Menunggu

5 0 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi. Teman sekelasku mulai keluar satu persatu.

"Lo mau nunggu Mark?", tanya Karin seraya menggantungkan tasnya di bahu.

"Iya. Mark ada sparing futsal, jadi sekalian aku mau nonton terus pulang bareng deh," Ku cek handphoneku barangkali ada pesan dari Mark. Namun nihil.

"Kalo gitu kita ke kantin dulu yuk. Gue mau ngisi perut dulu sebelum rapat osis. "

"Yuk, aku jadi ada temen nungguin Mark deh."

Suasana kantin siang ini cukup sepi, hanya diisi beberapa anak yang akan memiliki kegiatan lain di sekolah.

Karin membawa bakso yang dipesannya ke meja kami, "Le, emang Lo kalo nungguin Mark sparing gitu nggak ada temennya apa? Kayak pacar tememnya Mark gitu?", Karin bertanya sambil mengaduk aduk baksonya.

Aku berfikir sejenak dan menghembuskan nafas, "Kayaknya pacar temennya Mark nggak suka sama aku deh."

Karin mengangkat kedua sebelah alisnya, "hah? Kok bisa?"

"Em bukan nggak suka si, maksudku mereka kayak emmm..", aku berusaha mencari kata kata yang sesuai, "kayak nggak tertarik buat temenan sama aku."

"Emang mereka bersikap kek gimana sampe Lo narik kesimpulan kek gitu?"

Ku minum es jerukku, dan menjawab pertanyaan Karin, "Kamu tau sendiri kan kebanyakan dari mereka cewek populer, sedangkan aku cuma cewek biasa aja. Aku pernah sapa mereka, tapi mereka ngacuhin aku, terus aku pernah juga duduk ngumpul sama mereka, tapi mereka tiba tiba pindah tempat, dan aku pernah denger mereka ngomongin Mark yang intinya kok bisa ya Mark mau sama si cewek itu."

Karin menggebrak mejanya, "Anjir, kurang ajar banget mereka. Lo kalo diperlakuin gitu lagi ngomong ke gue, biar gue labrak tuh cewek cewek peak."

Aku hanya bisa tertawa melihat kelakuan Karin, "Aku gpp kok, lagian kan aku uda punya kamu, Lami sama Nagyung".

"Oke ntar kalo ngelabrak, gue ajak mereka berdua juga, eh tapi mereka pada cemen deng hahaha," Karin melihat  jam di pergelangan tangannya, "mampus, uda lewat 10 menit, gue ke ruang osis dulu ya Le, babay."

"Babay, semangat rapatnya!"

*Tingg

Ada pesan dari Mark, akhirnya

From : Mark ❤
Sayang, aku nggak jadi sparing futsal. Cuacanya nggak mendukung, jadinya  sekarang aku lagi kumpul sama anak anak di cafe, maaf ya aku nggak bisa nganter kamu pulang. Hati-hati di jalan ya.

Kenapa ya Mark milih ninggalin aku  di sekolah gini dibanding ngajak aku ngumpul sekalian? ah mungkin disana cuma ada cowok cowok aja.

To : Mark ❤
Oke sayang, gapapa. Take ur time 😄

Kulangkahkan kakiku secepat mungkin ke gerbang sekolah, aku harus segera sampai rumah sebelum hujan turun. Aku  hendak memesan ojek lewat aplikasi yang ada di handphoneku tapi ternyata hapeku uda mati keabisan battery.
Sial.
Udah ditinggal pacar di sekolah, sekarang nggak tau gimana caranya buat pulang.

"Hei, lagi nunggu siapa?"
Aku menoleh begitu kudengar deru motor dan sapaan seseorang.

"Aku mau pesen ojek buat balik, eh ternyata battery hapeku abis hehe", kutunjukkan handphoneku yg sudah tidak bernyawa lagi.

Jaemin mengangguk paham, "Mau gue pesenin?"

Aku mengangguk senang, "boleh banget, makasih ya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

To Be LovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang