CHAPTER 1

192 27 0
                                    


Win Metawin adalah seorang anak yatim piatu yang sudah ditinggal oleh orang tua nya saat dia menginjak usia 17 tahun. Tepat disaat dia merayakan ulang tahunnya, orang tuanya yang akan pulang berniat memberikan kado pada Win mengalami kecelakaan dan menyebabkan keduanya meninggal dunia. Sejak saat itu Win tidak ingin lagi merayakan ulang tahunnya karena akan mengingatkan Win pada kejadian itu.
I
Saat ini Win sudah menginjak umur 23 tahun. Win sekarang bekerja di salah satu pusat perbelanjaan yang ada di kota S (*aku pake kotanya atau daerah-daerahnya nanti pake inisial aja yah, hehehe). Win menjadi karyawan di toko kosmetik yang ada disana. Hari itu cukup ramai karena saat ini toko tempat Win bekerja mengadakan diskon besar-besaran. Win pulang sedikit terlambat karena harus lembur.

Saat ini cuaca cukup dingin, salju turun dari petang tadi. Win melihat jam pada ponselnya, ini sudah pukul 9.45 malam dan sebentar lagi bus terakhir akan tiba. Win berlari menuju halte tempat dia biasa menunggu bus. Kalau dia tertinggal maka Win harus naik taksi, Win tidak menginginkan itu, ongkos untuk menaiki taksi untuk menuju rumahnya tidak lah murah, itu sama dengan jatah makan Win untuk 1 hari. Di perjalanan menuju halte, Win tidak sengaja menabrak seorang pria, yang berpakaian errrr sedikit aneh mungkin? Dia menggunakan baju putih dan dan celana putih, bajunya cukup tipis untuk digunakan di cuaca yang seperti ini.

"Maaf pak, apa bapak baik-baik saja, saya tadi sedang buru-buru karena sebentar lagi bus saya akan tiba dan itu adalah bus terakhir." Ucap Win sambil membantu orang tersebut berdiri.

Pria tersebut menatap Win, menatap langsung pada mata Win dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia terlihat sedikit terkejut awalnya, namun tak lama tatapan itu menjadi tatapan lembut. Pria tersebut tersenyum lalu menggeleng pelan pada Win. Ia kemudian berdiri, menepuk-nepuk bagian celananya yang sedikit kotor akibat terjatuh tadi lalu berkata. "Tidak apa-apa, apakah kamu buru-buru untuk mengejar bus itu? Cepatlah, sepertinya bus itu akan pergi" ucap pria tersebut sambil menunjuk bus yang saat ini tengah berhenti di halte.

Win yang melihat bus tersebut pun lalu berlari menuju bus tersebut. Win naik tepat saat bus akan berjalan, lalu Win memilih kursi paling belakang. Kemudia Win menatap pria yang tadi di tabraknya, pria tersebut masih berdiri disana, menatap Win dan menggerakkan bibirnya yang masih dapat dibaca oleh WIn "Sampai bertemu lagi moon" ucapnya. Win mengernyitkan dahinya melihat pria tersebut. Tidak mau ambil pusing, Win memasang headsetnya memutar lagu pada handphone nya menikmati perjalanan pulang ditemani butiran salju yang jatuh. Ini sungguh indah menurut Win. Salju selalu indah baginya, Win menyukai salju.

****

Pagi ini Win terbangun pukul 7, hari ini adalah jadwal liburnya. Win berencana untuk mengunjungi makan kedua orang tuanya. Hari ini dari laporan cuaca salju akan turun pada sore hari, danmungkin akan ada sedikit badai. Win bersiap-siap menuju ke makam orang tuanya, hari saat ini masih pukul 8 pagi. Sebelum pergi Win menyempatkan dirinya untuk membeli bunga matahari, bunga kesukaan ibunya. Setelah membeli yang dibutuhkannya, Win menuju ke makam orang tuanya. Setelah menaiki bus selama 30 menit Win harus berjalan menaiki bukit sekitar 15 menit. Sesampainya disana Win meletakkan bunga yang dibawanya. Kemudian membersihkan makam orang tuanya. Setelah itu Win lanjut bercerita, menceritakan kegiatannya, pekerjaannya dan hal lainnya. Tak terasa sudah satu jam Win disini.

"Pa, Ma, Win pulang dulu ya, Win dengar katanya hari ini aka nada badai jadi Win harus pergi cepat. Win saying kalian" ucap Win. Kemudian Win berdiri dan beranjak dari sana. Ditengah perjalanannya, tiba-tiba saja cuaca berubah, langit menjadi gelap dan angin tiba-tiba menjadi kencang. Win mempercepat langkahnya, takut terkurung badai di bukit ini, namun sialnya kaki Win tersangkut salah satu akar kayu membuat Win tersungkur dan kakinya terkilir. Win merintih, rasa sakit pada pergelangan kakinya cukup membuat Win kesusahan untuk berjalan. Hari semakin gelap, hujan dan angin semakin deras turunnya. Dingin menusuk permukaan kulit Win. Dengan susah payah Win berjalan menuruni bukit tersebut. Setelah sampai pada jalan raya, Win bergegas menuju halte menunggu bus yang akan membawanya pulang, saat akan menyebrangi jalan, Win yang tidak melihat kanan dan kiri dikejutkan dengan suara klakson mobil. Mobil tersebut menabrak Win membuat Win terpental, Win merasakan sakit pada seluruh tubuhnya, dapat Win lihat orang-orang mulai lari ke arahnya. Namun pandangan Win memudar, semakin gelap.

The Moon (BrightWin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang