Siapa Dia

12 2 3
                                    


Ku berlari di lobi rumah sakit menuju atap. Tanpa mempedulikan orang disampingku. Ku masih tak percaya akan hal ini.

Sertelah ku sampai di atap ku ingin meloncat dari gedung rumah sakit itu. namun suara keras kala itu datang menghapiriku menampar wajahku. Dan memelukku erat seakan tak ingin ku meloncat

"kau harus hidup, kau harus hidup walau bukan untuk aku. Hiduplah untuk orang lain. Bukan karna ku akan segera pergi kau seenaknya begini. Tetaplah hidup walau bukan untuk aku. Jangan mati jangan mati aku ingin tetap berasamamu. Walau ku tak di dunia ini. Penyakitku ini tidak bisa disembuhkan lagi" katanya sambil memegang kerah bajuku

"hei berjanjilah setelah ku pergi kau tak menangisi kepergianku. Aku aku sangat mencintaimu vin"

3 bulan sebelum itu

Hari pertama ku sebelum masuk SMA setelah sekian lama libur semester. Ya aku adalah seorang siswi SMA kelas 1. Namaku Vina Aura putri. Anak ke 1 dari 2 bersaudara. Kehidupan sehari hariku penuh akan ketidak nyamanan aku membenci semua laki laki. Kehidupan percintaan ku hancur karna seseorang dan hingga saat itu aku tak pernah lagi kenal apa itu cinta. Yah kebanyaan temanku adalah cewe atau bisa disebut aku adalah orang yang susah untuk berteman

Suatu hari setelah pulang sekolah aku menemukan sebuah surat di loker mejaku. Surat yang tidak dikenal entah dari mana. Dan penulis itu hanya memberi kata sandi bukan sebuah nama. Isi surat itu ia ingin aku berkenalan dengan ia. Namun bukan saat ini

Ia menuliskan nomer teleponnya. Tapi angka terahir dari nomer telepon itu harus ku pecahkan sendiri

"ada apa vin ? kok bengong dapet surat cinta ya ?" tanya Marsya

" ngak jelas nih surat apa, huff dia Cuma nulis nomer telepon tapi nomer nya berupa sandi. Kau tau ini maksudnya apa ?" tanyaku

"oh itu waw bisa seunik itu nomernya. Ntar kita bahas di taman mau ?"

"hmmmmmmm aku ngak bisa marsya. Aku harus anter barang hmmmmm bagaimana kalau Lewat Whass app ?"

" ok deh yaudah aku akan hubungi km nanti ya vin. Babay"

Malam itu aku berusaha untuk memecahkan kata kata itu

" hah emang ada ya nomer yang pakek kata L0V3. Nomernya indah banget. Pasti yang punya nomer ini buaya. Huff apakah aku haru hubungi dia"

Kringg.........kringgg........ kring.......

Suara telepon rumah aku pun menggangkatnya dan didalam percakapan itu aku berbicara dengan seorang dokter dan dokter itu mengatakan bahwa ada seorang pasien yang ingin bertemu dengannya. Namun pasien itu pergi ke rumahnya. Lalu aku menengok ke jendela ada sesosok yang memakai pakaian serba hitam. Dan seolah menungguku di gerbang rumahku

Aku pun langsung menutup jendela dan langsung belari ke kamar dan menghubungi dokter itu namun selalu saja tidak bisa tersambung.

Ku lihat surat itu lagi namun setelah ku perhatikan baik baik surat itu terdapat bercak darah. Pikiranku lansung traveling. Diriku langsung berpikir apakah aku sedang diteror.

Namun ku berusaha untuk tidur dan tidak memikirkan hal itu.

Keesokaannya aku pergi ke sekolah namun setelah aku masuk. Aku pun berjalan ke kelas untuk bertemu marsya. namun hal aneh terjadi. Di depan kelas semua orang tertahan seakan tak percaya apa yang mereka lihat.

Aku pun menghampiri mereka. Namun setelah ku lihat aku pun ikut tertahan.

Di mejaku banyak sekali bercak darah seakan ada seseorang yang sengaja mempermainkan kami. Setelah itu pak guru datang dan menyuruh untuk mengepel darah itu. pak guru juga mengikuti bercak darah itu. dan aneh nya bercak darah itu berhenti di toilet. Namun hal yang tak terduga pun terjadi. Di toilet banyak sekali darah yang berceceran entah apa maksud semua ini.

Pak guru pun menyuruhku kembali ke kelas dan beres beres dan akan memulangkan seluruh siswa agar hal tak diingingin tidak terjadi. Aku pun segera kembali ke kelas

"Vin....... vina ada surat di laci mejamu lagi." Kata marsya

"surat apa ?"

Setelah ku buka surat itu berisi "kenapa kau tidak menemui kemarin !" lalu ku buang surat itu.

Marsya berusaha menenangkan ku. Dan membawa ku ke kantin. Tiba tiba kak Raditya datang. Dan ia menghapiri kami dikaranekan Marsya memangilnya

"ada apa marsya ?. eh BTW kelasmu kenapa ramai sekali? Hingga ada penggumuman hari ini semua siswa diliburkan ?" tanya kak Raditnya

"ntah lah dya. Aku pun tak tau. Tiba tiba ada bercak darah di sepanjang kelasku ke kamar mandi. Eh BTW kau dari mana aja kok sampai berita kek gini ngak tau?" jawab Marsya

"ooooo. Hummmmm aku dari lapangan basket sih. Tuh ngelatih anak anak kan 1 minggu lagi mereka akan lomba. Eh BTW ini temenmu ?" tanyanya

"iya aku temen marsya. Namaku vina" jawabku

"owh vina yang kemarin juara lomba puisi 17 agustusan itu kan ?. waw puisimu bagus. Kamu jadi cewe kesukaan kelasku loh" candanya sambil memakan roti yang ia beli

Aku pun Cuma tersenyum kecil dan masih memikirkan hal yang terjadi tadi pagi. Sedangkan mereka berdua berbincang ria. Aku pun Cuma menyimak.

Tak lama bel pun berbunyi dan semua siswa siswi dipulangkan dan diliburkan 1 hari sampai masalah ini terpecahkan.

MY LAST TIME ALIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang