Prolog

2 2 0
                                    

Seorang cowok berseragam basket berlari menyusuri koridor kelas yang saat itu sepi karena jam belajar mengajar telah berakhir, nafas nya memburu saat memasuki salah satu kelas. Pandangan nya menajam mendapati seorang gadis berseragam putih abu-abu sedang duduk sendirian dipojok kelas memandang jendela yang berembun bekas hujan siang tadi.

"Kamu berulah lagi."

Pandangan Icha beralih saat mendengar suara yang terkesan datar tapi gadis itu sadar bahwa cowok itu memendam kekesalan yang besar terhadap nya.

"Ehh pacar aku udah selesai ekskul nya ya, yuk pulang." dengan tampang polosnya Icha meraih lengan Alfi yang langsung ditepis oleh cowok tersebut.

"Jangan pasang tampang sok polos lagi, gue muak!"

Raut wajah Icha langsung berubah takut, tak biasanya pacarnya ini bicara kasar terhadap nya. Dan saat Alfi sudah mengganti panggilan mereka menjadi Lo-gue berarti situasi sedang tidak baik-baik saja. Semua ini terjadi karena satu nama.

"Pasti karena Kak Tasya kan?! kamu bentak aku cuma karena dia Alfi?!!!"

"Gak usah drama! Kamu yang nimpuk kepala Tasya pake sepatu kan?!"

"IYAA! Itu pelajaran buat cewek gatel yang mau rebut kamu dari aku!"

"Tasya itu cewek baik-baik, dia bahkan gak pernah coba ngedeketin aku Icha! Seluruh cewek disekolah juga gak ada yang berani deketin aku karena takut sama cewek bar-bar kayak kamu!!!" Nafas Alfi terputus-putus perpaduan antara efek sehabis lari ditambah menahan amarahnya.

"Dia pegang tangan kamu." lirih Icha, ia menengadah mencoba menahan air mata yang hampir tumpah.

"Kamu tau pasti kejadian sebenarnya gak kaya gitu, aku cuma bantu dia bangun karena jatuh waktu latihan cheers." intonasi Alfi ikut memelan saat melihat mata gadis didepannya mulai berkaca-kaca.

"Dia pasti cuma pura-pura jatuh aku tahu dia naksir sama kamu! Dia sengaja jatuh pas posisi kamu deket sama dia!" Icha mengatakan itu sembari menghapus air mata nya yang bercucuran, entahlah ia memang cengeng.

Sementara itu cowok didepannya hanya menghela napas lelah.

"Ini terakhir kalinya kamu bersikap kayak gini! kalo kamu ngelakuin hal kekanakan lagi secara gak langsung kamu menerima kalo hubungan kita berakhir saat itu juga!"
Setelah mengatakan hal itu, Alfi berderap pergi meninggalkan Icha yang hanya mengerjapkan mata.

"Pasti dia cuma bercanda." kata Icha untuk menenangkan dirinya sendiri.

Ia menghela nafas panjang, kembali memasang senyum lebar lalu berlari menyusul kekasih nya.

***

Icha Rovanika

Alfian Mirahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alfian Mirahendra

Alfian Mirahendra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Possesive IchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang