Mark menghentikan motornya di parkiran sekolah. Aku turun terlebih dahulu dan memberikan helmku pada Mark untuk diletakkan di motornya.
Kuperhatikan penampilan Mark pagi ini yang terlihat tampan seperti biasanya.
"Kok ngelihatin terus? Aku ganteng ya?" goda Mark sambil menjawil hidungku.
Aku tertawa dan meraih dasi Mark yang berantakan, "Ih geernya, aku cuma mau ngerapihin dasimu ini kok."
"Kamu kapan si bisa pake dasi bener Mark?", tanyaku setelah selesai merapikan dasi Mark.Mark menatapku dan menggeleng, "Aku tetep mau pake dasi kayak gini, biar dirapihin terus sama kamu."
Aku tersenyum manis lalu menginjak kaki Mark dan berjalan duluan ke kelas. Markpun segera mengejarku yang berjalan terlebih dulu
"Nanti pulang sekolah mau bareng?" tanya Mark saat kami sudah sampai di depan kelasku.
Kuanggukan kepalaku sebagai jawaban iya.
"Tapi nanti aku ada sparing futsal, jadi pulangnya agak telat, gpp?"
"Iya gpp, aku malah seneng bisa liat kamu main futsal," kupamerkan senyumku yang katanya bisa menular ini.
"Okey sampai jumpa nanti sayang," Mark melambaikan tangannya dan berjalan menuju kelasnya.
"Haduh yang lagi dimabuk cinta nih ye," Goda Karin teman sebangkuku.
"Kamu cari cowok gih biar bisa ngerasain indahnya cinta," Ucapku dengan mata berbinar saat sudah duduk manis dibangkuku.
"Jangan terlalu mencintai seseorang sampai kamu yakin bahwa orang itu mencintaimu dengan kedalaman yang sama. Karena jika tidak, maka kedalaman cintamu hari ini adalah kedalaman lukamu esok hari"
Karin mencolek punggung sesosok pria yang mengucapkan kata-kata barusan dengan bolpoin yg ada ditangannya, "Lo lagi nyindir Leony?"
Pria itu menoleh dan melepaskan earphonenya, "Lo tadi bilang apa? Maaf nggak denger"
"Lo tadi.... "
"Ngomong sama siapa?" Potongku sebelum Karin nuduh Jaemin nyindir aku."Oh, gue lagi baca kutipan dari buku ini, " Ia menunjukkan buku yang sedang Ia baca, "sorry kalo ganggu," Ia tersenyum tipis dan kembali membaca buku serta memasang earphonnya.
"Lain kali jangan suka nuduh orang sembarangan, untung Jaemin nggak denger," bisikku pada Karin yang dijawab dengan senyuman kikuknya.
"Gaes gaes uda tau gosip terbaru nggak?", tanya Nagyung yang membuat Aku dan Karin sontak menoleh ke arahnya yang berada di belakang bangku kami.
Kugelengkan kepalaku.
"Chaeyeong sama Renjun putus", sahut Lami yang duduk di sebelah Nagyung.
"Sayang banget ya, padahal mereka berdua serasi," Ucapku.
"Eh Lo jadian sama Mark nggak lama setelah Renjun jadian sama Chae kan?" Tanya Karin.
"Iya, mangkanya gue ikut sedih pas denger kalau mereka putus"
"Moga aja Lo sama Mark nggak ikutan putus kayak mereka ya Lin", ucap Nagyung.
"Hubunganku sama Mark adem ayem kok hehehe"
"Oh co cweetnya", goda Lami dengan suara imutnya.
Renjun yang baru datang dan duduk di samping Jaemin menatap tajam ke arah kami berempat, "Ngapain ngeliatin gue? Lo pada gosipin gue ya?!"
"Galak amat, pantes Lo diputusin Chaeyeong," Ucap Karin yang membuat Renjun tambah naik pitam.
"Dari pada Lo jomblo dari lahir, nggak ada cowok yang mau sama Lo ya?"
Karin berdiri dari bangkunya "Gue jomblo berkualitas ya, banyak cowok yang mau sama gue, cuma gue selektif"
Renjun tiba-tiba mengambil beberapa barang dari loker meja Jaemin dan menunjukkannya satu persatu ke Karin, "ada yang ngasih lo coklat? Atau minuman? Atau surat deh"
"Lo suka ngambil coklatnya Jaemin terus Lo kasih ke Chae kan pas kalian masih pacaran? Dasar cowok nggak modal," balas Karin.
"Loh Jaemin aja nggak masalah, kok malah Lo yang sewot sih. Oh gue tau, Lo iri karna nggak ada yang ngasih Lo barang-barang kek gini kan? Gitu katanya jadi rebutan cowok. Prett."
Karin menatap tajam ke Renjun.
Untung saja Pak guru segera memasuki kelas sebelum pertikaian mereka berdua semakin panas.
__________________________________________
Karin sama Renjun yang kayak Tom & Jerry
KAMU SEDANG MEMBACA
To Be Loved
Teen FictionCerita tentang Leony, seorang gadis yang lebih memilih patah hati dari pada meninggalkan orang yg Ia cintai.