PROLOG

79 8 3
                                    

*Wajib Follow sebelum baca.
*Tekan bintang di pojok kiri biar kita semua juga semangat Update nya.
*Selamat membaca 🍃 kami tunggu di lapak komen🙏🙏

▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️▪️

Arka memacu motor ninja hitam kesayangannya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Laki-laki yang memakai kaos putih dibaluti jaket hitam dengan jeans yang berwarna senada itu tampak menikmati keindahan malam meskipun udara terasa cukup dingin.

Tanpa terasa, malam semakin larut. Namun tak urung juga membuat laki-laki itu memelankan laju motornya. Ia justru semakin menancap gas demi menghindari motor ninja hijau yang mencoba mengejar dirinya.

Bola mata hitam pekat Arka menatap lurus ke depan. Lampu depan yang menyorot ke arah jalan yang tampak sepi membuat Arka semakin semangat menarik pedal gas motornya.

Arka menyunggingkan senyum puasnya ketika beberapa kilo lagi sampai di garis finish. Seperti yang sudah-sudah, kemenangan ada di depan matanya. Namun memang pada dasarnya, hari ini bukan hari yang baik bagi laki-laki itu. Tepat ketika ia sampai di tikungan tajam, seekor anjing tiba-tiba melintas menyeberangi jalan. Hal tersebut membuat Arka reflek menghindar dan laki-laki itu tentu saja tidak bisa mengendalikan laju motornya. Arka membanting setir sampai menabrak pembatas jalan dan ia bersama motornya jatuh bergulingan di aspal.

Pandangan Arka mendadak buram, dan yang ia lihat hanyalah kegelapan.
"Tuhan, kalau Engkau mau mengundi arisan untukku tolong jangan sekarang. Dosaku sama Bunda masih banyak yang belum aku tebus." setelah mengatakan hal itu, pandangan Arka perlahan memburam dan gelap mulai menghampiri dirinya.

*********

"Arghhh...." Arka meringis memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri. Bahkan seluruh badannya terasa nyeri dan berat seolah dihantam ribuan karung beras.

"Eh, nyawa lo masih bisa berharga kan?" tanya sebuah suara yang samar-samar Arka dengar.

Arka mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru tempat. Hal yang pertama kalinya ia rasakan adalah hembusan angin yang menerpa wajah tampannya.

Kepala laki-laki itu masih pusing dan penglihatannya juga masih belum terkumpul sempurna. Justru yang terlihat hanyalah sebuah ayunan dan prosotan besi yang berada di samping kanan dan kirinya. Apa laki-laki itu sudah berada di rumah malaikat? Itulah yang ada dipikiran Arka sekarang. Oh tidak, ia harus kembali. Tapi yang aneh, dari mana asal suara tadi?

"Gue ada di mana?" tanya Arka bingung.

"Di neraka." sahut suara itu lagi.

Mata Arka sukses membulat sempurna. Dengan susah payah ia membangunkan tubuhnya agar bisa terduduk di atas rumput.

Ini tidak lucu. Ia harus kembali. Ia tidak boleh ada di neraka. Bagaimana jika Ayah dan Bunda melupakan dirinya? Bagaimana jika Ayahnya mencoret namanya dari penerimaan hak waris? Nanti yang keenakan saudara kembarnya.

Saat ia berhasil berhasil terduduk di atas rumput, matanya tak sengaja menangkap sosok gadis yang duduk manis di atas sebuah kursi besi. Sejak kapan gadis itu datang? Kenapa Arka tidak menyadari kalau ada gadis yang duduk sejak tadi di hadapannya?

Di bawah sinar rembulan yang remang-remang serta bintang yang menyinari langit, Arka dapat melihat mata indah milik gadis itu.

"Lo siapa?"

Gadis itu mendengus menatap Arka dengan ekspresi datar.

"Malaikat," jawabnya dengan datar juga.

"Malaikat??" cicit Arka ngeri. Apa benar ia akan bertemu dengan Tuhan sebentar lagi? Tidak, itu tidak boleh sampai terjadi. Ia harus menunda dan meminta dispensasi kepada malaikat yang satu ini.

"Malaikat, boleh nggak gue matinya di pending dulu? Kasian Bunda gue nanti nyariin anak gantengnya ini."

Gadis itu memutar bola matanya malas ke titik laki laki yang berdiri di depan nya itu. Menurutnya Arka itu benar-benar aneh. Pelipisnya sudah mengeluarkan darah tapi masih sempat-sempatnya berkata konyol seperti itu.

"Karena lo udah sadar, gue balik dulu."

Gadis berambut sebahu yang dikuncir satu itu berdiri lalu mengambil tas selempangnya dan mengalungkannya di pundak.

"Telepon orang terdekat lo dan suruh dia jemput lo di taman first love."

Setelah mengatakan hal itu, sang gadis melangkahkan kakinya meninggalkan Arka yang masih terdiam melongo. Banyak pertanyaan yang berserakan di kepalanya. Siapa gadis itu? Kenapa ia bisa berada di sini bersama gadis itu?

Di balik wajah herannya Arka tersenyum kecil.

"Jadi ternyata dia malaikat penyelamat gue."

*******

Hallo semua.

Ini adalah project pertama yang LGS_Community keluarkan.

Berawal dari kegabutan sampai akhirnya kami memutuskan untuk colleb cerita yang langsung di sponsori oleh anggota LGS,wkwk.

Semoga project pertama kami ini bisa di terima dengan baik oleh kalian.
Maaf, jika masih banyak kekurangan dari cara penulisan kami.

Saran dan Kritik sangat di perlukan.

Salam hangat.
Kami dari LGSCOMMUNITY


OchieTelekinetics
chiqueletta
GintarSudarso
Nrazhzh

Dan beberapa anggota LGS yang tidak kami sebutkan namanya 🙏🙏

Falling In Love At first SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang