4 : Story

11 2 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

🌈🌈🌈

"Assalamulaikum,pulang",

Perlahan lampu LED akan menyala ketika pintu ditarik,kemudian ia merapikan sepatu yang dikenakan hari ini.
Bergegas seseorang didalam sebuah ruangan kembali merapikan barang yang ia gunakan sebelumnya dan berdiri didepan pintu kamar sambil berkacak pinggang.

"Waalaikumussalam,wih gimana nih kencannya?",balas seseorang telah berkacak pinggang diambang pintu kamar ,Arion yang mungkin juga lelah tak mau bersuara,ia berlalu kedapur mengambil seteguk air dingin di kulkas,lalu meletakkan diatas meja kantong plastik putih yang diyakini adalah makanan.

"Nih makan,belum makan kan?",
"Wahhh kirain bakal lupa sama yang dirumah",Khansa langsung menyerbu lumpia ,makanan dulunya wajib ia bawa kesekolah atau mungkin makanan favorit,terlebih lagi jika isinya daging.

"Beli mana?",
"Gang depan",
"Jinjja?! Huaaa pantes enak,abangnya masih jual?",
"Masih,dah malam ga usah keluar",tegas Arion seolah olah tau apa yang ada dipikiran Khansa,sekejap bibirnya maju 2cm.

"Habisin,mau istirahat",
"Eits,tunggu dulu cerita donggg gimana hari ini?",ucap Khansa sambil mengerjapkan matanya berkali kali,memohon.
"Apaan si? Intinya ga ada yang bagus",
"Ck,ga percaya,kan tata busananya Khansa sendiri pasti pada banyak yang lirik kan? Iya kan? Terus jadi pusat perhatian kayak di drama drama yang aku nonton sampai akhirnya kamu populer",pe-de Khansa melihat hasil mahakaryanya bisa merubah Arion 360°.

"Hidup bukan drama,dunia bukan pentas sandiwara,pemeran utama bukan cuman satu orang,di drama bisa sembunyi sembunyi kenyataan ga selamanya sama",balasan Arion entah mengapa membuat Khansa terhenti sejenak,pikirannya melayang dikatakan sahabat kecilnya benar juga.

'Untuk apa aku sembunyi selama ini?",

"Handphone kamu mana?",
"Eh a-ada diatas",sadar Khansa,
"Tadi aku telfon,kenapa ga bisa? Hidupin jangan ganggu lagi?",
"E-ehh ng-gak tuh,cuman lagi di chas terus dimatiin",alibi Khansa berusaha membuat Arion percaya,Arion mengangkat kedua bahunya pertanda tidak masalah setelah itu ia berbalik menuju kamarnya.

"Ingat,aku ga suka style kamu",ucap Arion sebelum dia hilang dibalik pintu dan tertawa renyah,

"Aisssh,dah lah yang penting, desain is me best in the word wuahahah",sombong Khansa merasa dia paling hebat didunia,berselang menit ia mulai merasa kesepian lagi,ruangan tiba tiba sunyi tak bersuara. Khansa menghela nafas dalam dan kembali mengunyah.

Umi sepekan kedepan merawat nenek yang penyakitnya kambuh lagi,dia juga melarang Khansa berkunjung karna harus tetap fokus pada ujian ujian sekolah yang akan ia kerjakan. Kemudian Abi,ia juga sibuk mengurus perusahaan yang Alhamdulillah akan ditambah lagi,namun kali ini bukan lagi di Indonesia tapi di Singapura,dapat diprediksi Abi akan semakin sibuk.

"Huffft,tapi untung ya Mi,ada Arion ya walaupun dia juga bakal sibuk",gumamnya sendiri lalu menyuap sesendok lumpia. Pikirannya terus berkecamuk ada rasa gelisah yang tak pernah sampai.

Setelah mengganti pakaiannya Arion melempar seluruh badannya pada kasur empuk kesukaannya dirumah ini  dan menjadikan kedua telapak tangannya sebagai bantal melihat langit langit rumah yang berbeda dengan rumahnya. Arion menghela nafas seperti beban yang dipikul sangat berat,bagaimanapun ini adalah hidupnya. Hanya satu orang yang bersedia bersamanya dalam kondisi apapun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang