My Sweety

21 4 0
                                        

Setelah ibadah subuhnya, Bayu meninggalkan villa menuju Surabaya. Janjinya semalam kepada sweety  untuk menemani ke makam benar adanya. "Ah, aku tidak tahu hubungan macan apa antara aku dan gadis itu. Anak itu berhasil membuat hatiku seperti taman bunga,"

"Pak, bu Maya telepon," Asisten Bayu yang setia menemaninya kemanapun menyerahkan ponsel.

"Hallo May, ada apa?"

"Mas pulang kapan?"

"Besok, kamu jadi ketemu mama?"

"Ini lagi sama mama."

"Oke, aku perjalanan ke Surabaya. Nanti aku hubungi lagi,"

"Iya mas, hati-hati,"

Sambungan telepon ditutup, Bayu teringat janjinya untuk pulang besok. Tidak rela rasanya berjauhan kembali dengan sweety. "Yud, besok pesawat jam berapa?"

"Malam pak jam 7 an,"

"Oke, besok setelah meeting pagi ada jadwal apalagi?"

"Free pak, apa mau dimajukan?"

"Tidak, kau sudah siapkan yang kuminta?"

"Sudah pak,"

Perjalanan menuju Surabaya lebih cepat karena memang masih pagi dan Bayu sudah tidak sabar bertemu Sweety. "Pasti masih tidur,"

Bayu menghubungi Amelia untuk menanyakan keadaan Pelangi. Ia berharap gadis kecil itu tidak menolaknya. "Biarkan aku mendekatinya perlahan, kau cukup bantu dia saja Mel,"

"Baiklah, sepertinya anak itu masih tidur. Biasanya setelah subuh dia tidur lagi jika tidak ada kegiatan,"

"Biarkan saja, aku mau istirahat dulu di hotel, nanti Yudi akan memberimu kabar lagi,"

"Oke,"

Hari ini, Amelia sengaja memerintahkan ART yang bekerja di rumahnya untuk bersih-bersih dan menyiapkan beberapa kudapan untuk menyambut kedatangan Bayu. Tamunya ini memang lebih istimewa dibandingkan pelanggan VIP lainnya, apalagi memang jika bukan karena Bayu menyokong keuangan Amelia tidak tanggung-tanggung.

Pelangi mengerjapkan matanya perlahan, mengumpulkan kesadarannya ia melirik jam di dinding menunjukkan pukul tujuh pagi. Hari ini, ia lebih bersemangat karena akan mengunjungi makam kedua orang tuanya. Ia membersihkan diri sebelum turun, ia yakin tantenya sudah sibuk di bawah. Selalu seperti itu jika Bayu akan datang mengunjunginya.

"Kak, liat te Mel?" Pelangi yang sudah dandan cantik menuruni anak tangga mencari tantenya.

"Ada di dapur dek," Indah yang sedang sibuk dengan beberapa dokumen di meja menjawab tanpa menoleh.

"Oke kak, makasih,"

"Nggie, ayo sarapan dulu," Amelia yang baru datang memanggil keponakannya yang berjalan ke arah dapur.

"Iya, te dari mana?"

"Itu tadi beli jajanan di pasar pagi, ayo sarapan dulu," Menyerahkan bungkusan kue kepada mbok nah, ia mengajak Nggie duduk di meja makan.

"Nggie, om Bayu datang jam 10 an. Tadi dia telepon,"

"Iya te,"

"Jangan ngrepotin dia, bersikap yang baik ya," nasehat Amelia sambil menaruh kuah bubur ayam.

"Iya te,"

"Habisin,"

Mereka makan dalam diam, Amelia sendiri sudah mendatangi makam adiknya mendahului Pelangi tadi pagi. Walaupun bagaimana, kematian ibunda Pelangi membuat gadis itu dan Amelia terluka.

Lady's NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang