Alasan selama ini aku tidak pernah pacaran sebelumnya adalah karena aku tidak bisa mempercayai siapapun selain diriku sendiri.
Aku tidak pernah overthinking soal masa depan, karena aku cukup paham bahwa masa depan itu diperjuangkan, dan apapun yang aku lakukan itu adalah konsekuensi dari pilihanku sendiri.
Aku tahu kemana arahku berjalan, dan kalaupun jatuh itu adalah karenaku sendiri. Aku tahu kalau aku tidak akan mengecewakanku.Lebih sering aku terjebak di pikiranku dan rasa takut yang semu, tentang orang lain. Terutama tentang pasangan. Karena pasangan itu kita memberikan rasa percaya untuk memengang kendali atas kebahagiaan kita. Yah.. benar, mungkin banyak yang bilang kebahagiaan itu kita yang atur, kita yang pegang kendali. Nyatanya, ketika kita punya pasangan, ketika dia melakukan sesuatu yang manis, kalian bahagia kan? Ketika dia melakukan sesuatu hal yang menyakitkan apakah kalian masih bahagia? Tidak juga, pasti tetap sakit..
Mempercayai seseorang dan mengizinkan seseorang itu masuk ke kehidupanku buatku seperti memberikan pisau kepadanya, terserah padanya bagaimana ia akan menggunakan pisau itu. Entah itu untuk membuat masakan yang enak untukku atau digunakan untuk menusukku.
Overthinking ku juga amat memakan waktu, bahkan juga sampai pada titik dimana itu mengganggu aku dan pasanganku. Sejak awal kita memang menjalani hubungan jarak jauh. Karenanya aku terus-terusan mencurigainya atas hal-hal yang sebenarnya tidak dia lakukan. Ketika kondisi dia dalam keadaan baik, tentu dia dewasa dan memahami bahwa aku terlalu menyayanginya dan aku takut kehilangannya, karena aku hanya mempercayai dia dan dialah orang yang paling dekat denganku saat ini.
Hingga pada saat aku menulis ini, kondisi dia sedang dalam keadaan yang tidak baik, dan mungkin juga dia lelah karena berusaha meyakinkanku entah bagaimana caranya, berbagai-bagai cara untuk meyakinkanku yang sudah ia lakukan. Pada titik ini aku sadar, sudah waktunya aku menjadi seseorang yang lebih dewasa. Lebih belajar untuk meredam dan mengerti, bukan terus menerus hanya ingin dimengerti.Mudah? Tidak.
Melelahkan? Amat.
Memakan waktu? Iya...
Mengganggu? Sangat.
Tapi aku sudah memutuskan, untuk belajar mengerti dan berubah.Ada beberapa proses yang akan aku update disini secara berkala apabila aku merasa ada perkembangan yang perlu ditambahkan. Dan aku mau memberikan beberapa caraku dalam menghadapi overthinkingku terhadap pasanganku sendiri.
1. Communicate
Buat beberapa dari kalian pasti akan berpikir, ini classic banget. Well, i've tried this with him. Aku menyampaikan apa yang aku takutkan. Tapi aku pun berkomunikasi dengan dia bertujuan untuk mencari rasa aman, dan mencari solusi terkait hal ini. Karena bahasa cintaku itu Love of Affirmation aku membutuhkan kepastian secara verbal. Untuk bahasa cinta mungkin aku bakal cerita lain kali.
Sampai pada satu titik aku menemukan sebuah pertanyaan yang membuat aku tenang, pertanyaan itu amat sederhana.
"Can i trust you?"
Dan dia pun menjawab, "iya sayang". Hal itu membuatku jauh jauh lebih tenang. Disini yang perlu kalian lakukan adalah berkomunikasi untuk menyampaikan apa yang kalian rasakan, ragukan, dan cobalah mencari jalan keluar bersama.2. Poisoning yourself
Ini adalah cara aneh yang aku gunakan. Aku menulis di banyak tempat yang sering kulihat, yang biasadan selalu kulihat. Aku menulis ,
"I trust him, no matter what. Because he loves me, no matter what"
Cara ini kupakai untuk meracuni otakku agar kapanpun dimanapun aku sedang kumat untuk merasa overthinking sama dia, aku diingatkan bahwa aku harus percaya sama dia. Karena aku sudah memilih dia menjadi seseorang yang aku percaya. Kadang kita mampu untuk menguatkan orang lain tapi lupa cara menguatkan diri sendiri. Kadang juga dalam hubungan kita terlalu berfokus pada "Aku" sampai kita lupa bahwa hubungan itu tentang "Kita".3. Hindari hal-hal yang mungkin memicu overthinking
Kadang kita manusia tahu kita ini punya penyakit tapi kita tidak mau sadar bahwa kita sedang sakit, dan tetap melakukan hal-hal yang makin memperparah kondisi kita sendiri. Untuk hal ini aku cukup menyadari dari awal sehingga aku selalu menghindarinya. Sebagai contoh, kalian yang suka overthinking dengan pasangan pasti ada yang suka buka-buka dm dia atau personal chat nya, atau mungkin bertukar sosial media. Ini bukan hal yang salah kok, selama kalian berdua nyaman dengan hal ini silakan lakukan.
Tapi untukku ada batas personal space yang ingin aku hargai dan hormati sehingga aku menghindari dan tidak pernah melewati apa yang aku sebut personal space ini. Karena hidupnya bukan tentang aku saja.
Aku akan cerita tentang salah satu pilihanku untuk menghindari hal-hal yang memicu overthinkingku. Twitter, adalah salah satu platform sosial media yang mengenalkanku dengannya. Tapi sesungguhnya Twitter itu dimataku pribadi, terlalu banyak orang-orang yang melepas topeng pecitraan mereka disana dan menjadi berani untuk bersikap apapun. Segala hal punya dua sisi, baik dan buruk. DImataku cewe atau cowo yang ada Twitter lebih berani ganjen dibanding yang di sosial media lainnya. Dan ini yang aku takutkan...
Aku melihat beberapa kali pasanganku posting dan ada saja yang ganjen. Dan ini mengganggu pikiranku berhari-hari, padahal pasanganku pun tidak menanggapi mereka. Aku mulai overthinking dengan berpikir, "ya di comment tidak kelihatan, bagaimana kalau di dm?"
Padahal aku tahu dia tidak melakukan apa-apa. Dan aku merasa ini penyakit overthinking dengan manusia-manusia di Twitter ini murni aku yang bermasalah. Dan aku memutuskan untuk menghindari Twitter dengan uninstall aplikasinya untuk menjaga pikiranku dan hubunganku dengannya.4. Menyibukkan diri
Agar tidak terpikir kadang aku benar-benar mengerjakan kerjaanku dengan penuh konsentrasi. Sehingga ketika pasanganku tidak membalas pesanku karena memang ada yang harus dia kerjakan aku tidak perlu berpikir bahwa mungkin dia melakukan hal-hal yang hanya ada dipikiranku. Dan memang pekerjaanku menuntutku untuk bekerja secara penuh waktu dan perhatian penuh, sehingga aku memilih untuk memfokuskan pikiranku untuk hal-hal yang bisa aku kerjakan sampai tidak ada ruang untuk memikirkan hal lain.
Ketika saat santai aku memilih untuk menyibukkan diri seperti membaca, mendengarkan podcast yang bisa membuat aku lebih baik, atau seperti sekarang, menulis. Dan ini cukup berdampak besar untukku sehingga aku bisa menjaga pikiranku.Untuk saat ini, hal-hal ini lah yang aku bisa lakukan untuk menjaga pikiranku yang terus overthinking sama pasanganku. Mungkin ini juga bisa diterapkan untuk overthinking yang lain. Overthinking itu wajar selama tidak mengganggu. Tapi kalau sudah membuatmu merasa terganggu sampai kalian lupa untuk bersyukur dengan apa yang kalian miliki, segeralah mencari jalan untuk mengatasinya.
Jika kalian sudah mampir dan membaca ini, semoga kalian yang bisa merasa lebih baik. Terima kasih sudah bertahan dan berusaha mencari jalan keluar.
with love,LovableDemon