semua itu membuat aku sangat terpukul. Pernah satu kali dia memutuskan cinta, lalu meninggalkanku seminggu ke Jakarta, hatiku sungguh sangat terluka. "Padahal hanya seminggu" Aku, seperti orang gila yang terlihat normal. Tak ada satu orang pun yang bisa membuatku tersenyum.

     Teman-temanku yang berusaha menghiburku dengan menghadirkan wanita lain dihadapanku juga tak ada gunanya. Baru kusadari cintaku pada Natalie bukanlah cinta biasa. Aku, kembali merasakan butir-butir kebahagiaan setelah ia ada di hadapanku, datang membawakan segelas lemon tea dan nasi rawon kesukaanku. Dia tahu, aku selalu telat makan. Natalie menyuapiku tanpa bicara sepatah kata pun. Air mata mengalir di pipiku meruntuhkan derajat kelakianku, tapi aku tak peduli itu. Aku pun memeluknya dengan sangat erat dan meminta maaf padanya.

  "Rifky, aku mencintaimu, tapi aku tak pernah memaksamu meninggalkan Tuhanmu," matanya berkaca kaca memandangi wajahku dengan sendu. "Maaf kan....aku.... Lie... Aku janji tidak akan mengulangi hal bodoh ini lagi. Aku mencintaimu, kumohon jangan pernah tinggalkan aku lagi. "

     Kuliah selesai, dan kami pun mengadakan wisuda, Natalie memintaku untul segera melamarnya, aku pun tak menolak untuk hidup bersamanya. Aku pulang ke Banjarmasin dan berjanji akan kembali datang untuk melamarnya, setelah mendapatkan pekerjaan tetap. Tetapi, masalah besar justru hadir setelah kepulanganku. Cintaku ditentang keras oleh orang tuaku. Ayah dan ibuku ternyata telah menyiapkan jodoh untukku, yaitu putri sahabat Ayah seorang gadis muslimah dari Lombok, NTB. Wanita shalehah yang juga cantik rupanya itu bernama, Hana. Aku tidak tertarik dengan wanita keturunan Lombok-Arab itu. Bagaimana mungkin aku akan bahagia nantinya, jika aku harus menikah dan hidup bersama dengan wanita yang sama sekali tidak kucintai? Aku tak berdaya menolak paksaan kedua orang tuaku, untuk segera menikah dengan Hana. Aku juga tak punya kekuatan untuk terlepas dari kuatnya cinta pada wanita pertama yang hadir di hidupku. Natalie, dialah wanita yang menorehkan cinta teramat dalam di hatiku, yang menyesakkan dadaku dengan menghadirkan kenangan manis yang selalu membuat aku rindu.

Gimna mnurut kalian? Jan lupa vote, komentar and tinggalkan jejakx yah... Mf banyak typo. See you next time^°^

Istri Yang DimaduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang