Episode 2 ~ Aku Seorang Gisaeng

803 146 123
                                    

"Dewa, Takdir dan apa yang kuyakini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dewa, Takdir dan apa yang kuyakini. Nyatakah semua itu? Lantas bagaimana aku menanak kembali irisan harap yang sudah buntu? Sedang, kehendakku hanya sebatas status yang perlahan hancur, berhambur lebur."

***

A POEM : The Eye Clause
Episode 2 ~ Aku Seorang Gisaeng

Dinasti Joseon, 1460

Era dimana perebutan tahta kerajaan sedang memanas dan menjadi puncak konflik yang telah menewaskan beberapa ahli sejarah dan penjabat kerajaan. Rakyat Joseon bahkan sampai menyebut bahwa tahun itu merupakan tahun kutukan, dimana Sang Raja Agung, Lee Gyeong akan menghukum mati siapapun yang terlibat dalam rencana pemberontakan.

Akibatnya, selama kurun dua tahun, kerajaan mengalami perubahan besar-besaran baik dalam sistem pemerintahan maupun hukum yang berlaku, dimana salah satunya yang paling menjadi perhatian dunia adalah, Raja Lee Gyeong mengubah garis keturunan Kerajaan untuk dirinya sendiri. Yakni, hanya keturunan langsungnya lah yang berhak menduduki tahta kerajaan. Selain itu, status Raja menduduki hirarki tertinggi dengan dibawahnya kelas Aristokrat dan para penjabat negara. Dibawahnya lagi ada kelas rakyat dan petani, lalu Para Gisaeng menduduki kelas paling rendah.

Hal itu menyebabkan peperangan hampir terjadi disetiap musim. Tak ayal peperangan itu tercipta karena keluarganya sendiri, yakni sang adik Pangeran bermarga sama, melakukan pemberontakan karena Raja dianggap telah memutus rantai pemimpin yang tidak seharusnya diganti. Namun meski begitu, sistem Kerajaan masih menapak kuat.

Lima belas tahun berlalu, ketika Raja Agung Lee Gyeong meninggal karena penyakit diusia 53 tahun dan digantikan oleh Putera pertamanya, Lee Kwang. Raja Agung Lee Kwang dikenal sebagai Raja yang bijaksana dan cerdas. Dia merubah kelas rakyat dan petani dibawah kerajaan langsung demi kesejahteraan. Dia juga melegalkan pekerjaan Gisaeng untuk menghibur para bangsawan. Selain membolehkan mereka untuk melakukan pekerjaan di bidang lain.

Sebagian besar, kini Gisaeng dipekerjakan di Istana dan bisa mendapatkan pendidikan yang sebelumnya tak pernah mereka dapatkan. Gisaeng mendapat pelatihan ketat dan mahir dibidang seni, musik, menari, melukis, menulis dan membaca sajak. Mereka juga dibekali tatak rama. Tapi, walau begitu mereka sering diremehkan karena status sosialnya yang masih dianggap rendah.

Kerajaan semakin menapai puncaknya karena sejumlah pencapaian yang gemilang. Sistem pertahanan, perdagangan dan kerja sama dengan negara lain terjalin dengan baik. Raja Lee Kwang telah berhasil membangun citra baik dari pemerintahan sebelumnya. Namun, desas-desus bahwa garis keturunannya yang telah cacat, masih menjadi misteri di kalangan penduduk Joseon. Yakni, Putera Mahkota pertama yang tiba-tiba menghilang tanpa kabar selama lima tahun lamanya, digadang-gadangkan telah meninggal.

A POEM : The Eye ClauseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang