3 : Kita Berbeda

19 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Arion memegang foto ukuran 4R. Didalamnya ada dua senyuman dan wajah penuh coretan. Tampak bahagia dan geli lucu dilihat. Arion meletakkannya pada kabinet samping lampu tidur. Perlahan malam membawanya pada alam mimpi, bukannya ia langsung  tidur Arion terlebih dahulu berwudhu kemudian  melamun sampai nanti ia tertidur.

🎑😐😴

Kicauan burung sudah cukup sebagai motivasi di pagi ini. Keluarga dengan satu anak tetangga, sudah mulai beraktifitas  dari pagi buta. Khansa tak kaget jika melihat Arion subuh subuh sudah ada dalam rumahnya. Alhamdulillah Khansa sudah membaik walau matanya bengkak, sebeharga itukah?

Setelah sarapan,kedua anak muda itu segera berangkat berjalan kaki ke sekolah. Sepanjang jalan tidak akan ada yang sunyi,Khansa berusaha menghafal hafalan Qur'an nya karena sekarang jadwalnya ujian sedangkan Arion sibuk mendengar dan memperbaiki kesalahan Khansa,dia lebih dulu selesai ujian,maklumkan ingatannya sangat kuat.

Khansa tidak mempertanyakan kenapa Arion bisa dirumahnya,sudah terbiasa dengan Arion tiba tiba seperti hantu bukan hal penting lagi baginya,walau sedikit khawatir.

"Arion nanti ke mall ya",
"Pergi sendiri",
"Lah kok--",
"Aku nanti latihan basket",
"Ha! Serius? Sekolah kita jadi ikut tanding?!", histeris Khansa,
"Iya",
"Waaah harus lebih semangat,kamu kan kapten harus lebih lagi,kita harus bisa ngerebut piala tahun kemaren, arachi?",
Setelah itu,Khansa tersenyum penuh aura positif sedikit mengembalikan gairah pagi ini.

"Kalau gitu aku pergi sendiri aja",
"Gapapa?",
"Ya ga papa lah,udah gede tau",
"Iyain".

Khansa kembali sibuk melanjutkan hafalannya. Entah kenapa sedikit gelisah di dalam hati Arion,ia teringat kejadian kemaren sore. Seharusnya ia sudah bercerita pada Khansa karena dari kecil belum ada sedikit pun rahasia diantara mereka,jika ada masalah pasti dibahas dan diselesaikan bersama.

"Khansa",
"Wae?", toleh Khansa kebelakang,
"Nan-nanti aku mau pergi les gitar", krik krik krik .

"Pftttt,hahahaha ngapain?",ngakak Khansa menurutnya sedikit geli untuk apa Arion ikut les gitar,jika wajah saja sudah bisa menjadi sarana menarik siswi-siswi disekolah,dia kapten basket sekolah, tangannya juga sudah terampil dengan piano.

"Lawak kamu Arion",Khansa tak berhenti meledek,Arion tetap diam lalu menatap Khansa datar,ia juga menyesal mengakui jika berujung seperti tak diharapkan. Ah,benar Arion lupa hidupnya bukan drama apalagi lawan mainnya seseorang seperti Khansa. Kemudian ia berjalan dahulu memasuki gerbang,Khansa semakin ngakak sampai ia lupa mana hafalannya.

"Pabo-ya, Arion Arion mau ngamen?".

😉🤣🙂

Kantin. Tempat terbaik selain taman depan kantor. Walau sedikit ribut tapi tata Krama tetap penting di sini. Seluruh siswa-siswi harus ke kantin saat jam istirahat kecuali jika ada keperluan lain,antri saat pengambilan makanan,dan duduk di meja yang disediakan dengan sopan.

Sekolah elite? Bukan,ini sekolah biasa bukankah adab jauh lebih baik dari ilmu?

Nawas Ibnu Sam'an Radhiyallahu 'anhu pernah bertanya kepada Rasulullah Saw tentang kebaikan dan kejahatan. Beliau Saw bersabda "Kebaikan ialah akhlak yang baik dan kejahatan ialah sesuatu yang tercetus di dadamu dan engkau tidak suka bila orang lain mengetahuinya".(Riwayat Imam Muslim)

"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik" demikian sabda Rasulullah Saw.

Khansa seperti mencari cari seseorang. Kepalanya celingak-celinguk ,
"Ngapain Cing?",tanya Ashiva memperhatikan arah pandang Khansa. Ashiva Mariana akrab dipanggil Ashiv,dia teman Khansa selama di MA,paling imut diantara mereka bertiga ditambah sifat polos,receh dan mudah menangis.
Satu lagi Hanin Amara Nindya akrab dipanggil Hanin atau kutub,kenapa? Karena ia memiliki sifat hampir sama dengan Arion namun lebih dingin dan kalem. Kalau adu mulut jangan ditanya, dia paling jago walau ga kasar tapi halus dan membekas.

Missing Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang