Tante Amelia

51 7 4
                                    

Pagi ini pelangi diantar oleh tante Amel mengambil ijazah ke sebuah sekolah SMU negeri terkenal di kota Surabaya. Hari yang Pelangi tunggu karena dengan ijazah itu, dia berharap bisa keluar dari rumah besar tantenya.

"Ikut Tante ke mall dulu beli baju. Nanti malam temani Tante bertemu tamu dari Jakarta." Perintah tante Amel pada Pelangi ketika sudah di parkiran sekolah.

"Iya te." Pelangi sambil menutup pintu mobil.

Ijazah yang diterimanya tadi, langsung diserahkan oleh kepala sekolah kepada tante Amel. Ia melirik tante yang sudah mengasuhnya dari bayi yang sedang fokus mengendarai mobil Toyota Vellfire nya menuju ke sebuah mall besar. Pelangi masih menimbang-nimbang apa akan menyampaikan keinginannya sekarang atau harus tertunda dulu.

Memasuki sebuah butik, Tante Amel bergerak cepat. Ia seperti sudah diburu waktu. Memilih beberapa dress untuk dirinya dan pelangi tentunya.

"Tante, untuk apa beli sebanyak ini? Bukannya satu saja cukup." Protes Pelangi kepada tante Amel.

"Untuk jaga-jaga. Nanti kamu akan sering memakai dress-dress cantik itu." Tante Amel sambil melakukan pembayaran di kasir. Pelangi hanya menunggu tantenya selesai, ia belum paham maksud dari ucapan Tante Amel.

Cukup lama Tante Amel berbelanja ini itu dengan alasan yang sama. Tanpa perdebatan lagi, akhirnya pelangi hanya diam dan mengikuti apa yang dititahkah Tante Amel padanya.

Puas berbelanja, Tante Amel mengajak pelangi ke sebuah salon spa langganannya. Beberapa kali Pelangi pernah datang ke tempat ini bersama dengan Tantenya itu.

"Tante, Pelangi ikut spa juga?"

"Tentu, sudah sana masuk."

Sebuah pesan singkat dari pelanggan VIP nya memberi tahu jika ia sudah sampai di Bandara Juanda, ia menagih janji Tante Amel untuk membawakan 'barang baru' yang menurut Tante Amel masih fresh.

Tante Amel membalas pesan itu dengan sumringah. "Bersabarlah, aku sedang membawanya ke spa agar bisa tampil memukau malam ini. Tarif khusus yang kuminta sesuai dengan yang kau dapat."

Tentu saja, uang 2M yang diminta Tante Amel kepada pengusaha kaya asal Jakarta bukan angka yang main-main. Dengan senang hati Tante Amel menerima transferan uang tanda jadi dari pengusaha itu. Uang yang dikeluarkannya untuk membelikan baju dan beberapa barang lainnya untuk Pelangi sudah tergantikan berkali lipat.

"Tante, nanti ditemani sama Tante juga khan? Pelangi takut kalau sendirian." Jawab pelangi ketika diminta Amel untuk menemani makan malam tamunya.

"Iya, sama Tante." Tentu saja, tapi setelah makan malam, Amel akan membiarkan gadis itu sendiri.

Jam menunjukkan pukul empat sore, Amel dan Pelangi sudah sampai di rumah di kawasan elit Surabaya. Rumah besar dua lantai ini juga dihuni beberapa anak asuh tante Amel. Mereka akan bekerja pada malam hari hingga pagi dini hari.

"Pergunakan waktumu dengan baik untuk istirahat, jam tujuh kamu harus siap ikut Tante." Titah Tante Amel ketika Pelangi hendak masuk ke kamarnya.

"Iya Tante."

Pelangi masuk ke kamarnya, ia merebahkan badannya yang lelah mengikuti kemana Tante Amel pergi. Hari ini, ia berusaha menghilangkan kecemasannya dengan tugas dari Tante Amel malam ini. Yang sudah-sudah sih memang hanya makan malam dan menemani karaoke di tempat Tante Amel sendiri. Pelangi tidak tahu, apakah malam ini akan sama dengan beberapa kali ia menemani tamu dari luar kota seperti biasanya.

Sempat tertidur, Pelangi terhenyak dengan ketukan pintu kamarnya yang membuat telinga nya berdenging. Beranjak dari ranjangnya, ia membuka pintu kamar.

"Lhooo, benar khan kamu belum siap. Nggie, cepat mandi sana. Tamunya bentar lagi datang lho." Tante Amel kesal.

"Maaf te, nggie ketiduran." Mengusap matanya yang masih mengantuk.

"Setengah jam lagi Tante balik." Amel meninggalkan kamar nggie dengan muka masam. Dia tidak boleh gagal kali ini.

Menutup pintu kamarnya, Pelangi segera mandi. Dia mengikuti perintah tante Amel agar memakai dress yang dibelikan tadi lengkap dengan aksesoris dan tas nya.

Pelangi memilih keluar dari kamar setelah bersiap, ia tidak mau Tante Amel marah. Di lantai satu sudah siap beberapa wanita yang setiap malam bekerja dengan Tantenya di tempat karaoke. Ia memilih menyapa sebentar lalu ke kamar Amelia.

"Nggie, ayo." Ternyata tante Amel sudah diujung ruangan duduk di sofa menunggu Pelangi.

"Iya te." Ia bergegas menyusul Amelia menuju garasi.

"Pelangi memang cantik, body nya gak ada bedanya dengan almarhum ibunya." Guman Amelia dalam hati sambil memperhatikan Pelangi membetulkan riasannya. Ia tidak mau mengecewakan Tante Amel yang sudah membesarkan dirinya.

Lady's NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang